Pengertian
Komunikasi Pendidikan
Kata
“komunikasi” berasal dari kata latin cum, yaitu kata depan yang berarti
dengan dan bersama dengan, dan unus, yaitu kata bilangan yang berarti
satu. Dari kedua kata itu terbentuk kata benda communio yang dalam
bahasa Inggris menjadi communion dan berarti kebersamaan, persatuan,
persekutuan, gabungan, pergaulan, hubungan. Untuk bercommunio, diperlukan usaha
dan kerja. Dari kata itu dibuat kata kerja communicare yang berarti
membagi sesuatu dengan seseorang, memberikan sebagian kepada seseorang,
tukar-menukar, membicarakan sesuatu dengan seseorang, memberitahukan sesuatu
kepada seseorang, bercakap-cakap, bertukar pikiran, berhubungan, berteman. Kata
kerja communicare itu pada akhirnya dijadikan kata kerja benda communication,
atau bahasa Inggris communication, dan dalam bahasa Indonesia
diserap menjadi komunikasi. Berdasarkan berbagai arti
kata communicare yang menjadi asal kata komunikasi, secara harfiah
komunikasi berarti pemberitahuan, pembicaraan, percakapan, pertukaran pikiran,
atau hubungan.
Komunikasi
adalah inti semua hubungan sosial, apabil orang telah mengadakan hubungan
tetap, maka sistem komunikasi yang mereka lakukan akan menentukan apakah sistem
tersebut dapat mempererat atau mempersatukan mereka, mengurangi ketegangan atau
melenyapkan persengketaan apabila muncul.
Berbagai
macam definisi komunikasi yang dikemukakan orang-orang untuk memberikan batasan
terhadap apa yang dimaksud komunikasi, sesuai dari sudut pandang mereka.
Berikut ini disajikan beberapa definisi menurut pandangan para tokoh mengenai
komunikasi.
Hovland, Janis
dan Kelley
Hovland, jenis
dan Kelley seperti yang dikemukakan oleh forsdale (1981) adalah ahli sosiologi
Amerika, mengatakan bahwa komunikasi adalah proses individu mengirim stimulus
yang biasanya dalam bentuk verbal untuk mengubah tingkah laku orang lain. Pada
definisi ini mereka mengganggap bahwa komunikasi merupakan suatu proses.
Forsdale
Menurut Louis
Forsdale (1981), ahli komunikasi dan pendidikan, mengatakan bahwa
komunikasi adalah suatu proses memberikan signal menurut aturan tertentu,
sehingga dengan cara ini suatu sistem dapat didirikan, dipelihara, dan diubah.
Pada definisi ini komunikasi juga dipandang sebagai suatu proses.
Brent D. Ruben
Brent D. Ruben
(1988) memberikan definisi mengenai komunikasi manusia yang lebih komprehensif
sebagai berikut: komunikasi manusia adalah suatu proses melalui individu dalam
hubunganya, dalam kelompok,dalam organisasi dan dalam masyarakat menciptakan,
mengirimkan dan menggunakan informasi untuk mengkoordinasi lingkunganya dengan
orang lain.
Pada definisi
ini komunikasi juga dikatakan sebagai suatu proses yaitu suatu aktivitas yang
mempunyai beberapa tahap yang terpisah satu sama lain tetapi berhubungan.
Misalnya kalau kita igin berpidato di depan umum sebelum berpidato tersebut
kita telah melakukan serentetan sub-aktivitas seperti membuat perencanaan,
menentukkan tema pidato, mengumpulkan bahan, melatih diri di rumah,baru
kemudian tampil berpidato didepan umum.
William J
Seller
Seiler (1988)
memberikan definisi komunikasi yang lebih bersifat universal. Dia mengatakan
komunikasi adalah proses dengan mana symbol verbal dan nonverbal dikirimkan,
diterima, dan diberi arti.
Dari definisi
ini proses komunikasi sangat sederhana, yaitu megirim dan menerima pesan tetapi
sesungguhnya komunikasi adalah suatu fenomena yang kompleks yang sulit dipahami
tanpa mengetahui prinsip dan komponen yag penting dari komunikasi tersebut.[3]
Hardjana
Menurut
Hardjana, dalam sudut pandang pertukaran makna, komunikasi dapat didefinisikan
sebagai proses penyampaian makna dalam bentuk gagasan atau informasi dari
seseorang kepada orang lain melalui media tertentu.
