Wednesday, November 27, 2019

makalah tentang komunikasi pendidikan


Pengertian Komunikasi Pendidikan
Kata “komunikasi” berasal dari kata latin cum, yaitu kata depan yang berarti dengan dan bersama dengan, dan unus, yaitu kata bilangan yang berarti satu. Dari kedua kata itu terbentuk kata benda communio yang dalam bahasa Inggris menjadi communion dan berarti kebersamaan, persatuan, persekutuan, gabungan, pergaulan, hubungan. Untuk bercommunio, diperlukan usaha dan kerja. Dari kata itu dibuat kata kerja communicare yang berarti membagi sesuatu dengan seseorang, memberikan sebagian kepada seseorang, tukar-menukar, membicarakan sesuatu dengan seseorang, memberitahukan sesuatu kepada seseorang, bercakap-cakap, bertukar pikiran, berhubungan, berteman. Kata kerja communicare itu pada akhirnya dijadikan kata kerja benda communication, atau bahasa Inggris communication,  dan dalam bahasa Indonesia diserap menjadi komunikasi. Berdasarkan berbagai arti kata communicare yang menjadi asal kata komunikasi, secara harfiah komunikasi berarti pemberitahuan, pembicaraan, percakapan, pertukaran pikiran, atau hubungan.
Komunikasi adalah inti semua hubungan sosial, apabil orang telah mengadakan hubungan tetap, maka sistem komunikasi yang mereka lakukan akan menentukan apakah sistem tersebut dapat mempererat atau mempersatukan mereka, mengurangi ketegangan atau melenyapkan persengketaan apabila muncul.
Berbagai macam definisi komunikasi yang dikemukakan orang-orang untuk memberikan batasan terhadap apa yang dimaksud komunikasi, sesuai dari sudut pandang mereka. Berikut ini disajikan beberapa definisi menurut pandangan para tokoh mengenai komunikasi.
Hovland, Janis dan Kelley
Hovland, jenis dan Kelley seperti yang dikemukakan oleh forsdale (1981) adalah ahli sosiologi Amerika, mengatakan bahwa komunikasi adalah proses individu mengirim stimulus yang biasanya dalam bentuk verbal untuk mengubah tingkah laku orang lain. Pada definisi ini mereka mengganggap bahwa komunikasi merupakan suatu proses.
Forsdale
Menurut Louis Forsdale (1981), ahli komunikasi dan pendidikan, mengatakan bahwa  komunikasi adalah suatu proses memberikan signal menurut aturan tertentu, sehingga dengan cara ini suatu sistem dapat didirikan, dipelihara, dan diubah. Pada definisi ini komunikasi juga dipandang sebagai suatu proses.
Brent D. Ruben
Brent D. Ruben (1988) memberikan definisi mengenai komunikasi manusia yang lebih komprehensif sebagai berikut: komunikasi manusia adalah suatu proses melalui individu dalam hubunganya, dalam kelompok,dalam organisasi dan dalam masyarakat menciptakan, mengirimkan dan menggunakan informasi untuk mengkoordinasi lingkunganya dengan orang lain.
Pada definisi ini komunikasi juga dikatakan sebagai suatu proses yaitu suatu aktivitas yang mempunyai beberapa tahap yang terpisah satu sama lain tetapi berhubungan. Misalnya kalau kita igin berpidato di depan umum sebelum berpidato tersebut kita telah melakukan serentetan sub-aktivitas seperti membuat perencanaan, menentukkan tema pidato, mengumpulkan bahan, melatih diri di rumah,baru kemudian tampil berpidato didepan umum.
William J Seller
Seiler (1988) memberikan definisi komunikasi yang lebih bersifat universal. Dia mengatakan komunikasi adalah proses dengan mana symbol verbal dan nonverbal dikirimkan, diterima, dan diberi arti.
Dari definisi ini proses komunikasi sangat sederhana, yaitu megirim dan menerima pesan tetapi sesungguhnya komunikasi adalah suatu fenomena yang kompleks yang sulit dipahami tanpa mengetahui prinsip dan komponen yag penting dari komunikasi tersebut.[3]
Hardjana
Menurut Hardjana, dalam sudut pandang pertukaran makna, komunikasi dapat didefinisikan sebagai proses penyampaian makna dalam bentuk gagasan atau informasi dari seseorang kepada orang lain melalui media tertentu.
Onong Uchajana Effendi
Onong Uchajana Effendi merumuskan komunikasi sebagai proses pernyataan manusia. Hal yang dinyatakan itu adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya. Dalam bahasa komunikasi, pernyataan disebut sebagai pesan (message). Orang yang menyampaikan pesan disebut komunikator (communicator). Sedangkan, orang yang menerima pernyataan disebut komunikan (communicatee). Tegasnya komunikasi berarti proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan.
Secara sederhana, komunikasi pendidikan dapat diartikan sebagai komunikasi yang terjadi dalam suasana pendidikan. Dengan demikian, komunikasi pendidikan adalah proses perjalanan pesan atau informasi yang merambah bidang atau peristiwa-peristiwa pendidikan. Proses pembelajaran  pada hakikatnya adalah proses kounikasi, penyampaian pesan dari pengantar ke penerima. Pesan yang disampaikan berupa isi/ajaran yang dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi, baik verbal maupun non-verbal.

