PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidik dan peserta didik merupakan komponen penting dalam sistem
pendidikanIslam. Kedua komponen ini saling berinteraksi dalam proses
pembelajaran untukmewujudkan tujuan pendidikan yang diinginkan. Oleh karena
itu, pendidik sangatberperan besar sekaligus menentukan ke mana arah potensi
peserta didik yang akandikembangkan. Demikian pula peserta didik, ia tidak
hanya sekedar objek pendidikan,tetapi pada saat-saat tertentu ia akan menjadi
subjek pendidikan. Hal ini membuktikanbahwa posisi peserta didik pun tidak
hanya sekedar pasif laksana cangkir kosong yang siapmenerima air kapan dan
dimanapun.
Akan tetapi peserta didik harus aktif, kreatif dandinamis dalam
berinteraksi dengan gurunya, sekaligus dalam upaya pengembangankeilmuannya.Konsep
pendidik dan peserta didik dalam perspektif pendidikan Islam
memilikikarakteristik tersendiri yang sesuai dengan karakteristik pendidikan
Islam itu sendiri.Karakteristik ini akan membedakan konsep pendidik dan peserta
didik dalam pandanganpendidikan lainnya. Hal itu juga dapat ditelusuri melalui
tugas dan persyaratan ideal yangharus dimiliki oleh seorang pendidik dan
peserta didik yang dikehendaki oleh Islam. Tentusemua itu tidak terlepas dari
landasan ajaran Islam itu sendiri, yaitu al-Qur’an dan Sunnahyang menginginkan
perkembangan pendidik dan peserta didik tidak bertentangan denganajaran kedua
landasan tersebut sesuai dengan pemahaman maksimal manusia.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa Pengertian Pendidik dan Hakikat Pendidik?
2.
Apa pengertin anak didik dan Hakikatnya anak didik?
C. Tujuan
1.
Mengetahui Pengertian dan Hakikat Pendidik.
2.
Mengetahui pengertin anak didik dan Hakikatnya anak didik
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian dan Hakikat Pendidik
1.
Pengertian Pendidik
Kata pendidik berasal dari didik, artinya memelihara, merawat dan melatih
agar seseorang memiliki ilmu pengetahuan seperti yang diharapkan (tentangsopan
santun, akal budi, akhlak, dan sebagainya) selanjutnya dengan menambahkanawalan
pe- hingga menjadi pendidik, artinya orang yang mendidik.[1]
Dalam bahasa, Arab pendidik diartikan dalam berbagai istilah seperti kata al-mualim
(guru),murabbi (mendidik), mudarris (pengajar) dan uztadz.
Pendidikan adalah suatubentuk interaksi manusia. Dalam Kamus Umum Bahasa
Indonesia, pendidik artinyaorang yang mendidik.Dalam bahasa Inggris ada
beberapa kata yang berdekatanarti pendidik seperti kata teacher artinya
pengajar dan tutor yang berarti gurupribadi, dipusat-pusat pelatihan
disebut sebagai trainer atau instruktur.
Menurutpendapat lain pendidik adalah orang dewasa yang bertanggung
jawab membimbing atau bantuan kepada
anak didik dalam perkembangan jasmani danrohaninya agar mencapai kedewasaannya,
mampu melaksanakan tugasnya sebagaimakhluk Allah, khalifah di permukaan bumi,
sebagai makhluk sosial dan sebagaiindividu yang sanggup berdiri sendiri.
Pendidik dapat pula berarti orang yangbertanggung jawab terhadap perkembangan
dan kematangan aspek rohani dan jasmani anak.
Menurut Ahmad Tafsir, bahwa pendidik dalam Islam adalah orang yang
bertanggung
jawab terhadap perkembangan peserta didik dengan upayamengembangkan seluruh
potensi peserta didik, baik potensi afektif (rasa), kognitif
(cipta),
maupun psikomotorik (karsa).
Sedangkan Abdul Mujib mengemukakanbahwa pendidik adalah bapak
rohani (spiritual father) bagi peserta didik, yangmemberikan santapan
jiwa dengan ilmu, pembinaan akhlak mulia, dan meluruskanprilakunya yang buruk.
Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa
pendidik
dalam Islam
adalah orang yang mempunyai tanggung jawab dan mempengaruhijiwa serta rohani
seseorang, yakni dari segi pertumbuhan jasmaniah, pengetahuan,keterampilan,
serta aspek spiritual dalam upaya perkembangan seluruh potensiyang dimiliki
oleh seseorang tersebut sesuai dengan prinsip dan nilai ajaran Islam
sehingga
menjadi insan yang berakhlakul karimah.