Onong Uchajana
Effendi
Onong Uchajana
Effendi merumuskan komunikasi sebagai proses pernyataan manusia. Hal yang
dinyatakan itu adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan
menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya. Dalam bahasa komunikasi, pernyataan
disebut sebagai pesan (message). Orang yang menyampaikan pesan disebut
komunikator (communicator). Sedangkan, orang yang menerima pernyataan disebut
komunikan (communicatee). Tegasnya komunikasi berarti proses penyampaian pesan
oleh komunikator kepada komunikan.
Secara
sederhana, komunikasi pendidikan dapat diartikan sebagai komunikasi yang
terjadi dalam suasana pendidikan. Dengan demikian, komunikasi pendidikan adalah
proses perjalanan pesan atau informasi yang merambah bidang atau
peristiwa-peristiwa pendidikan. Proses pembelajaran pada hakikatnya
adalah proses kounikasi, penyampaian pesan dari pengantar ke penerima. Pesan
yang disampaikan berupa isi/ajaran yang dituangkan ke dalam simbol-simbol
komunikasi, baik verbal maupun non-verbal.
Fungsi Komunikasi
Adapun fungsi
komunikasi, sebagai berikut:
Informasi
: pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran berita, data, gambar, fakta
dan pesan opini dan komentar yang dibutuhkan agar dapat dimengerti dan beraksi
secara jelas terhadap kondisi lingkungan dan orang lain agar dapat mengambil
keputusan yang tepat.
Sosialisasi
(pemasyarakatan) : penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang
bersikap dan berpengetahuan yang memungkinkan orang bersikap dan bertindak
sebagai anggota masyarakat yang efektif sehingga ia sadar akan fungsi sosialnya
sehingga ia dapat aktif di dalam masyarakat.
Motivasi
: menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek maupun jangka panjang,
mendorong orang menentukan pilihannya dan keinginannya, mendorong kegiatan individu
dan kelompok berdasarkan tujuan bersama yang akan dikejar.
Perdebatan
dan diskusi : menyediakan dan saling menukar fakta yang diperlukan untuk
memungkinkan persetujuan atau menyelesaikan perbedaan pendapat mengenai masalah
publik, menyediakan bukti-bukti yang relevan yang diperlukan untuk kepentingan
umum agar masyarakat lebih melibatkan diri dalam masalah yang menyangkut
kepentingan bersama di tingkat nasional dan lokal.
Pendidikan
: pengalihan ilmu pengetahuan sehingga mendorong perkembangan intelektual,
pembentuk watak dan pendidikan ketrampilan dan kemahiran yang diperlukan pada
semua bidang kehidupan.
Memajukan
kebudayaan : penyebaran hasil kebudayaan dan seni dengan maksud melestarikan
warisan masa lalu, perkembangan kebudayaan dengan memperluas horison seseorang,
membangun imajinasi dan mendorong kreativitas dan kebutuhan estetikanya.
Hiburan:
penyebarluasan sinyal, simbol, suara, dan image dari drama, tari, kesenian,
kesusasteraan, musik, olah raga, permainan dan lain-lain untuk rekreasi kesenangan
kelompok individu.
Integrasi
: Menyediakan bagi bangsa, kelompok dan individu kesempatan untuk memperoleh
berbagai pesan yang merka perlukan agar mereka dapat saling kenal dan mengerti
dan menghargai kondisi, pandangan dan keinginan orang lain.
Tujuan
Komunikasi
Dalam
kehidupan kita sehari-hari apalagi kalau kita sebagai seorang pejabat atau
pimpinan maka kita sering berhubungan dengan masyarakat. Dalam hal ini kita
betujuan unuk menyampaikan informasi dan mencari informasi kepada mereka, agar
apa yang ingin apa yang kita sampaikan atau kita minta dapat dimengerti
sehingga komunikasi yang kita laksanakan dapat tercapai.
Pada umumnya
komunikasi dapat mempunyai beberapa tujuan antara lain :
1.
Supaya
yang kita sampaikan itu dapat dimengerti. Sebagai pejabat ataupun komunikator
kita harus menjelaskan kepada omunikan (penerima) atau bawahan dengan
sebaik-baiknya apa yang kita maksutkan.
2.
Memahami
orang lain.
3.
Kita
sebagai pejabat atau pimpinan harus mengetahui benar aspirasi masyarakat
tentang apa yang diinginkannya, jangan mereka menginginkan arah untuk pergi ke
Barat tetapi kita memeberikan jalan kearah Timur.
4.
Supaya
gagasan kita dapat diterima oleh orang lain. Kita harus berusaha agar gagasan
kita dapat dierima oleh orang lain dengan pendekatan yang persuasive bukan
memaksakan kehendak.
5.