Fungsi Komunikasi
Adapun fungsi komunikasi, sebagai berikut:
Informasi : pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran berita, data, gambar, fakta dan pesan opini dan komentar yang dibutuhkan agar dapat dimengerti dan beraksi secara jelas terhadap kondisi lingkungan dan orang lain agar dapat mengambil keputusan yang tepat.
Sosialisasi (pemasyarakatan) : penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang bersikap dan berpengetahuan yang memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif sehingga ia sadar akan fungsi sosialnya sehingga ia dapat aktif di dalam masyarakat.
Motivasi : menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek maupun jangka panjang, mendorong orang menentukan pilihannya dan keinginannya, mendorong kegiatan individu dan kelompok berdasarkan tujuan bersama yang akan dikejar.
Perdebatan dan diskusi : menyediakan dan saling menukar fakta yang diperlukan untuk memungkinkan persetujuan atau menyelesaikan perbedaan pendapat mengenai masalah publik, menyediakan bukti-bukti yang relevan yang diperlukan untuk kepentingan umum agar masyarakat lebih melibatkan diri dalam masalah yang menyangkut kepentingan bersama di tingkat nasional dan lokal.
Pendidikan : pengalihan ilmu pengetahuan sehingga mendorong perkembangan intelektual, pembentuk watak dan pendidikan ketrampilan dan kemahiran yang diperlukan pada semua bidang kehidupan.
Memajukan kebudayaan : penyebaran hasil kebudayaan dan seni dengan maksud melestarikan warisan masa lalu, perkembangan kebudayaan dengan memperluas horison seseorang, membangun imajinasi dan mendorong kreativitas dan kebutuhan estetikanya.
Hiburan: penyebarluasan sinyal, simbol, suara, dan image dari drama, tari, kesenian, kesusasteraan, musik, olah raga, permainan dan lain-lain untuk rekreasi kesenangan kelompok individu.
Integrasi : Menyediakan bagi bangsa, kelompok dan individu kesempatan untuk memperoleh berbagai pesan yang merka perlukan agar mereka dapat saling kenal dan mengerti dan menghargai kondisi, pandangan dan keinginan orang lain. 




Tujuan Komunikasi
Dalam kehidupan kita sehari-hari apalagi kalau kita sebagai seorang pejabat atau pimpinan maka kita sering berhubungan dengan masyarakat. Dalam hal ini kita betujuan unuk menyampaikan informasi dan mencari informasi kepada mereka, agar apa yang ingin apa yang kita sampaikan atau kita minta dapat dimengerti sehingga komunikasi yang kita laksanakan dapat tercapai.
Pada umumnya komunikasi dapat mempunyai beberapa tujuan antara lain :
1.      Supaya yang kita sampaikan itu dapat dimengerti. Sebagai pejabat ataupun komunikator kita harus menjelaskan kepada omunikan (penerima) atau bawahan dengan sebaik-baiknya apa yang kita maksutkan.
2.      Memahami orang lain.
3.      Kita sebagai pejabat atau pimpinan harus mengetahui benar aspirasi masyarakat tentang apa yang diinginkannya, jangan mereka menginginkan arah untuk pergi ke Barat tetapi kita memeberikan jalan kearah Timur.
4.      Supaya gagasan kita dapat diterima oleh orang lain. Kita harus berusaha agar gagasan kita dapat dierima oleh orang lain dengan pendekatan yang persuasive bukan memaksakan kehendak.
5.      Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu. Menggerakkan sesuatu itu dapat bermacam-macam, mungkn berupa kegiatan. Kegiatan yang dimaksut disini adalah kegiatan yang lebih banyak mendorong, namun yang penting harus diingat adalah bagaimana cara yang baik untuk melakukannya.
Jadi secara singkat dapat kita katakana bahwa komunikasi itu bertujuan : mengharapkan pengertian, dukungan gagasan dan tindakan. Setiap kali kita bermaksud mengadakan komunikasi maka kita perlu meneliti apa yang menjadi tujuan kita. Tujuan kita tersebut :

