Sunday, December 1, 2019

makalah komunikasi pendidikan tentang komunikasi langsung dan tidak langsung


BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Semua orang tentunya selalu melakukan kegiatan komunikasi yang merupakan sebagai ciri makhluk sosial, yaitu berinteraksi dengan orang lain. Tak hanya dengan orang lain, bahkan manusia pun juga bisa berkomunikasi dengan makhluk hidup lainnya seperti hewan ataupun tumbuhan. Itu sebabnya, manusia yang berkomunikasi adalah hal yang wajar dan memang sudah lumrah.
Dalam ilmu komunikasi, ditinjau dari penyampaiannya baik media ataupun caranya dibedakan menjadi dua bagian yaitu komunikasi langsung dan komunikasi tidak langsung. Nah, berikut ini adalah penjelasan pengertian, jenis, perbedaan, kelebihan, hingga kelemahan dari komunikasi langsung dan komunikasi tidak langsung.
Pada umumnya, komunikasi langsung dan tidak langsung ini terjadi pada jenis komunikasi lisan yang mana dibicarakan dengan bahasa verbal dan langsung dari mulut komunikator, Kecuali adanya sang juru bicara.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa itu komunikasi ?
2.      Apa tujuan komunikasi ?
3.      Elemen dan proses komunikasi ?
4.      Apakah pengertian komunikasi pendidikan ?
5.      Sebutkan fungsi-fungsi komunikasi pendidikan ?
6.      Jelaskan unsur-unsur yang terdapat dalam komunikasi pendidikan?
7.      Jelaskan model komunikasi ?
8.      Apa itu komunikasi langsung dan tidak langsung ?
9.      Apa saja jenis dari komunikasi langsung dan tidak langsung ?
10.  Apa saja Perbedaan dari komunikasi langsung dan tidak langsung ?
11.  Apa saja Kelebihan dan Kekurangan dari komunikasi langsung dan tidak langsung ?


C.    Tujuan Masalah
1.      Penjelasan dari komunikasi.
2.      Penjelasan dari tujuan komunikasi.
3.      Penjelasan elemen dan proses komunikasi.
4.      Penjelasan dari komunikasi pendidikan.
5.      Penjelasan fungsi-fungsi komunikasi pendidikan.
6.      Penjelasan unsur-unsur yang terdapat dalam komunikasi pendidikan.
7.      Penjelasan model komunikasi.
8.      Penjelasan dari komunikasi langsung dan tidak langsung.
9.      Jenis-jenis dari komunikasi langsung dan tidak langsung.
10.  Perbedaan dari komunikasi langsung dan tidak langsung.
11.  Kelebihan dan Kekurangan dari komunikasi langsung dan tidak langsung.




BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Komunikasi
Istilah komunikasi dalam bahasa Inggris communication mempunyai banyak arti. Menurut asal katanya (etimologi), istilah komunikasi berasal dari bahasa latin, yaitu communis, yang berarti sama (common). Dari kata communisberubah menjadi kata kerja communicare, yang berarti menyebarkan atau memberitahukan informasi kepada pihak lain guna mendapatkan pengertian yang sama.[1]
Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) “komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan dan berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami”.[2]
Gerald R. Miller yang dikutip oleh Deddy Mulyana menjelaskan pengertian komunikasi sebagai berikut “komunikasi terjadi jika suatu sumber menyampaikan suatu pesan kepada penerima dengan niat yang disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima”.[3]
Sedangkan menurutStoner, Freeman, dan Gilbert (1995) mendefinisikan komunikasi sebagai the process by which people attempt to share meaning via the transmission of symbolic messages. Komunikasi adalah proses dimana seseorang berusaha untuk memberikan pengertian atau pesan kepada orang lain melalui pesan simbolis. Komunikasi bisa dilakukan secara langsung maupun tidak langsung, dengan menggunakan berbagai media komunikasi yang tersedia. Komunikasi langsung berarti komunikasi disampaikan tanpa penggunaan mediator atau perantara, sedangkan komunikasi tidak langsung berarti sebaliknya.
Senada dengan itu, Everest M. Rogers menyatakan bahwa “komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih dengan maksud mengubah tingkah laku mereka. Sedangkan menurut Anwar Arifin komunikasi berarti suatu upaya bersama-sama orang lain, atau membangun kebersamaan dengan orang lain dengan membentuk perhubungan.[4]
Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian informasi dan pengertian dari seorang kepada orang lain, baik verbal maupun non verbal melalui simbol-simbol ataupun isyarat- isyarat asalkan komunikasi itu dapat dipahami dan dimengerti oleh kedua belah pihak. Dalam keadaan seperti inilah baru dapat dikatakan komunikasi telah berhasil baik (komunikatif). Jadi, komunikasi adalah pernyataan manusia, sedangkan pernyataan itu dapat dilakukan dengan kata-kata tertulis ataupun lisan, disamping itu dapat dilakukan juga dengan isyarat-isyarat atau simbol-simbol.