Menggerakkan
orang lain untuk melakukan sesuatu. Menggerakkan sesuatu itu dapat
bermacam-macam, mungkn berupa kegiatan. Kegiatan yang dimaksut disini adalah
kegiatan yang lebih banyak mendorong, namun yang penting harus diingat adalah
bagaimana cara yang baik untuk melakukannya.
Jadi secara
singkat dapat kita katakana bahwa komunikasi itu bertujuan : mengharapkan
pengertian, dukungan gagasan dan tindakan. Setiap kali kita bermaksud
mengadakan komunikasi maka kita perlu meneliti apa yang menjadi tujuan kita.
Tujuan kita tersebut :
1.
Apakah
kita ingin menjelaskan sesuatu kepada orang lain. Ini dimaksudkan apakah kita
mengiginkan supaya orang lain mengerti dan dapat memahami apa yang kita
maksudkan.
2.
Apakah
kita ingin supaya orang lain menerima dan mendukung gagasan kita. Dalam hal ini
tentunya cara penyampaian akan berbeda dengan cara yang dilakukan diatas.
3.
Apakah
kita ingin supaya orang lain tersebut mengerjakan sesuatu atau supaya mereka
mau bertindak.
Unsur-Unsur
Komunikasi Pendidikan
Adapun unsur-unsur komunikasi yang terdapat dalam
dunia pendidikan adalah sebagai berikut:
a) Manusia
Manusia yang bertindak sebagai penyimpan, pengolah,
penyaji, dan penerima pesan. Dalam hal ini terdapat pendidik yang bertugas
sebagai komunikator yang menyampaikan informasi kepada murid dan peserta didik
yang bertugas sebagai komunikan yang menerima informasi.
c) Materi Pendidikan
Ajaran/informasi yang diteruskan oleh komponen lain
dalam bentuk ide, fakta, arti, dan data. Contoh: semua bidang studi seperti
IPS, IPA, Bahasa, Politik, Ekonomi, Logika, Etika, Kesehatan, dll.
d) Alat
Banyak tokoh teknologi pendidikan yang mengemukakan
bahwa belajar akan berhasil jika hasil belajar itu memberikan rasa senang
kepada diri anak. Dan salah satu penunjang yang dapat memunculkan rasa senang
tersebut adalah sarana ataupun alat yang digunakan. Adapun alat-alat persebut
adalah dapat dicontohkan sebagai berikut[6]:
ü Papan tulis
Papan tulis digunakan di setiap kelas
ü Bulletin board dan display
Alat ini biasanya dibuat secara khusus dan digunakan
untuk mempertontonkan pekerjaan siswa, gambar-gambar, poster, atau objek
berdimensi lain.
ü Gambar dan ilustrasi fotografi
Gambar ini tidak diproyeksikan, terdapat di sekitar
kita dan relatif mudah diperoleh untuk ditunjukkan kepada anak.
ü Slide dan filmstrip
Gambar yang diproyeksikan, dapat dilihat dan mudah
dioperasikan.
ü Film
Film pendidikan dianggap efektif untuk digunakan
sebagai alat bantu pengajaran.
ü Rekaman pendidikan (recording)
Dengan alat ini dapat mendengarkan cerita, pidato,
pengajian, dll.
ü Radio pendidikan
ü Televisi pendidikan
ü Peta dan globe
Penyajian fisual dari bumi yang berupa lembaran ataupun
berbentuk bola
ü Buku pelajaran
ü Alat teknologi pendidikan lainnya yang berupa
laboratorium bahasa, komputer, dan sarana prasarana lain penunjang pendidikan.
e) Metode dan Teknik
Prosedur rutin atau acuan yang disiapkan untuk
menggunakan bahan, peralatan, dll agar proses pembelajaran dapat disampaikan
dengan komunikasi yang sebaik-baiknya.
Contoh: pengajaran terprogram, belajar sendiri,
simulasi, permainan, tanya jawab, dll.
f) Lingkungan
Situasi sekitar atau tempat dimana peristiwa atau
pesan diterima.
Contoh: lingkungan fisik: gedung sekolah,
perpustakaan, laboratorium, pusat sarana belajar, studio, auditorium, museum,
taman, dll. Non fisik: penerangan, sirkulasi udara, dll.
Proses
Komunikasi
Dari pengertian
komunikasi sebaimana diuraikan diatas, tampak adanya sejumlah komponen dan
unsur yang dicakup dan merupakan persyaratan terjadinya komunikasi. Dalam
bahasa komunikasi komponen atau unsur adalah sebagai berikut:
1.
Source
(sumber)
Sumber adalah
dasar yang digunakan di dalam penyampaian pesan, yang digunakan dalam rangka
memperkuat pesan itu sendiri. Sumber dapat berupa orang, lembaga, buku, dan
sejenisnya. Dalam hal sumber ini yang perlu kita perhatikan kredibilitas
terhadap sumber (kepercayaan) baru, lama, sementara dan lain sebagainya.