1.      Apakah kita ingin menjelaskan sesuatu kepada orang lain. Ini dimaksudkan apakah kita mengiginkan supaya orang lain mengerti dan dapat memahami apa yang kita maksudkan.
2.      Apakah kita ingin supaya orang lain menerima dan mendukung gagasan kita. Dalam hal ini tentunya cara penyampaian akan berbeda dengan cara yang dilakukan diatas.
3.      Apakah kita ingin supaya orang lain tersebut mengerjakan sesuatu atau supaya mereka mau bertindak.


Unsur-Unsur Komunikasi Pendidikan
Adapun unsur-unsur komunikasi yang terdapat dalam dunia pendidikan adalah sebagai berikut:
a)      Manusia
Manusia yang bertindak sebagai penyimpan, pengolah, penyaji, dan penerima pesan. Dalam hal ini terdapat pendidik yang bertugas sebagai komunikator yang menyampaikan informasi kepada murid dan peserta didik yang bertugas sebagai komunikan yang menerima informasi.
b)      Interaksi antara pendidik (komunikator) dengan peserta didik (komunikan)[5]
c)      Materi Pendidikan
Ajaran/informasi yang diteruskan oleh komponen lain dalam bentuk ide, fakta, arti, dan data. Contoh: semua bidang studi seperti IPS, IPA, Bahasa, Politik, Ekonomi, Logika, Etika, Kesehatan, dll.
d)     Alat
Banyak tokoh teknologi pendidikan yang mengemukakan bahwa belajar akan berhasil jika hasil belajar itu memberikan rasa senang kepada diri anak. Dan salah satu penunjang yang dapat memunculkan rasa senang tersebut adalah sarana ataupun alat yang digunakan. Adapun alat-alat persebut adalah dapat dicontohkan sebagai berikut[6]:
ü  Papan tulis
Papan tulis digunakan di setiap kelas
ü  Bulletin board dan display
Alat ini biasanya dibuat secara khusus dan digunakan untuk mempertontonkan pekerjaan siswa, gambar-gambar, poster, atau objek berdimensi lain.
ü  Gambar dan ilustrasi fotografi
Gambar ini tidak diproyeksikan, terdapat di sekitar kita dan relatif mudah diperoleh untuk ditunjukkan kepada anak.
ü  Slide dan filmstrip
Gambar yang diproyeksikan, dapat dilihat dan mudah dioperasikan.
ü  Film
Film pendidikan dianggap efektif untuk digunakan sebagai alat bantu pengajaran.
ü  Rekaman pendidikan (recording)
Dengan alat ini dapat mendengarkan cerita, pidato, pengajian, dll.
ü  Radio pendidikan
ü  Televisi pendidikan
ü  Peta dan globe
Penyajian fisual dari bumi yang berupa lembaran ataupun berbentuk bola
ü  Buku pelajaran
ü  Alat teknologi pendidikan lainnya yang berupa laboratorium bahasa, komputer, dan sarana prasarana lain penunjang pendidikan.
e)      Metode dan Teknik
Prosedur rutin atau acuan yang disiapkan untuk menggunakan bahan, peralatan, dll agar proses pembelajaran dapat disampaikan dengan komunikasi yang sebaik-baiknya.
Contoh: pengajaran terprogram, belajar sendiri, simulasi, permainan, tanya jawab, dll.

f)       Lingkungan
Situasi sekitar atau tempat dimana peristiwa atau pesan diterima.
Contoh: lingkungan fisik: gedung sekolah, perpustakaan, laboratorium, pusat sarana belajar, studio, auditorium, museum, taman, dll. Non fisik: penerangan, sirkulasi udara, dll.