B.     Tujuan Komunikasi


Menurut    Widjaya           pada    umumnya        komunikasi  memiliki  beberapa  tujuan, antara lain :
a.   Supaya pesan yang disampaikan dapat dimengerti, maka komunikator harus menjelaskan kepada komunikan (penerima) dengan sebaik-baiknya dan tuntas sehingga mereka dapat mengerti dan mengikuti apa yang kita maksudkan.
b.   Memahami orang lain, komunikator harus mengerti benar aspirasi masyarakat tentang apa yang diinginkan mereka.
c.  Supaya gagasan dapat diterima orang lain, maka komunikator harus berusaha agar gagasan kita dapat diterima orang lain dengan pendekatan persuasif bukan memaksakan kehendak.
d.  Untuk dapat menggerakkan orang lain dalam melakukan sesuatu.[5]


Komunikasi yang dilakukan dalam berorganisasi tentunya memiliki tujuan yang ingin dicapai. Krizan menyatakan bahwa setidak-tidaknya terdapat empat tujuan komunikasi yaitu:
1.   Penerima pesan dapat memahami pesan yang disampaikan oleh pengirim. Agar diperoleh pemahaman atas pesan yang disampaikan, pesan tersebut haruslah jelas dan baik. Pengirim maupun penerima harus memiliki makna yang sama terhadap pesan yang disampaikan.
2.   Penerima pesan memberikan tanggapan terhadap pesan yang disampaikan (respon penerima). Tujuan selanjutnya dari komunikasi yang dilakukan oleh menajer adalah agar pihak yang diajak berkomunikasi memberikan tanggapan atas pesan yang disampaikan. Tanggapan itu bisa berupa tanggapan positif, negatif, maupun netral.
3.  Membangun hubungan saling menguntungkan (favorable relationship).  Tujuan  ini  dimaksudkan  agar terciptanya hubungan saling menguntungkan antara pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi.
4.   Membangun nama baik organisasi (organizational Goodwill). Dengan komunikasi yang baik kepada internal stakeholders maupun external holders, organisasi dapat membangun nama baik organisasi itu.[6]

Jadi secara singkat dapat dikatan bahwa komunikasi itu bertujuan memperoleh pengertian, dukungan, gagasan, dan tindakan. Setiap kali kita bermaksud mengadakan komunikasi maka kita perlu meneliti apa yang menjadi tujuan kita. Selain dari pada itu, komunikasi juga menyertakan bahasa yang komunikatif.[7]

C.      Elemen dan Proses Komunikasi

Terdapat beberapa elemen-elemen dalam komunikasi, diantaranya sebagai berikut:
1.        Source (sumber)
Source atau sumber adalah seseorang yang membuat keputusan untuk berkomunikasi.Sering disebut juga dengan pengirim (sender).
2.        The message (pesan)
Pesan adalah apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima. Pesan merupakan seperangkat simbol verbal maupun nonverbal yang berisi ide, sikap dan nilai komunikator.Pesan memiliki tiga komponen yaitu; (1) makna, (2) simbol yang digunakan untuk menyampaikan makna, (3) bentuk atau organisasi pesan.
3.        The cannel (saluran)
Saluran adalah alat atau wahana yang digunakan sumber untuk menyampaikan pesannya kepada penerima.

