Filsafat
Manajemen dan Filsafat Organisasi
Dalam pencapaian tujuan organisasi baik jasa
maupun bisnis, dimulai dari perencanaan yang matang dan efektivitas strategi
yang akan digunakan. Filosofi manajemen adalah sebuah artikulasi penilaian
bagaimana praktek manajemen yang ideal. Filsafat adalah studi tentang sifat
asli fakta, realitas dan kelangsungan hidup yang termasuk dalam otoritas
akademik. Katannya dengan filsafat organisasi adalah sebagai perekat antar
komponen yang terlibat dalam sebuah organisasi sehingga mereka fokus terhadap
tujuan yang disepakati bersama.
Perbedaan antara filsafat manajemen dengan
filsafat organisasi adalah bahwa filsafat manamamen bukan berorientasi pada
keuntungan - bisnis- semata akan tetapi terhadap sebuah proses pengelolaan
(manajemen) organisasi mencapai tujuan dengan cara yang benar. Sedangkan
filsafat organisasi terfokus pada pencapaian keunggulan. Semua tentang cara
bagaimana orang akan diperlakukan bukan sekedar menjadikan subjek organisasi
-sdm- sebagai robot yang hanya menerima perintah tugas atau instruksi.
Seperti filsafat manajemen yang diungkapkan
Clarance Francis “You can buy a man's time, you can buy a man's
physical presence at a certain place, you can even buy a measured number of
skilled muscular motions per hour or day. But you cannot buy enthusiasm, you
cannot buy initiative, you cannot buy loyalty; you cannot buy the devotion of
hearts, minds, and souls. You have to earn these things”. Seorang manajemen
mungkin mampu membeli waktu anggotanya
tapi seorang manajere tidak dapat membeli pengabdian hati, pikiran dan jiwa
anggotanya.
Dalam konteks pendidikan, disinilah peran
sentra filsafat manajemen dalam membentuk pola pikir para manajer pendidikan
(kepala sekolah, pimpinan pesantren, kepala unit), sehingga dalam praktek
manajemen tidak hanya mementingkan pencapaian tetapi proses dalam mencapai
tujuanlah yang paling urgen. Dengan pengelolaan manajemen yang lebih humanis
akan mampu meningkatkan rasa memiliki anggota organisasi sehingga tujuan
organisasi bukan hanya sekedar tercapai akan tetapi akan berkembang menjadi hal
besar yang menghasilkan manfaat jangka panjang.
(2)
Gambar 3: Peta Status Filsafat Manajemen
Pola manajerial yang dapat kita kenali dalam
kehidupan manusia dapat dibedakan dalam dua macam, yaitu (1) praktik manajerial
dan (2) ilmu manajemen sebagai salah satu bentuk teori pendidikan. Filsafat
dalam praktik manajerial dapat dibedakan menjadi: (1) filsafat proses
manajerial dan (2) filsafat sosial manajemen. Sedangkan filsafat proses
manajerial adalah bagaimana seharusnya kegiatan manajerial dilaksanakan dengan
membahas tiga masalah pokok, yaitu (1) apakah sebenarnya –hakikat- manajemen
itu?; (2) apakah tujuan manajemen sebenarnya?; dan (3) dengan cara apakah
tujuan manajemen tersebut dapat dicapai.
Filsafat manajemen memilik berbagai
macam pendekatan, antara lain:
Tabel Pendekatan Filsafat Manajemen
|
||||
1
|
Pendekatan
|
Fokus pendekatan pada bagaimana lembaga pendidikan
|
||
efesiensi
|
diorganisasikan,
kekuatan kekuatan antara manajemen
|
|||
maksimal
|
dan karyawan
dan pembagian kerja
dalam suatu
|
|||
pekerjaan
|
organisasi. Pendekatan
ini juga menentukan
rantai
|
|||
tanggung jawab
yang jelas. Contoh: gaya kepemimpinan
|
||||
birokratis yang
mengakar dalam sebuah
institusi
|
||||
pendidikan
lewat serangkaian prosedur dan peraturan
|
||||
yang tumpeng tindih.
|
||||
2
|
Filsafat
|
Fokus filosofi motivasi pada
metode dalam
|
||
motivasi
|
menginspirasi karyawan
untuk meningkatkan kinerja,
|
|||
menerima tanggung
jawab pribadi untuk
pekerjaan
|
||||
mereka dan
bekerja menuju keberhasilan perusahaan
|
||||
mereka secara
keseluruhan. Contoh: dalam filosofi kerja-
|
||||
tujuan, apabila
karyawan diberikan tujuan
tinggi dan
|
||||
pengetahuan
tentang bagaimana mencapai tujuan-tujuan
|
||||
tersebut, mereka
dapat meningkatkan kinerja
mereka
|
||||
dan bekerja
untuk mencapai tujuan-tujuan tinggi
|
||||
tersebut.
|
||||
3
|
Mengelola
|
Penggunaan teknik manajemen
krisis ketika terjadi
|
||
krisis
|
kesalahan
dalam proses. Fokus filsafat pada identifikasi
|
|||
potensi
bahaya, perencanaan untuk bahaya-bahaya itu dan menanggapinya dengan tujuan
yang jelas begitu masalah terjadi. Dimulai dengan penilaian yang cermat
terhadap potensi bahaya dengan menilai mereka dan menyarankan metode untuk
mengurangi dampak bahaya di masa depan. Selanjutnya memberikan strategi reaksi
krisis yang merespons bahaya langsung begitu terjadi. Pendekatan proaktif
terhadap manajemen krisis ini memastikan bahwa ada rencana darurat dan
memungkinkan respons yang cepat dan efektif terhadap masalah utama.
4
Pengetahuan
|
Filosofi konsumen
fokus pada cara
pelanggan Anda
|
|||
hubungan
|
berhubungan dengan
perusahaan Anda. Filosofi
ini
|
|||
antara
|
termasuk
|
pemasaran
|
transaksional,
|
pemasaran
|
pengguna
|
hubungan dan
filsafat pemasaran campuran. Pemasaran
|
|||
(konsumen)
|
transaksional
melibatkan barang-barang tiket besar, yang
|
|||
merupakan pembelian
mahal yang jarang
dilakukan
|
||||
pelanggan
Anda. Pemasaran hubungan berfokus pada
|
||||
barang yang
lebih murah tetapi
dibeli secara teratur,
|
||||
seperti bahan
makanan, pakaian atau
barang-barang
|
||||
rumah tangga.
Sebagai contoh, model
perusahaan
|
||||
berbasishubunganmemerlukanfilosofiyang
|
||||
mempertimbangkan biaya barang dagangan, presentasi
|
||||
karyawan, dan sejarah antara pelanggan dan toko Anda.
|
DAFTAR PUSTAKA
Ali,
Faried, Teori dan Konsep Administrasi dari Pemikiran Paragmatik Menuju
Redefinisi, Jakarta: Rajawali Pers, 2011
Bakry, Logika Praktis Dasar Filsafat dan Sarana Ilmu.
Yogyakarta : Penerbit Liberty, 2001
Handoko, T,
Hani, Manajemen : Edisi 2, Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2003
Manullang,
M, Dasar-dasar Manajemen, Jakarta : Ghalia Indodesia, 1999