Proses Komunikasi
Dari pengertian komunikasi sebaimana diuraikan diatas, tampak adanya sejumlah komponen dan unsur yang dicakup dan merupakan persyaratan terjadinya komunikasi. Dalam bahasa komunikasi komponen atau unsur adalah sebagai berikut:
1.      Source (sumber)
Sumber adalah dasar yang digunakan di dalam penyampaian pesan, yang digunakan dalam rangka memperkuat pesan itu sendiri. Sumber dapat berupa orang, lembaga, buku, dan sejenisnya. Dalam hal sumber ini yang perlu kita perhatikan kredibilitas terhadap sumber (kepercayaan) baru, lama, sementara dan lain sebagainya. Apabila kita salah mengambil sumber maka kemungkinan komunikasi yang kita lancarkan akan berakibat lain dari yang kita harapkan.
2.      Komunikator
Komunikator dapat berupa individu yang sedang berbicara, menulis, kelompok orang, organisasi komunikasi seperti surat kabar, radio, televisi, film dan sebagainya. Dalam komunikator menyampaikan pesan kadang-kadang komunikator dapat menjadi komunikator. Syarat-syarat yang perlu diperhatikan oleh seseorang komunikator adalah sebagai berikut:
a.       Memiliki kredibilitas yang tinggi bagi komunikasinya.
b.      Ketrampilan berkomunikasi.
c.       Mempunyai pengetahuan yang luas.
d.      Sikap.
e.       Memiliki daya tarik dalam arti ia memiliki kemampuan untuk melakukan perubahan sikap/penambahan pengetahuan bagi/pada diri komunikasi.
3.      Message (pesan)
Pesan adalah keseluruhan daripada apa yang disamaikan oleh komunikator. Pada seharusnya mempunyai inti pesan (pesan) sebagai pengaruh di dalam usaha mencoba mengubah sikap dan tingkah laku komunikan. Pesan dapat disampaikan secara panjang lebar, namun yang perlu diperhatikan dan di arahkan kepada tujuan akhir dari komunikasi.
4.      Channel (saluran)
Saluran komunikasi selalu menyampaikan pesan yang dapat diterima melalui panca indera atau menggunakan media.
5.      Communicant (komunikan = penerima pesan)
Komunikan atau penerima pesan dapat digolongkan dalam 3jenis yakni persona, kelompok dan massa.

6.      Effect (hasil)
Effect adalah hasil aksir dari suatu komunikasi, yakni sikap dan tingkah laku orang, sesuai atau tidak sesuai dengan yang kita inginkan. Jika sikap dan tingkah laku orang lain sesuai, maka berarti komunikasi berhasil, demikian pula sebaliknya.

Model Komunikasi
Yang dimaksud dengan model komunikasi adalah gambaran yang sederhana dari proses komunikasi yang memperlihatkan kaitan antara suatu komponen komunikasi dengan komponen lainya. Penyajian model dalam bagian ini dimaksudkan untuk mempermudah memahami proses komunikasi dan melihat komponen dasar yang perlu ada dalam suatu komunikasi.