4.        The receiver (penerima)
Adalah orang yang menerima pesan.Penerima sering disebut juga dengan sasaran/ tujuan (destinationion), penyandi balik (decoder), khalayak (audience), pendengar (listener), atau penafsir (interpreter).
5.        Barriers (hambatan)
Hambatan adalah faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kesalahan pemaknaan peesan yang komunikator            sampaikan kepada penerima. Hambatan ini bisa berasal dari pesan, saluran, dan pendengar.
6.        Feedback (umpan balik)
Adalah reaksi dan respon pendengar atas komunikasi yang komunikator lakukan.Feedback bisa dalam bentuk komentar atau tertulis, surat.
7.        The situation (situasi)
Adalah salah satu elemen yang paling penting dalam proses komunikasi. Situasi atau keadaan selama komunikasi berlangsung berpengaruh terhadap mood pembicara maupun pendengar, saluran/ media yang dipakai, dan feedback audience.[8]
 







Gambar 1 Proses Komunikasi
D.    Pengertian Komunikasi Pendidikan
            Kata komunikasi berasal dari kata latin cum, yaitu kata depan yang berarti “dengan” dan “bersama dengan”, dan unus, yaitu kata bilangan yang berarti “satu”. Dari kedua kata itu terbentuk kata benda communio yang dalam bahasa Inggris menjadi communion dan berarti “kebersamaan, persatuan, persekutuan, gabungan, pergaulan, hubungan”. Untuk ber-communio, diperlukan usaha dan kerja. Dari kata itu dibuat kata kerja communicareyang berarti membagi sesuatu dengan seseorang, memberikan sebagian kepada seseorang, tukar-menukar, membicarakan sesuatu dengan seseorang, memberitahukan sesuatu kepada seseorang, berteman. Kata kerja communicare itu pada akhirnya dijadikan kata kerja benda communication, atau dalam bahasa Inggris communication, dan dalam bahasa Indonesia diserap menjadi komunikasi.
            Berdasarkan berbagai arti kata communicare yang menjadi asal kata komunikasi, secara harfiyah komunikasi berarti pemberitahuan, pembicaraan, percakapan, pertukaran pikiran, atau hubungan[9].
Komunikasi pendidikan adalah aspek komunikasi dalam dunia pendidikan, atau komunikasi yang terjadi pada bidang pendidikan. Jadi segala interaksi yang terhubung dalam semua aspek pendidikan yang saling berkaitan dan saling mendukung satu sama lain.
Hal ini sesuai dengan konsep pendidikan yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara yaitu: ing ngarso sung tulodho, ig madya mangun karso, tut wuri handayani, yang artinya: di depan memeberi contoh atau teladan yang baik, di tengah membangun kehendak / kemauan (inisiatif), di belakang memberi dorongan / semangat[10].

E.     Fungsi-Fungsi Komunikasi Pendidikan
            Dalam dunia pendidikan, komunikasi mempunyai beberapa fungsi. Hal ini sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Affandi bahwa fungsi komunikasi adalah sebagai berikut:
a.       Fungsi Informatif (menyampaikan informasi)[11]
Komunikasi berfungsi untuk memberikan keterangan, data, maupun informasi lain yang berguna bagi kehidupan manusia. Dengan melalui komunikasi, seorang pendidik dapat menyampaikan apa saja yang ingin disampaikan kepada peserta didiknya baik melalui lisan maupun tulisa.
b.      Fungsi Edukatif
Komunikasi berfungsi mendidik masyarakat, mendidik setiap orang dalam menuju pencapaian kedewasaan bermandiri. Seseorang bisa banyak tahu karena banyak mendengar, banyak membaca, dan banyak berkomunikasi.
c.       Fungsi Persuasif (mempengaruhi dan dipengaruhi orang)[12]
Komunikasi sanggup membujuk orang untuk berperilaku sesuai dengan kehendak yang diinginkan oleh komunikator. Membangkitkan pengertian dan kesadaran komunikan, baik bersifat motifasi maupun bimbingan, bahwa apa yang kita sampaikan akan memberikan perubahan sikap, tetapi berubahnya adalah atas kehendak diri sendiri (bukan hasil pemaksaan). Perubahan tersebut diterima atas kesadaran sendiri.
d.      Fungsi Rekreatif
Dapat menghibur orang pada saat yang memungkinkan. Seperti mendengarkan dongeng, membaca bacaan ringan, dsb. Hal ini dapat memberikan refleksi kepada pikiran para peserta didik yang mungkin jenuh dengan pelajaran yang dianggap mereka berat.