Apabila kita salah mengambil sumber maka kemungkinan komunikasi yang kita
lancarkan akan berakibat lain dari yang kita harapkan.
2.
Komunikator
Komunikator
dapat berupa individu yang sedang berbicara, menulis, kelompok orang,
organisasi komunikasi seperti surat kabar, radio, televisi, film dan
sebagainya. Dalam komunikator menyampaikan pesan kadang-kadang komunikator
dapat menjadi komunikator. Syarat-syarat yang perlu diperhatikan oleh seseorang
komunikator adalah sebagai berikut:
a.
Memiliki
kredibilitas yang tinggi bagi komunikasinya.
b.
Ketrampilan
berkomunikasi.
c.
Mempunyai
pengetahuan yang luas.
d.
Sikap.
e.
Memiliki
daya tarik dalam arti ia memiliki kemampuan untuk melakukan perubahan
sikap/penambahan pengetahuan bagi/pada diri komunikasi.
3.
Message
(pesan)
Pesan adalah
keseluruhan daripada apa yang disamaikan oleh komunikator. Pada seharusnya
mempunyai inti pesan (pesan) sebagai pengaruh di dalam usaha mencoba mengubah
sikap dan tingkah laku komunikan. Pesan dapat disampaikan secara panjang lebar,
namun yang perlu diperhatikan dan di arahkan kepada tujuan akhir dari
komunikasi.
4.
Channel
(saluran)
Saluran
komunikasi selalu menyampaikan pesan yang dapat diterima melalui panca indera
atau menggunakan media.
5.
Communicant
(komunikan = penerima pesan)
Komunikan atau
penerima pesan dapat digolongkan dalam 3jenis yakni persona, kelompok dan
massa.
6.
Effect
(hasil)
Effect adalah
hasil aksir dari suatu komunikasi, yakni sikap dan tingkah laku orang, sesuai
atau tidak sesuai dengan yang kita inginkan. Jika sikap dan tingkah laku orang
lain sesuai, maka berarti komunikasi berhasil, demikian pula sebaliknya.
Model Komunikasi
Yang dimaksud
dengan model komunikasi adalah gambaran yang sederhana dari proses komunikasi
yang memperlihatkan kaitan antara suatu komponen komunikasi dengan komponen
lainya. Penyajian model dalam bagian ini dimaksudkan untuk mempermudah memahami
proses komunikasi dan melihat komponen dasar yang perlu ada dalam suatu
komunikasi.
1.
Model
lasswell
Model
komunikasi yang dikemukakan oleh Harold Laswell (Forsdale 1981), seorang ahli
ilmu politik dari Yale University. Dia menggunakan lima pertanyaan yang perlu
ditanyakan dan dijawab dalam melihat proses komunikasi, yaitu who (siapa), says
what (mengatakan apa), in which medium atau dalam media apa, to whom atau
kepada siapa, dan dengan what effect atau apa efeknya.
Bila dilihat
lebih lanjut maksud dari model lasswell ini akan kelihatan bahwa yang dimaksud
dengan pertanyaan who tersebut adalah menunjuk kepada siapa orang yang
mengambil inisiatif untuk memulai komunikasi.
Pertanyaan
kedua adalah says what atau apa yang dikatakan. Pertanyaan ini adalah
berhubungan isi komunikasi atau apa pesan yang disampaikan dalam komunikasi
tersebut.
Pertanyaan
ketiga adalah to whom. Pertanyaan ini maksudnya menanyakan siapa yang menjadi
audience atau penerima dari komunikasi atau dengan kata lain kepada siapa
komunikator berbicara atau kepada siapa pesan yang ia ingin disampaikan
diberikan.
Pertanyaan yang
keempat adalah through what atau melalui media apa. Yang dimaksud dengan media
adalah alat komunikasi, seperti berbicara, gerakan badan, kontak mata,
sentuhan, radio, televisi, surat,buku dan gambar.
Pertanyaan yang
terakhir adalah what effect atau efeknya dari komunikasi tersebut. Misalnya
sebuah sekolah swasta membuat iklan untuk mengkomunikasikan bahwa mereka akan
menerima murid baru. Sesudah iklan ini disiarkan beberapa hari, sudah berapa
orangkah yang telah mendaftar untuk menjadi murid. Jumlah orang yang mendaftar
ini adalah merupakan efek dari komunikasi.
2.