1.      Model lasswell
Model komunikasi yang dikemukakan oleh Harold Laswell (Forsdale 1981), seorang ahli ilmu politik dari Yale University. Dia menggunakan lima pertanyaan yang perlu ditanyakan dan dijawab dalam melihat proses komunikasi, yaitu who (siapa), says what (mengatakan apa), in which medium atau dalam media apa, to whom atau kepada siapa, dan dengan what effect atau apa efeknya.
Bila dilihat lebih lanjut maksud dari model lasswell ini akan kelihatan bahwa yang dimaksud dengan pertanyaan who tersebut adalah menunjuk kepada siapa orang yang mengambil inisiatif untuk memulai komunikasi.
Pertanyaan kedua adalah says what atau apa yang dikatakan. Pertanyaan ini adalah berhubungan isi komunikasi atau apa pesan yang disampaikan dalam komunikasi tersebut.
Pertanyaan ketiga adalah to whom. Pertanyaan ini maksudnya menanyakan siapa yang menjadi audience atau penerima dari komunikasi atau dengan kata lain kepada siapa komunikator berbicara atau kepada siapa pesan yang ia ingin disampaikan diberikan.
Pertanyaan yang keempat adalah through what atau melalui media apa. Yang dimaksud dengan media adalah alat komunikasi, seperti berbicara, gerakan badan, kontak mata, sentuhan, radio, televisi, surat,buku dan gambar.
Pertanyaan yang terakhir adalah what effect atau efeknya dari komunikasi tersebut. Misalnya sebuah sekolah swasta membuat iklan untuk mengkomunikasikan bahwa mereka akan menerima murid baru. Sesudah iklan ini disiarkan beberapa hari, sudah berapa orangkah yang telah mendaftar untuk menjadi murid. Jumlah orang yang mendaftar ini adalah merupakan efek dari komunikasi.
2.      Model Shannon
Model komunikasi lain yang banyak digunakan adalah model komunikasi dari Claude Shannon atau lebih dikenal dengan model Shannon Wever. Model ini berbeda dengan model Lasswell mengenai istilah yang digunakan bagi masing-masing komponen.
a.       Sumber informasi (Information Source)
Dalam komunikasi manusia yang menjadi sumber informasi adalah otak. Pada otak ini terdapat kemungkinan pesan yang tidak terbatas jumlahnya. Tugas utama dari otak adalah menghasilkan suatu pesan dari berjuta-juta pesan yang ada.
b.      Transmitter
Langkah kedua dari medel Shannon adalah memilih transmitter. Pemilihan transmitter ini tergantung pada jenis komunikasi yang digunakan. Kita dapat membedakan dua macam komuikasi yaitu komunikasi tatap muka dan komunikasi menggunakan mesin.
Pada komunikasi tatap muka yang menjadi transmitternya adalah alat-alat pembentukan suara dan dihubungkan dengan otot-otot serta organ tubuh lainnya yang terlibat dalam penggunaan bahasa nonverbal. Sedangkan pada komunikasi yang menggunakan mesin-mesin alat-alat komuniaksi yang berfungsi sebagai transmitter adalah alat itu sendiri seperti, telpon,radio,televisi, foto dan film.
c.       Penyandian (Encoding) pesan
Penyandian (Ecoding) pesan diperlukan untuk mengubah ide dalam otak kedalam suatu sandi ang cocok dengan transmitter. Dalam komunikasi tatap muka signal yang cocok dengan alat-alat suara adalah berbicara. Signal yang cocok dengan otot-otot tubuh dan indera adalah anggukan kepala, sentuhan dan kontak mata.
Pada komunikasi yang menggunakan mesin, dimana alat-alat yang digunakan sebagai perluasan dari indera, penyandian pesan juga berasal dar tubuh tetapi diperluas melalui jarak jauh dengan transmitter. Misalnya radio adalah perluasan dari suara manusia, televisi perluasan dari mata dan begitu juga dengan alat komuikasi lainnya.
d.      Penerima dan decoding
Istilah Shannon mengenai penerima dan decoding atau penginterpretasian pesan seperti berlawanan dengan istilah penyadian pesan.
Pada komunikasi tatap muka kemungkinan transmitter menyandikan pesan dengan menggunakan alat-alat suara dan otot-otot tubuh. Penerima dalam hal ini alat-alat tubuh yang sederhana yang sanggup mengamati signal. Misalnya telingan menerima dan menguraikan sandi pembicaraan, mata menerima dan menguraikan sandi gerakan badan dan kepala, kilatan mata dan signal lainnya yang dapat dilihat mata.
e.       Tujuan (Destination)
Komponen terakhir dari Shannon adalah destination atau tujuan yang dimaksud oleh si komunikator. Destination ini adalah otak manusia yang menerima pesan yang berisi bermacam-macam hal, igatan ata pemikiran mengenai kemungkinan dari arti pesan. Penerima pesan telah menerima signal mungkin melalui pendengaran, penglihatan, penciuman dan sebagainya kemudian signal itu diuraikan dan diinterpretasikan dalam otak.
f.       Sumber gangguan (Noise)
Dalam model komunikasi Shannon ini terlihat adanya factor sumber gangguan pada waktu memindahkan signal dari transmitter kepada si penerima. Misalnya pada waktu anda berbicara dengan teman dijalan kedengaran suatu mobil lewat anak-anak berteriak yang semuanya itu mengganggu pmbicaraan anda sesaat dan gangguan itu dinamakan noise .
Untuk menetralkan gangguan ini Shinnom mengemukakan empat cara seperti berikut:
·         Menambahkan kekuatan dari signal
·         Mengarahkan signal dengan tepat
·         Menggunakan signal lain
·         Redudansi

3.      Model Scraumn
Wilbur Scraumn memberikan model proses komunikasi yang agak berbeda sedikit dengan dua model sebelumnya. Dia memperlihatkan pentingnya peranan pengalaman dalam proses komunikasi. Bidang pengalaman akan menentukan apakah pesan yang dikirimkan diterima oleh si penerima sesuai dengan apa yang dimaksudkan oleh si pengirim pesan.Schraumn mengatakan jika tidak ada kesamaan dalam bidang pengalaman,bahasa yang sama,latar belakang yang sama, kebudayaan yang sama, maka sedikit kemungkinan pesan yang diterima diinterpretasikan dengan benar.
Model ini sama dengan model-model sebelumnya yaitu memperlihatkan proses komunikasi yang satu arah dan tidak dua arah. Oleh karena Schraumn menyadari pentingnya balikan dalam komunikasi, akhirnya menyempurnakan model ini menjadi model dua arah.