F.     Model Komunikasi Pendidikan
Komunikasi pendidikan merupakan komunikasi timbal balik antara pihak satu dengan pihak lainnya dan mengandung maksud atau tujuan tertentu yang diinginkan. Komunikasi penddikan dilakukan oleh orang tua ataupun guru sebagai pendidik dan anak sebagai peserta didik, terutama apabila dilakukan secara sadar dengan tujuan untuk mendidik, yaitu mengantarkan anak menjadi dewasa. Dalam hal ini, yang penting adalah maksud berlangsungnya komunikasi itu sendiri. Karena tujuan pendidikan menjadi hal pokok, maka kegiatan komunikasi pendidikan merupakan kegiatan yang disusun dan direncanakan secara sistematis. Adapun beberapa model komunikasi adalah sebagai berikut:
1.      Komunikasi dengan Allah
Komunikasi dengan Allah merupakan dasar utama dalam menata hubungan antar sesama, karena adanya hablum minallah dan hablum minannas. Kekuatan komunikasi kepada Allah tergantung kepada keimanan dan kedekatannya dengan Allah yang dapat dicapai dengan berdoa, dzikir, shalat, dan berbagai bentuk ibadah lainnya.
Komunikasi ini dapat dilakukan kapanpun; saat berdiri, duduk, berbaring, berjalan, bekerja, dan dalam berbagai aktifitas lainnya. Jika diartikan ke dalam keluarga,maka semakin kuat sebuah keluarga mengingat akan Allah, semakin besar kemungkinan keluarga tersebut menjadi sakinah.
Substansi komunikasi dengan Allah adalah menciptakan kedamaian hati manusia. Keluarga sakinah adalah keluarga yang tenang, damai, dan tenteram karena seluruh anggota keluarganya senantiasa mengingat Allah SWT.
2.      Komunikasi antar anggota keluarga
Ayah sebagai pemimpin keluarga dan ibu sebagai pemimpin rumah tangga yang memiliki peran yang sangat penting dalam proses pembentukan kepribadian anak. Keluarga sakinah dibangun oleh pemimpin yang shaleh, memiliki akhlak mulia, menjadi teladan, demokratis, berwawasan luas, memiliki jiwa pendidik, dan mampu memengaruhi keluarganya dalam membangun keluarga yang sakinah.
Dalam membangun komunikasi dalam keluarga, orangtua seyogianya selalu berdoa agar kondisi keluarganya senantiasa berada dalam kondisi baik dan dalam lindungan Allah. Doa yang dipanjatkan secara tulus, ikhlas, dan penuh pengharapan memiliki energi khusus yang mampu mendorong terwujudnya substansi doa tersebut.
Sementara, posisi istri sebagai permata hati tercermin dalam ketaatannya kepada suami, kesalehannya dalam beribadah, mendidik anak-anak denga penuh cinta dan kasih sayang, menjaga kehormatan diri dan keluarga, berperilaku ramah, sopan, dan lembut.
Hal yang sama juga pada anak-anak yang senantiasa memberikan ketenteraman dan kedamaian bagi orangtuanya. Keluarga memiliki hubungan yang harmonis jika seluruh anggotanya saling menghormati dan menghargai dengan berlandaskan kepada ajaran agama[13].
3.      Komunikasi di sekolah (SMCR)
Dalam mengembangkan konsep teknologi pendidikan ada satu model yang sederhana namun berguna yang perlu disoroti, yaitu model SMCR (source, message, channel, receiver) yang artiny(sumber, pesan, saluran, penerima).
Model ini menunjukkan dua konsep, yaitu (1) berhubungan dengan keseluruhan proses penyampaian pesan dari sumber kepada penerima, dan (2) menunjukkan adanya unsur-unsur yang terlibat di dalam proses.
Murid (penerima) dan guru atau bahan (sumber) adalah bagian internal teknologi pendidikan, dan dipandang sebagai komponen komunikasi penting. Mereka tidak dipandang sebagai hal yang ada di luar kepentingan proses komunikasi itu sendiri, dan karena itu juga tidak diluar proses teknologi pendidikan.
Isi pesan, termasuk juga struktur dan cara treatmennya dilihat juga sebagai bagian proses komunikasi, dan karena itu adalah bagian dari teknologi pendidikan.
Lima macam indera yang merupakan saluran komunikasi, merupakan bagian dari proses komunikasi. Ini merupakan suatu konsep yang lebih luas, dari pengalaman melalui “mata dan telinga” konsepsi gerakan pengajaran audio visual.
Semua jenis pesan yang disampaikan dengan menggunakan semua jenis sandhi (kata-kata, lambang, dan sandi konkrit yang menggunakan gerakan pengajaran audio visual) dipandang sebagai bagian proses komunikasi, dan karena itu merupakan bagian dari teknologi pendidikan.
Walaupun model di atas menunjukkan situasi linier, sesungguhnya situasi komunikasi jarang berlangsung secara satu arah. Komunikasi pada umumnya berjalan secara dua arah. Model komunikasi yang lebih komplek memperlihatkan hal ini dengan menambahkan satu unsur yang disebut umpan balik (feed-back). Umpan balik adalah informasi yang dikirimkan kembali ke sumber, oleh penerima yang menunjukkan bagaimana responnya terhadap pesan yang diterimanya.