Model
Shannon
Model
komunikasi lain yang banyak digunakan adalah model komunikasi dari Claude
Shannon atau lebih dikenal dengan model Shannon Wever. Model ini berbeda dengan
model Lasswell mengenai istilah yang digunakan bagi masing-masing komponen.
a.
Sumber
informasi (Information Source)
Dalam
komunikasi manusia yang menjadi sumber informasi adalah otak. Pada otak ini
terdapat kemungkinan pesan yang tidak terbatas jumlahnya. Tugas utama dari otak
adalah menghasilkan suatu pesan dari berjuta-juta pesan yang ada.
b.
Transmitter
Langkah kedua
dari medel Shannon adalah memilih transmitter. Pemilihan transmitter ini
tergantung pada jenis komunikasi yang digunakan. Kita dapat membedakan dua
macam komuikasi yaitu komunikasi tatap muka dan komunikasi menggunakan mesin.
Pada komunikasi
tatap muka yang menjadi transmitternya adalah alat-alat pembentukan suara dan
dihubungkan dengan otot-otot serta organ tubuh lainnya yang terlibat dalam
penggunaan bahasa nonverbal. Sedangkan pada komunikasi yang menggunakan
mesin-mesin alat-alat komuniaksi yang berfungsi sebagai transmitter adalah alat
itu sendiri seperti, telpon,radio,televisi, foto dan film.
c.
Penyandian
(Encoding) pesan
Penyandian
(Ecoding) pesan diperlukan untuk mengubah ide dalam otak kedalam suatu sandi
ang cocok dengan transmitter. Dalam komunikasi tatap muka signal yang cocok
dengan alat-alat suara adalah berbicara. Signal yang cocok dengan otot-otot
tubuh dan indera adalah anggukan kepala, sentuhan dan kontak mata.
Pada komunikasi
yang menggunakan mesin, dimana alat-alat yang digunakan sebagai perluasan dari
indera, penyandian pesan juga berasal dar tubuh tetapi diperluas melalui jarak
jauh dengan transmitter. Misalnya radio adalah perluasan dari suara manusia,
televisi perluasan dari mata dan begitu juga dengan alat komuikasi lainnya.
d.
Penerima
dan decoding
Istilah Shannon
mengenai penerima dan decoding atau penginterpretasian pesan seperti berlawanan
dengan istilah penyadian pesan.
Pada komunikasi
tatap muka kemungkinan transmitter menyandikan pesan dengan menggunakan
alat-alat suara dan otot-otot tubuh. Penerima dalam hal ini alat-alat tubuh
yang sederhana yang sanggup mengamati signal. Misalnya telingan menerima dan
menguraikan sandi pembicaraan, mata menerima dan menguraikan sandi gerakan
badan dan kepala, kilatan mata dan signal lainnya yang dapat dilihat mata.
e.
Tujuan
(Destination)
Komponen
terakhir dari Shannon adalah destination atau tujuan yang dimaksud oleh si
komunikator. Destination ini adalah otak manusia yang menerima pesan yang
berisi bermacam-macam hal, igatan ata pemikiran mengenai kemungkinan dari arti pesan.
Penerima pesan telah menerima signal mungkin melalui pendengaran, penglihatan,
penciuman dan sebagainya kemudian signal itu diuraikan dan diinterpretasikan
dalam otak.
f.
Sumber
gangguan (Noise)
Dalam model
komunikasi Shannon ini terlihat adanya factor sumber gangguan pada waktu
memindahkan signal dari transmitter kepada si penerima. Misalnya pada waktu
anda berbicara dengan teman dijalan kedengaran suatu mobil lewat anak-anak
berteriak yang semuanya itu mengganggu pmbicaraan anda sesaat dan gangguan itu
dinamakan noise .
Untuk
menetralkan gangguan ini Shinnom mengemukakan empat cara seperti berikut:
·
Menambahkan
kekuatan dari signal
·
Mengarahkan
signal dengan tepat
·
Menggunakan
signal lain
·
Redudansi
3.
Model
Scraumn
Wilbur Scraumn
memberikan model proses komunikasi yang agak berbeda sedikit dengan dua model
sebelumnya. Dia memperlihatkan pentingnya peranan pengalaman dalam proses
komunikasi. Bidang pengalaman akan menentukan apakah pesan yang dikirimkan
diterima oleh si penerima sesuai dengan apa yang dimaksudkan oleh si pengirim
pesan.Schraumn mengatakan jika tidak ada kesamaan dalam bidang
pengalaman,bahasa yang sama,latar belakang yang sama, kebudayaan yang sama,
maka sedikit kemungkinan pesan yang diterima diinterpretasikan dengan benar.