4.      Model Berlo
Model yang dikembangkan oleh David Berlo pada tahun 1960 hanya memperlihatkan proses komunikasi satu arah dn hanya terdiri dari empat komponen yaitu sumber,pesan,saluran dan penerima atau receiver. Akan tetapi pada masing-masing komponen tersebut ada sejumlah factor kontrol.
Faktor ketrampilan,sikap,pengetahuan,kebudayaan,dan sistem sosial dari sumber atau orang yang mengirim pesan merupakan factor penting dalam menentukkan isi pesan,perlakuan,atau treatment dan penyandian pesan.
Model komunikasi Berlo disamping menekankan komunikasi sebagai suatu proses, juga menekankan ide bahwa arti pesan yang dikirimkan pada orang yang menerima pesan bukan pada kata-kata pesan itu sendiri. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa interpretasi pesan terutama tergantung kepada arti dari kata atau pesan yang ditafsirkan oleh si pengirim atau si penerima pesan dan bukan pada apa yang ada dalam komponen pesan itu sendiri.

5.      Model Seiler
William J. Seiler (1988) memberikan model komunikasi dua arah dan bersifat lebih universal.
Menurut Seiler source atau pengirim pesan mempunyai empat peranan yaitu menentukan arti apa yang akan dikomunikasikan,menyandikan arti kedalam suatu pesan, mengirimkan pesan dan mengamati, dan bereaksi terhadap respon dari penerima pesan.
Model Seiler ini disamping menekankan pentingnya balikan juga menekankan pentingnya factor lingkungan dalam proses komunikasi yang dapat mempengaruhi hakikat dan kualitas dari komunikasi. Misalnya adalah mudah melakukan pembicaraan secara rutin atau pribadi pada lingkungan yang menyenangkan dari pada lingkungan yang hiruk pikuk dan tidak menyenangkan. Beberapa lingkungan kadang-kadang mempercepat proses komunikasi dan beberapa lingkungan seakan menghambat proses komunikasi.


Komponen Dasar Komunikasi
Terdapat empat komponen yang cenderung sama yaitu: orang yang mengirimkan pesan, pesan yang akan dikirimkan, saluran atau jalan yang dilalui pesan dari si pengirim kepada si penerima, dan si penerima pesan. Karena komunikasi merupakan proses dua arah atau timbal balik maka komponen balikan perlu ada dalam proses komunikasi. Dengan demikian, komponen dasar komunikasi ada lima yaitu; pengirim pesan, pesan, saluran, penerima pesan dan balikan. Masing-masing komponen tersebut akan dijelaskan kembali secara ringkas