4.      Komunikasi dengan masyarakat luas
Hubungan komunikasi tidak terbatas pada keluarga dan sekolah saja, melainkan juga dengan masyarakat yang lebih luas. Posisi kita, selain sebagai anggota keluarga, juga menjadi anggota masyarakat yang jauh lebih besar.
Sebagai anggota masyarakat, kita harus memiliki kepedulian dan mau bergaul dengan anggota masyarakat yang lainnya. Sikap individualistis, acuh tak acuh terhadap orang lain, dan menutup diri dari komunikasi dengan warga masyarakat akan menjadikan kita sebagai warga masyarakat yang aneh dan tersingkir dalam pergaulan sosial. Sebaliknya kita harus membuka diri, membangun komunikasi sebaik mungkin dan seluas mungkin dengan warga masyarakat lainnya akan terjalin secara baik[14].

G.    Pengertian Komunikasi Langsung dan Tidak Langsung

Berikut ini adalah beberapa pengertian dari komunikasi langsung dan tidak langsung, yaitu:
1.      Komunikasi Langsung
Komunikasi langsung merupakan proses komunikasi yang dilakukan secara langsung atau tatap muka. Seperti halnya ketika kita berbicara dengan orang lain tanpa adanya perantara atau media komunikasi sebagai penghantar pesan atau informasi. Itulah yang disebut sebagai komunikasi langsung.
Dengan kata lain, komunikasi langsung ini dilakukan langsung bertatap muka tanpa adanya alat bantuan komunikasi yang fungsinya sebagai media komunikasi.
2.      Komunikasi Tidak Langsung
Berbeda hal dengan komunikasi langsung. Komunikasi tidak langsung merupakan proses dari suatu komunikasi yang dilakukan secara tidak langsung alias memerlukan bantuan alat komunikasi yang fungsinya sebagai media komunikasi. Komunikasi tidak langsung ini umumnya menggunakan media perantara sebagai penghantar pesan atau informasi agar sampai ke komunikan atau penerima pesan.
Dengan demikian, komunikasi tidak langsung ini tidak berlangsung begitu saja alias dengan tatap muka secara langsung, melainkan perlu adanya alat media komunikasi dalam berkomunikasi. Sehingga, komunikasi tidak langsung ini umumnya digunakan dalam berkomunikasi jarak jauh.

Kesimpulannya, komunikasi langsung dilakukan dengan jarak pendek alias bertatap muka sedangkan komunikasi tidak langsung dilakukan jarak jauh sesuai dengan kapasitas frekuensi dari media komunikasinya. Sehingga, pengertian di atas merupakan perbedaan antara komunikasi langsung dengan komunikasi tidak langsung ditinjau dari jarak dan media komunikasinya.

H.    Jenis-jenis Komunikasi Langsung dan Tidak Langsung
Selain pengertian, berikut ini terdapat penjelasan tentang jenis jenis dari komunikasi langsung dan tidak langsung, yaitu:

1.      Komunikasi Langsung

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, bahwa komunikasi langsung merupakan proses komunikasi yang dilakukan secara langsung atau bertatap muka antara komunikator dengan komunikan. Jenis jenis komunikasi langsung ini dibedakan menjadi beberapa bagian tergantung dari tinjauannya.
Berikut ini adalah jenis dari komunikasi langsung :
1)      Komunikasi Langsung Persona dengan Persona
Komunikasi langsung persona dengan persona atau biasa disebut sebagai komunikasi langsung antar persona ini dilakukan antar dua orang yang sedang melakukan proses komunikasi. Seperti si A berbicara dengan si B, maka hal itu disebut sebagai komunikasi langsung antar persona.
2)      Komunikasi Langsung Persona dengan Kelompok
Komunikasi persona dengan kelompok ini merupakan komunikasi langsung yang dilakukan oleh seseorang kepada banyak orang. Hal ini dapat dilihat contohnya seperti seorang guru yang menerangkan pelajaran kepada beberapa siswanya atau seorang ketua yang sedang memimpin rapat.
3)      Komunikasi Langsung Kelompok dengan Persona
Komunikasi langsung kelompok dengan persona merupakan komunikasi secara langsung yang dilakukan oleh banyak orang kepada satu orang. Hal ini bisa kita lihat contohnya seperti para pengunjuk rasa yang menyampaikan aspirasinya dengan turun ke jalan dan menyampaikan ke satu orang seperti pejabat contohnya. Di mana para pengunjuk rasa sebagai komunikator, dan pejabatnya sebagai komunikannya.
4)      Komunikasi Langsung Kelompok dengan Kelompok
Komunikasi langsung kelompok dengan kelompok ini biasa disebut sebagai komunikasi langsung antar kelompok yang mana dilakukan oleh beberapa orang yang menyampaikan pesan atau informasi kepada beberapa orang atau kelompok lain. Hal ini bisa kita temukan pada suatu acara atau peristiwa debat. Di mana kelompok A menyampaikan tanggapannya kepada kelompok B.

2.      Komunikasi Tidak Langsung

Seperti yang sudah dipaparkan di atas, bahwa komunikasi tidak langsung merupakan proses komunikasi yang dilakukan dengan menggunakan media perantara sebagai media komunikasi untuk dapat berkomunikasi dan menyampaikan pesan atau informasi kepada komunikan. Jenis jenis komunikasi tidak langsung ini dibedakan menjadi beberapa bagian tergantung dari tinjauannya.
1)      Komunikasi Tidak Langsung Personal dengan Personal
Komunikasi tidak langsung persona dengan persona ini biasa disebut juga sebagai komunikasi tidak langsung antar persona, di mana komunikasi ini terjadi karena adanya bantuan dari alat perantara atau media komunikasi seperti telepon atau internet. Kita bisa melihat kehidupan sehari-hari sebagai contohnya yaitu si A yang sedang telepon dengan si B dengan jarak jauh.
2)      Komunikasi Tidak Langsung Persona dengan Kelompok
Komunikasi tidak langsung persona dengan kelompok ini merupakan komunikasi yang berlangsung dengan bantuan media komunikasi yang contohnya seperti seorang presiden yang disiarkan di televisi secara langsung yang mana pesan atau informasinya ditujukan ke publik atau masyarakat. Hal ini biasanya terjadi bukan dua arah, melainkan satu arah karena tidak mendapatkan tanggapan secara langsung.
3)      Komunikasi Tidak Langsung Kelompok dengan Persona
Komunikasi tidak langsung kelompok dengan persona merupakan komunikasi yang terjadi dari banyak orang sebagai komunikatornya dan seseorang sebagai komunikannya dan dengan menggunakan media komunikasi. Hal ini dapat kita lihat sebagai contohnya adalah beberapa penyiar yang sedang berkomunikasi dengan pemirsa seperti di televisi maupun di radio.

4)      Komunikasi Tidak Langsung Kelompok dengan Kelompok
Komunikasi tidak langsung antar kelompok atau kelompok dengan kelompok ini merupakan komunikasi yang berlangsung dengan alat bantuan media komunikasi untuk menyampaikan pesan dan informasinya kepada komunikan. Hal ini dapat kita lihat contohnya seperti kelompok A yang sedang berkomunikasi dengan kelompok B dengan menggunakan bantuan internet atau media sosial.

 

I.       Perbedaan Komunikasi Langsung dan Tidak Langsung

Ketika terdapat dua hal yang berbeda, maka dua hal tersebut, tentunya memiliki perbedaan masing-masing yang mana bisa dijadikan sebagai cir khas dari kedua hal tersebut. Nah, berikut ini adalah beberapa perbedaan dari komunikasi langsung dengan komunikasi tidak langsung.
1.      Media Komunikasi
Di dalam komunikasi tidak langsung, selalu menggunakan media komunikasi sebagai alat bantu penyampai pesan atau informasi dari komunikator kepada komunikan atau penerima pesan. Di mana media-media tersebut seperti televisi, telepon, internet, radio, dan lain sebagainya. Komunikasi tidak langsung tentunya membutuhkan media-media komunikasi tersebut untuk dapat berkomunikasi.
Berbeda halnya dengan komunikasi langsung yang tidak perlu menggunakan alat bantu media komunikasi, karena dilakukan secara langsung atau bertatap muka antara komunikator dengan komunikan. Terkecuali ketika berkomunikasi dengan orang yang mengalami gangguan pendengaran, yang mana komunikan memerlukan alat bantu dengar sebagai media komunikasinya.