Model ini sama dengan
model-model sebelumnya yaitu memperlihatkan proses komunikasi yang satu arah
dan tidak dua arah. Oleh karena Schraumn menyadari pentingnya balikan dalam
komunikasi, akhirnya menyempurnakan model ini menjadi model dua arah.
4.
Model
Berlo
Model yang dikembangkan
oleh David Berlo pada tahun 1960 hanya memperlihatkan proses komunikasi satu
arah dn hanya terdiri dari empat komponen yaitu sumber,pesan,saluran dan
penerima atau receiver. Akan tetapi pada masing-masing komponen tersebut ada
sejumlah factor kontrol.
Faktor
ketrampilan,sikap,pengetahuan,kebudayaan,dan sistem sosial dari sumber atau
orang yang mengirim pesan merupakan factor penting dalam menentukkan isi
pesan,perlakuan,atau treatment dan penyandian pesan.
Model
komunikasi Berlo disamping menekankan komunikasi sebagai suatu proses, juga
menekankan ide bahwa arti pesan yang dikirimkan pada orang yang menerima pesan
bukan pada kata-kata pesan itu sendiri. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa
interpretasi pesan terutama tergantung kepada arti dari kata atau pesan yang
ditafsirkan oleh si pengirim atau si penerima pesan dan bukan pada apa yang ada
dalam komponen pesan itu sendiri.
5.
Model
Seiler
William J.
Seiler (1988) memberikan model komunikasi dua arah dan bersifat lebih
universal.
Menurut Seiler source
atau pengirim pesan mempunyai empat peranan yaitu menentukan arti apa yang akan
dikomunikasikan,menyandikan arti kedalam suatu pesan, mengirimkan pesan dan
mengamati, dan bereaksi terhadap respon dari penerima pesan.
Model Seiler
ini disamping menekankan pentingnya balikan juga menekankan pentingnya factor
lingkungan dalam proses komunikasi yang dapat mempengaruhi hakikat dan kualitas
dari komunikasi. Misalnya adalah mudah melakukan pembicaraan secara rutin atau
pribadi pada lingkungan yang menyenangkan dari pada lingkungan yang hiruk pikuk
dan tidak menyenangkan. Beberapa lingkungan kadang-kadang mempercepat proses
komunikasi dan beberapa lingkungan seakan menghambat proses komunikasi.
Komponen Dasar
Komunikasi
Terdapat
empat komponen yang cenderung sama yaitu: orang yang mengirimkan pesan, pesan
yang akan dikirimkan, saluran atau jalan yang dilalui pesan dari si pengirim
kepada si penerima, dan si penerima pesan. Karena komunikasi merupakan proses
dua arah atau timbal balik maka komponen balikan perlu ada dalam proses
komunikasi. Dengan demikian, komponen dasar komunikasi ada lima yaitu; pengirim
pesan, pesan, saluran, penerima pesan dan balikan. Masing-masing komponen
tersebut akan dijelaskan kembali secara ringkas
1.
Pengirim
pesan
Pengirim
pesan adalah individu atau orang yang mengirim pesan. Pesan atau
informasi yang akan dikirimkan berasal dari otak si pengirim pesan. Oleh sebab
itu sebelum pengirim mengirimkan pesan, si pengirim harus menciptakan dulu
pesan yang akan dikirimkannya. Menciptakan pesan adalah menentukan arti apa
yang akan dikirimkan kemudian menyandikan/encode arti tersebut ke dalam
satu pesan. Sesudah itu baru dikirim melalui saluran.
2.
Pesan
Pesan
adalah informasi yang akan dikirimkan kepada si penerima. Pesan ini dapat
berupa verbal maupun non verbal. Pesan secara verbal dapat secara tertulis
seperti surat, buku, majalah, memo, sedangkan pesan yang secara lisan dapat
berupa, percakapan tatap muka, percakapan melalui telepon, radio dan
sebagainnya. Pesan yang nonverbal dapat berupa isyarat, gerakan badan, ekspresi
muka, dan nada suara.
3.
Saluran
Saluran
adalah jalan yang dilalui pesan dari si pengirim dengan si
penerima. Channel yang biasa dalam komunikasi adalah gelombang cahaya
dan suara yang dapat kita lihat dan dengar. Akan tetapi alat dengan apa cahaya
atau suara itu berpindah mungkin berbeda-beda. Misalnya bila dua orang
berbicara tatap muka gelombang suara dan cahaya di udara berfungsi sebagai
saluran. Tetapi jika pembicaraan itu melalui surat yang dikirimkan, maka
gelombang cahaya sebagai salura yang memungkinkan kita dapat melihat huruf pada
surat tersebut. Kertas dan tulisan itu sendiri adalah sebagai alat untuk
menyampaikan pesan. Kita dapat menggunakan bermacam-macam alat untuk
menyampaikan pesan seperti buku, radio, film, televisi, surat kabar tetapi
saluran pokoknya adalah gelombang suara dan cahay. Di samping itu kita juga
dapat menerima pesan melalui alat indera penciuman, alat pengucap dan peraba.