1.      Pengirim pesan
Pengirim pesan adalah individu  atau orang yang mengirim pesan. Pesan atau informasi yang akan dikirimkan berasal dari otak si pengirim pesan. Oleh sebab itu sebelum pengirim mengirimkan pesan, si pengirim harus menciptakan dulu pesan yang akan dikirimkannya. Menciptakan pesan adalah menentukan arti apa yang akan  dikirimkan kemudian menyandikan/encode arti tersebut ke dalam satu pesan. Sesudah itu baru dikirim melalui saluran.
2.      Pesan
Pesan adalah informasi yang akan dikirimkan kepada si penerima. Pesan ini dapat berupa verbal maupun non verbal. Pesan secara verbal dapat secara tertulis seperti surat, buku, majalah, memo, sedangkan pesan yang secara lisan dapat berupa, percakapan tatap muka, percakapan melalui telepon, radio dan sebagainnya. Pesan yang nonverbal dapat berupa isyarat, gerakan badan, ekspresi muka, dan nada suara.
3.      Saluran
Saluran adalah jalan yang dilalui pesan dari si pengirim dengan si penerima. Channel yang biasa dalam komunikasi adalah gelombang cahaya dan suara yang dapat kita lihat dan dengar. Akan tetapi alat dengan apa cahaya atau suara itu berpindah mungkin berbeda-beda. Misalnya bila dua orang berbicara tatap muka gelombang suara dan cahaya di udara berfungsi sebagai saluran. Tetapi jika pembicaraan itu melalui surat yang dikirimkan, maka gelombang cahaya sebagai salura yang memungkinkan kita dapat melihat huruf pada surat tersebut. Kertas dan tulisan itu sendiri adalah sebagai alat untuk menyampaikan pesan. Kita dapat menggunakan bermacam-macam alat untuk menyampaikan pesan seperti buku, radio, film, televisi, surat kabar tetapi saluran pokoknya adalah gelombang suara dan cahay. Di samping itu kita juga dapat menerima pesan melalui alat indera penciuman, alat pengucap dan peraba.
4.      Penerima pesan
Penerima pesan adalah yang menganalisis dan menginterpretasikan isi pesan yang diterimanya.
5.      Balikan
Balikan adalah respons terhadap pesan yang diterima yang dikirimkan kepada si pengirim pesan. Dengan diberikannya reaksi ini kepada si pengirim, pengirim akan dapat mengetahui apakah pesan yang dikirimkan tersebut diinterpretasikan sama dengan apa yang dimaksudkan oleh si pengirim. Bila arti pesan yang dimaksudkan oleh si pengirim diinterpretasikan sama oleh si penerima berarti komunikasi tersebut efektif.
Prinsip Komunikasi
Untuk dapat memahami hakikat suatu komuniaksi perlu diketahui prinsip dari komunikasi tersebut. Menurut Seiler (1988), ada empat prinsip dasar dari komunikasi yaitu suatu proses, suatu sistemik, interaksi dan transaksi, dimaksudkan atau tidak dimaksudkan. Masing-masing dari prinsip ini akan dijelaskan berikut ini.
1.      Komunikasi adalah suatu proses
Komunikasi adalah suatu proses karena merupakan suatu kegiatan yang terus menerus, yang tidak mempunyai permulaan atau akhir dan selalu berubah-ubah. Komunikasi juga bukanlah suatu barang yang ditangkap dengan tangan untuk diteliti. Komunikasi menurut Seiler (1988) lebih merupakan cuaca yang terjadi dari bermacam-macam variable yang kompleks dan terus berubah.
Komunikasi juga melibatkan suatu variasi saling berhubungan yang kompleks yang tidak pernah ada duplikat dalam cara yang persis sama yaitu : saling hubungan diantara orang, lingkungan, ketrampilan, sikap, status, pengalaman, dan perasaan, semuanya menentukkan komunikasi yang terjadi pada suatu waktu tertentu. Misalnya cobalah anda ingat hubungan yang baru terjadi dengan seseorang akhir-akhir ini. Bagaimana terjadinya hubungan itu? Apakah secara kebetulan atau sengaja dipertemukan oleh teman atau anda sendiri yang merencanakannya. Tidak ada hubungan yang terjadi dalam cara yang persisi sama atau tidak ada komunikasi yang terjadi pengantara terjadinya hubungan itu yang persis sama.
2.      Komunikasi adalah sistem
Komunikasi terdiri dari beberapa komponen dan masing-masing komponen tersebut mempunyai tugasnya masing-masing. Tugas dari masing-masing komponen itu berhubungan satu sama lain untuk menghasilkan suatu komunikasi. Misalnya pengirim mempunyai peranan untuk menentukan apa informasi atau apa arti yang akan dikomunikasikan. Setelah tau apa arti atau informasi yang akan dikirimkan, informasi tersebut perlu diubah ke dalam kode atau sandi-sandi tertentu sesuai dengan aturannya sehingga berupa suatu pesan. jadi komponen pesan ada kaitanya dengan komponen pengirim. Bila pengirim pengirim tidak benar menyandikan arti yang akan dikirim, maka terjadilah pesan itu kurang tepat. Kurang tepatnya pesan yang dikirimkan akan mempengaruhi komponen penerima dalam menginterpretasikan isi pesan sehingga si penerima mungkin juga akan salah dalam menginterpretasikannya. Kaitan komponen pesan dengan saluran misalnya bila pesan disampaikan dengan lisan maka gelombang suara adalah sebagai saluran dan ini juga akan berkaitan dengan si penerima dalam mengikuti pesan yang harus menggunakan pendengarannya dalam menrima pesan tersebut. Begitulah, antara satu komponen dengan komponen yang lain saling berkaitan dan bila terdapat gangguan pada satu komponen akan berpada proses komunikasi secara keseluruhan.
3.      Kominikasi bersifat interaksi dan transaksi
Yang dimaksud dengan istilah interaksi adalah saling bertukar komunikasi misalnya ada orang yang berbicara kepada temannya tentang sesuatu, kemudian temannya yang medengar dan memberi komentar terhadap yang sedang dibicarakan itu  begitu selanjutnya berlangsung secara teratur ibarat orang yang bermain melempar bola.
Dalam kehidupan sehari-hari komunikasi yang kita lakukan tidak seteratur itu prosesnya banyak dalam percakapan tatap muka kita terlibat dalam proses pengiriman pesan secara simultan tidak terpisah seperti contoh diatas. Dalam keadaan demikian komunikasi tersebut bersifat transaksi. Sambil menyandikan pesan kita juga menginterpretasikan pesan yang kita terima seperti dalam situasi pengajaran di kelas antara guru dan murid. Jadi komunikasi yang terjadi diantara manusia dapat berupa interaksi dan transaksi.
4.      Komunikasi dapat terjadi disengaja maupun tidak disengaja
Komunikasi yang disengaja terjadi apabila pesan yang mempunyai maksud tertentu dikirimkan kepada penerima yang dimaksudkan, misalnya seorang pemimpin bermaksud mengadakan rapat dengan kepala-kepala bagianya, kemudian pemimpin tersebut mengirimkan pesan kepada kepala-kepala bagianya, apabila pesan yang tidak disengaja tidak dimaksudkan untuk orang tertentu untuk menerimanya.