2.      Jarak Komunikasi
Seperti yang dikatakan di atas, bahwa komunikasi langsung dilakukan secara langsung dengan terjadinya bertatap muka antara komunikator dengan komunikan. Hal ini menunjukan bahwa jarak yang terjadi komunikasi langsung ini hampir tidak ada jarak sama sekali alias dilakukan dengan jarak pendek saat terjadinya proses komunikasi.
Berbeda halnya dengan komunikasi tidak langsung yang mungkin bisa saja terjadi adanya jarak yang jauh. Walaupun tidak menutup kemungkinan, jarak pendek pun juga bisa saja terjadi komunikasi tidak langsung seperti penggunaan handie talkie yang digunakan oleh crew sebuah acara dalam berkomunikasi. Maka dari itu, diperlukannya media komunikasi yang dapat mengantarkan pesan atau informasi kepada konunikan agar terjadi proses komunikasi.

 

J.      Kelebihan dan Kekurangan Komunikasi Langsung dan Tidak Langsung

Segala sesuatu, tentunya terdapat kelebihan dan kekurangan. Maka hal itu diperlukan pelengkap atau suatu perbedaan dalam kehidupan agar kehidupan berjalan seimbang karena adanya kelebihan yang dapat melengkapi dari kekurangannya.
Dari beberapa penjelasan seperti pengertian, jenis, dan perbedaan dari komunikasi langsung dan tidak langsung, maka kita dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan dari komunikasi langsung dan tidak langsung. Berikut ini adalah beberapa kelebihan dan kekurangan dari komunikasi langsung dan komunikasi tidak langsung yang perlu kita ketahui bersama sebagai bahan pengetahuan kita dalam dunia komunikasi.
1.      Komunikasi Langsung
Di dalam komunikasi langsung yang dapat dilaukan secara langsung dan bertatap muka, maka dapat ditemukannya beberapa kelebihan dari komunikasi langsung yang di antaranya adalah sebagai berikut :
1)      Kelebihan
·         Bisa lebih mudah dipahami
·         Dapat langsung menanggapi atau memberikan tanggapan langsung
·         Tidak ada hal yang disembunyikan/drama komunikasi
2)      Kekurangan
·         Tidak dapat menjangkau secara luas.
·         Membutuhkan waktu yang lama untuk dapat menjangkau lebih luas lagi.

2.      Komunikasi Tidak Langsung
Setelah penjelasan tentang kelebihan dan kekurangan komunikasi langsung, berikut ini adalah penjelasan tentang kelebihan dan kekurangan komunikasi tidak langsung.
1)      Kelebihan
Berikut ini adalah beberapa kelebihan atau keunggulan dari komunikasi yang dilakukan secara tidak langsung atau menggunakan alat bantuan media komunikasi.
·         Dapat menjangkau lebih luas
·         Lebih mudah untuk berkomunikasi ke banyak orang
·         Bisa langsung sampai dalam berkomunikasi dalam skala besar
2)      Kekurangan
Berikut ini adalah kekurangan komunikasi tidak langsung yang bisa kita ketahui adalah :
·         Terkadang mengalami gangguan sinyal
·         Tidak terjaga dari segi rahasianya pesan atau informasi

Itulah beberapa kelebihan dan kekurangan dari komunikasi langsung dan tidak langsung yang bisa kita ketahui. Dengan demikian, maka kita bisa memilah dan memilih komunikasi mana yang cocok sesuai dengan kondisi dan keadaan yang ada saat berkomunikasi.