4.
Penerima
pesan
Penerima
pesan adalah yang menganalisis dan menginterpretasikan isi pesan yang
diterimanya.
5.
Balikan
Balikan
adalah respons terhadap pesan yang diterima yang dikirimkan kepada si pengirim
pesan. Dengan diberikannya reaksi ini kepada si pengirim, pengirim akan dapat
mengetahui apakah pesan yang dikirimkan tersebut diinterpretasikan sama dengan
apa yang dimaksudkan oleh si pengirim. Bila arti pesan yang dimaksudkan oleh si
pengirim diinterpretasikan sama oleh si penerima berarti komunikasi tersebut
efektif.
Prinsip
Komunikasi
Untuk
dapat memahami hakikat suatu komuniaksi perlu diketahui prinsip dari komunikasi
tersebut. Menurut Seiler (1988), ada empat prinsip dasar dari komunikasi yaitu
suatu proses, suatu sistemik, interaksi dan transaksi, dimaksudkan atau tidak
dimaksudkan. Masing-masing dari prinsip ini akan dijelaskan berikut ini.
1.
Komunikasi
adalah suatu proses
Komunikasi
adalah suatu proses karena merupakan suatu kegiatan yang terus menerus, yang
tidak mempunyai permulaan atau akhir dan selalu berubah-ubah. Komunikasi juga
bukanlah suatu barang yang ditangkap dengan tangan untuk diteliti. Komunikasi
menurut Seiler (1988) lebih merupakan cuaca yang terjadi dari bermacam-macam
variable yang kompleks dan terus berubah.
Komunikasi
juga melibatkan suatu variasi saling berhubungan yang kompleks yang tidak
pernah ada duplikat dalam cara yang persis sama yaitu : saling hubungan
diantara orang, lingkungan, ketrampilan, sikap, status, pengalaman, dan
perasaan, semuanya menentukkan komunikasi yang terjadi pada suatu waktu
tertentu. Misalnya cobalah anda ingat hubungan yang baru terjadi dengan
seseorang akhir-akhir ini. Bagaimana terjadinya hubungan itu? Apakah secara
kebetulan atau sengaja dipertemukan oleh teman atau anda sendiri yang
merencanakannya. Tidak ada hubungan yang terjadi dalam cara yang persisi sama
atau tidak ada komunikasi yang terjadi pengantara terjadinya hubungan itu yang
persis sama.
2.
Komunikasi
adalah sistem
Komunikasi
terdiri dari beberapa komponen dan masing-masing komponen tersebut mempunyai
tugasnya masing-masing. Tugas dari masing-masing komponen itu berhubungan satu
sama lain untuk menghasilkan suatu komunikasi. Misalnya pengirim mempunyai
peranan untuk menentukan apa informasi atau apa arti yang akan dikomunikasikan.
Setelah tau apa arti atau informasi yang akan dikirimkan, informasi tersebut
perlu diubah ke dalam kode atau sandi-sandi tertentu sesuai dengan aturannya
sehingga berupa suatu pesan. jadi komponen pesan ada kaitanya dengan komponen
pengirim. Bila pengirim pengirim tidak benar menyandikan arti yang akan
dikirim, maka terjadilah pesan itu kurang tepat. Kurang tepatnya pesan yang
dikirimkan akan mempengaruhi komponen penerima dalam menginterpretasikan isi
pesan sehingga si penerima mungkin juga akan salah dalam
menginterpretasikannya. Kaitan komponen pesan dengan saluran misalnya bila
pesan disampaikan dengan lisan maka gelombang suara adalah sebagai saluran dan
ini juga akan berkaitan dengan si penerima dalam mengikuti pesan yang harus
menggunakan pendengarannya dalam menrima pesan tersebut. Begitulah, antara satu
komponen dengan komponen yang lain saling berkaitan dan bila terdapat gangguan
pada satu komponen akan berpada proses komunikasi secara keseluruhan.
3.
Kominikasi
bersifat interaksi dan transaksi
Yang
dimaksud dengan istilah interaksi adalah saling bertukar komunikasi misalnya
ada orang yang berbicara kepada temannya tentang sesuatu, kemudian temannya
yang medengar dan memberi komentar terhadap yang sedang dibicarakan itu
begitu selanjutnya berlangsung secara teratur ibarat orang yang bermain
melempar bola.