Bahan Pertimbangan Pengembangan Komunikasi Pendidikan
Ada beberapa pertimbangan terkait dengan pengembangan komunikasi Pendidikan, anatara lain:
1.      Dunia pendidikan menbutuhkan sebuah pemahaman yang komprehensif, holistic, mendasar, dan sistematis tentang pemanfaatan komunikasi dalam proses pembelajaran.
2.      Komunikasi pendidikan akan menunjukan arah proses konstruksi sosial atas realitas pendidikan. Artinya komuniaksi pendidikan bisa memberikan konstribusi sangat penting dalam pemahaman dan praktek interaksi serta tindakan seluruh individu yang terlibat dalam dunia pendidikan.
3.      Aspek-aspek psikologis, seperti kemampuan dan kapasitas kecerdasan yang dimiliki manusia, minat, bakat, motivasi, perhatian, sensasi, persepsi, ingatan, faktor lupa,kemampuan mentransfer dan berpikir kognitif, sering tidak mendapat perhatian dalam kegiatan komunikasi pendidikan, terutama oleh komunikator instruksional.akibatnya hasil proses komunikasinya pun menjadi tidak optimal, bahkan tidak sesuai dengan tujuan-tujuan pendidikan dan tujuan intrupsional yang telah ditetapkan alias gagal.
4.      Model komunikasi terbuka tampaknya lebih cocok untuk diterapkan dalam kegiatan pendidikan, termasuk didalamnya kegiatan intrupsional karena sifatnya yang lebih dapat memberikan peluang untuk saling mengontrol kesalahan-kesalahan yang ada baik bagi komunikator sendiri maupun bagi komunikan belajar. Sifat model komunikasi terbuka ini antara lain adalah, idealogis, persuasif, dan edukatif.
5.      Dalam pandangan psikologi belajar kognitif, proses komunikasi bisa berjalan dengan lancar dan mempunyai arti yang jelas jika antara informasi yang satu dan informasi yang lain terdapat kaitan atau rangkaian yang terikat struktur kognitif seseorang. Karenanya, belajar adalah proses perubahan dalam struktur kognitif orang yang bersangkutan.
6.      Komunikator pendidikan atau komunikator intrupsional jika ingin menjalakan fungsinya dengan sebaik-baiknya, diisyaratkan menggunakan logika berfikir yang sama dengan logika berfikir yang dimiliki oleh pihak komunikan belajar. Dengan begitu, pelaksanaan intrupsionalnya akan berhasil dengan baik.
7.      Para komunikator praktisi lapangan sering tidak memanfaatkan sumber-sumber belajar yang tersedia dipusat sumber belajar bersama yang dikelola oleh perpustakaan. Padahal, kita tahu bahwa hasil belajar sasaran selama ini bukanlah semata-mata karena hasil sampaian informasi dari guru atau dosennya, melainkan banyak menyerap hasil dan bahan belajar dari sumber belajar lain.
8.      Pemanfatan multimedia intrupsional. Para komunikator pendidikan dan intrupsional belum banyak yang memanfaatkan multimedia untuk tujuan intrupsional.
9.      Pendekatan information literacy dan media literacy dalam setiap praktek intrupsional. Siapapun yang bertindak sebagai komunikator intrupsional di zaman sekarang, sangat relevan jika menggunakan pendekatan yang melibatkan keterlibatan dan pengetahuan teknologi informasi dam media.


Makalah Media komunikasi

BAB   I PENDAHULUAN A.    Latar belakang Dalam kehidupan manusia tidak lepas dari komunikasi  baik itu perorangan atau kelompok. Hal...