BAB III
PENUTUP
A.           Kesimpulan
1.      Pengertian komunikasi, komunikasi pendidikan, komunikasi langsung dan tidak langsung
komunikasi adalah proses penyampaian informasi dan pengertian dari seorang kepada orang lain, baik verbal maupun non verbal melalui simbol-simbol ataupun isyarat- isyarat asalkan komunikasi itu dapat dipahami dan dimengerti oleh kedua belah pihak.
Komunikasi pendidikan adalah aspek komunikasi dalam dunia pendidikan, atau komunikasi yang terjadi pada bidang pendidikan. Jadi segala interaksi yang terhubung dalam semua aspek pendidikan yang saling berkaitan dan saling mendukung satu sama lain.
Komunikasi langsung merupakan proses komunikasi yang dilakukan secara langsung atau tatap muka.
Komunikasi tidak langsung merupakan proses dari suatu komunikasi yang dilakukan secara tidak langsung alias memerlukan bantuan alat komunikasi yang fungsinya sebagai media komunikasi.
2.      Fungsi komunikasi pendidikan :
a.       Fungsi Informatif (menyampaikan informasi)
b.      Fungsi Edukatif
c.       Fungsi Persuasif (mempengaruhi dan dipengaruhi orang)
d.      Fungsi Rekreatif

B.            Saran
Sebagai makhluk sosial, tentunya komunikasi merupakan hal yang mutlak ada dalam kehidupan kita. Tentunya kita tidak akan bisa hidup tanpa berkumunikasi dengan orang lain. Maka  dari  itu, penting  bagi  kita untuk memperhatikan faktor-faktor komunikasi verbal & non verbal untuk menciptakan suatu komunikasi yang baik dan bisa dimengerti oleh si penerima. Dengan adanya makalah ini, maka diharapkan kita dapat menciptakan suatu komunikasi yang baik agar tidak terjadi miss komunikasi yang akan berakibat fatal dan bisa mendorong terjadinya konflik.



DAFTAR PUSTAKA

Wursanto, 2005. Dasar-Dasar Ilmu Komunikasi, Yogyakarta : CV. Andi Offset.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.
Tisnawati, Deddy. 2002. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Tisnawati, Ernie. 2005. Kurniwan Saefullah, Pengantar Manajemen, Jakarta:Kencana Prenada Media Group.
Santosa, Puji. 2007. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia, Jakarta : Universitas Terbuka.
Hardjana, Agus M. 2007. Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal. Yogyakarta: Kanisius.
Yusuf, Pawit M. 1990. Komunikasi Pendidikan dan Intruksional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Uchyono, Effendi Onong. 1986. Ilmu Komunikasi, Teori, dan Praktek. Bandung: Remaja Karya.
Arni, Muhammad. 1995. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Naim, Ngainun. 2011. Dasar-Dasar Komunikasi Pendidikan. Yogyakarta: Ar Ruzz Media.          
tulisanterkini.com/artikel/artikel-ilmiah/7069-elemen-elemen-komunikasi.html di akses tanggal 17 November 2019.
 



[1] Wursanto, Dasar-Dasar Ilmu Komunikasi, (Yogyakarta : CV. Andi Offset, 2005), hlm. 153.
[2] Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2001), Edisi III, hlm. 79.
[3] Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung : PT RemajaRosdakarya, 2002), hlm. 62.
[4] Ernie Tisnawati, Kurniwan Saefullah, Pengantar Manajemen, (Jakarta:Kencana Prenada Media Group, 2005) hlm. 295-296.
[5] Puji Santosa, Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia, (Jakarta : Universitas Terbuka, 2007) hlm. 12.
[6] Ismail solihin, Pengantar Manajemen, (Jakarta:Erlangga,2009), halm.171-173.
[7] Puji Santosa, Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia, (Jakarta : Universitas Terbuka, 2007) hlm. 1-2.

[8] tulisanterkini.com/artikel/artikel-ilmiah/7069-elemen-elemen-komunikasi.html
[9] Agus M. Hardjana, Komunikasi Intrapersonal & Interpersonal (Yogyakarta: Kanisius, 2007), hlm. 10.
[10] Pawit M. Yusuf, Komunikasi Pendidikan dan Komunikasi Intruksional (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990), hlm. 11-12.
[11] Effendi Onong Uchyono, Ilmu Komunikasi, Teori, dan Praktek (Bandung: Remaja Karya, 1986), hlm. 8.
[12] Muhammad Arni, Komunikasi Organisasi (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hlm. 34.
[13] Ngainun Naim, Dasar-Dasar Komunikasi Pendidikan (Yogyakarta: Ar Ruzz Media, 2011), hlm. 208-209.
[14] Ngainun Naim, Op.Cit., hlm. 210.

Makalah Media komunikasi

BAB   I PENDAHULUAN A.    Latar belakang Dalam kehidupan manusia tidak lepas dari komunikasi  baik itu perorangan atau kelompok. Hal...