Dalam
kehidupan sehari-hari komunikasi yang kita lakukan tidak seteratur itu
prosesnya banyak dalam percakapan tatap muka kita terlibat dalam proses
pengiriman pesan secara simultan tidak terpisah seperti contoh diatas. Dalam
keadaan demikian komunikasi tersebut bersifat transaksi. Sambil menyandikan
pesan kita juga menginterpretasikan pesan yang kita terima seperti dalam
situasi pengajaran di kelas antara guru dan murid. Jadi komunikasi yang terjadi
diantara manusia dapat berupa interaksi dan transaksi.
4.
Komunikasi
dapat terjadi disengaja maupun tidak disengaja
Komunikasi
yang disengaja terjadi apabila pesan yang mempunyai maksud tertentu dikirimkan
kepada penerima yang dimaksudkan, misalnya seorang pemimpin bermaksud
mengadakan rapat dengan kepala-kepala bagianya, kemudian pemimpin tersebut
mengirimkan pesan kepada kepala-kepala bagianya, apabila pesan yang tidak
disengaja tidak dimaksudkan untuk orang tertentu untuk menerimanya.
Bahan
Pertimbangan Pengembangan Komunikasi Pendidikan
Ada beberapa
pertimbangan terkait dengan pengembangan komunikasi Pendidikan, anatara lain:
1.
Dunia
pendidikan menbutuhkan sebuah pemahaman yang komprehensif, holistic, mendasar,
dan sistematis tentang pemanfaatan komunikasi dalam proses pembelajaran.
2.
Komunikasi
pendidikan akan menunjukan arah proses konstruksi sosial atas realitas
pendidikan. Artinya komuniaksi pendidikan bisa memberikan konstribusi sangat
penting dalam pemahaman dan praktek interaksi serta tindakan seluruh individu
yang terlibat dalam dunia pendidikan.
3.
Aspek-aspek
psikologis, seperti kemampuan dan kapasitas kecerdasan yang dimiliki manusia,
minat, bakat, motivasi, perhatian, sensasi, persepsi, ingatan, faktor
lupa,kemampuan mentransfer dan berpikir kognitif, sering tidak mendapat
perhatian dalam kegiatan komunikasi pendidikan, terutama oleh komunikator
instruksional.akibatnya hasil proses komunikasinya pun menjadi tidak optimal,
bahkan tidak sesuai dengan tujuan-tujuan pendidikan dan tujuan intrupsional
yang telah ditetapkan alias gagal.
4.
Model
komunikasi terbuka tampaknya lebih cocok untuk diterapkan dalam kegiatan
pendidikan, termasuk didalamnya kegiatan intrupsional karena sifatnya yang
lebih dapat memberikan peluang untuk saling mengontrol kesalahan-kesalahan yang
ada baik bagi komunikator sendiri maupun bagi komunikan belajar. Sifat model komunikasi
terbuka ini antara lain adalah, idealogis, persuasif, dan edukatif.
5.
Dalam
pandangan psikologi belajar kognitif, proses komunikasi bisa berjalan dengan
lancar dan mempunyai arti yang jelas jika antara informasi yang satu dan
informasi yang lain terdapat kaitan atau rangkaian yang terikat struktur
kognitif seseorang. Karenanya, belajar adalah proses perubahan dalam struktur
kognitif orang yang bersangkutan.
6.
Komunikator
pendidikan atau komunikator intrupsional jika ingin menjalakan fungsinya dengan
sebaik-baiknya, diisyaratkan menggunakan logika berfikir yang sama dengan
logika berfikir yang dimiliki oleh pihak komunikan belajar. Dengan begitu,
pelaksanaan intrupsionalnya akan berhasil dengan baik.
7.
Para
komunikator praktisi lapangan sering tidak memanfaatkan sumber-sumber belajar
yang tersedia dipusat sumber belajar bersama yang dikelola oleh perpustakaan.
Padahal, kita tahu bahwa hasil belajar sasaran selama ini bukanlah semata-mata
karena hasil sampaian informasi dari guru atau dosennya, melainkan banyak
menyerap hasil dan bahan belajar dari sumber belajar lain.
8.
Pemanfatan
multimedia intrupsional. Para komunikator pendidikan dan intrupsional belum
banyak yang memanfaatkan multimedia untuk tujuan intrupsional.
9.
Pendekatan information
literacy dan media literacy dalam setiap praktek intrupsional.
Siapapun yang bertindak sebagai komunikator intrupsional di zaman sekarang,
sangat relevan jika menggunakan pendekatan yang melibatkan keterlibatan dan
pengetahuan teknologi informasi dam media.