2. Hakikat
Pendidik
Hakikat pendidik sebagai manusia yang memahami ilmu pengetahuan
dan menjadi sebuah kewajiban baginya untuk mentransferkan ilmu itukepada orang
lain demi kemaslahatan umat. Hakikat pendidik ditegaskan dalamAl-Qur’an surat
Al-Alaq (96) ayat 1-5 yang artinya : “Bacalah dengan menyebut namaTuhan mu
yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.Bacalah,
dan Tuhanmulah yang Maha pemurah. Yang mengajar (manusia) denganperantaran
kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.[2]
DalamAl-Qur’an hakikat guru adalah Allah SWT, namun tidak berarti
manusia di dunia initidak mempunyai tugas sebagai khalifah di muka bumi ini,
tugas manusia salahsatunya adalah mengajarkan ilmu yang telah diperolehnya
kepada orang lain,dengan kata lain dia sebagai seorang guru. Jika ditinjau
secara umum pendidik dalam pendidikan Islam kaitannya lebihluas dari pada
pendidik dalam pendidikan non-Islam, adapun pendidik dalampendidikan Islam
yaitu :
a) Allah SWT
dari berbagai ayat al-Qur’an yang membicarakan
tentang kedudukanAllah sebagai pendidik dapat dipahami dalam firman-firman yang
diturunkannyakepada Nabi Muhammad SAW.
b) Nabi Muhammad SAW
Kedudukan Rasulullah SAW sebagai pendidik
ditunjuklangsung oleh Allah SWT, sebagai teladan bagi ummat dan rahmat bagi
seluruhalam. Dari sejarahnya, Beliau dikenal sebagai manusia yang paling
berakhlak dandipatuhi sehingga dalam masa kehidupannya sukses mendidik
generasi-generasiIslam. Sebagai seorang pendidik ummat manusia yang mengajarkan
agama Islamdan ketauhidan serta etika berkehidupan, Rasulullah Saw. memiliki
kepribadiandan akhlak yang sangat mulia, yang pantas dijadikan teladan bagi
seluruh ummatmanusia, hal tersebut senantiasa tercermin dalam kehidupannya.
c) Orang Tua
memiliki peran yang sangat penting yang berperan
sebagai sebagaipembimbing dalam lingkungan keluarga disebabkan karena secara
alami anakanakpada masa awal kehidupannya berada ditengah-tengah ayah dan
ibunya.Menurut Hasan Basri dan Beni Ahmad Saebani, tanggung jawab
terbesarpendidikan Islam menurut ajaran Islam dipikul oleh orang tua anak,
karenaorang tualah yang menentukan pola pembinaan pertama bagi anak.
d) Guru,
merupakan suri teladan kedua setelah orang tua. Guru
sejatinyaadalah seorang pribadi yang harus serba bisa dan serba tahu, serta
mampumentransferkan kebiasaan dan pengetahuan pada muridnya dengan cara
yangsesuai dengan perkembangan dan potensi anak didik. Guru yang bekerja
sebagaitenaga pengajar adalah elemen yang terpenting dan ikut bertanggung
jawabdalam proses pendewasaan bagi anak didik tersebut. Dari beberapa
pengertiantersebut dapat dikatakan bahwa guru dapat diartikan sebagai sosok
yangmempunyai kewenangan dan bertanggung jawab sepenuhnya di kelas atau
disekolah untuk mengembangkan segenap potensi peserta didik yang
dimilikisehingga mampu mandiri dan mengembangkan nilai kepribadian sesuai
ajaranIslam, dengan demikian tujuan akhirnya adalah kedewasaan dan kesadaranuntuk
melaksanakan tugasnya sebagai khalifah dan hamba Allah Swt. Olehkarena itu,
setiap guru hendaknya mempunyai kepribadian yang akan dicontohdan diteladani
oleh anak didik, baik secara sengaja maupun tidak. Sudah pasti,pekerjaan
sebagai guru tidak sama dengan pekerjaan apapun, diluar itupengetahuan dan keterampilan
yang akan diajarkan.
Seorang
pendidik harusmemiliki syarat-syarat sebagai berkut :
a) Beriman kepada Allah
dan beramal shaleh.
b) Menjalankan ibadah
dengan taat.
c) Memiliki sikap
pengabdian yang tinggi pada dunia pendidikan.
d) Ikhlas dalam
menjalankan tugas pendidikan.
e) Profesional dalam
menjalankan tugasnya.
f) Menguasai ilmu yang
diajarkan kepada anak didiknya.
g) Tegas dan berwibawa
dalam menghadapi masalah yang dialami anak didiknya.
h) Mampu menggunakan metode
mengajar yang bervariasi dan menguasainya dengan baik.
Pendidik merupakan potensi pedagosis yang mengarahkan perkembangan
hidup anak didik.Pendidik memiliki kedudukan yang sangat penting
dalampelaksanaan pendidikan, karena pendidik adalah pihak yang bersentuhan
langsung
dengan
unsur- unsur yang ada dalam sebuah aktivitas pendidikan, terutama anak
didik.
Sebagai wujud dari kedudukan yang sangat penting tersebut, fungsi
pendidikadalah berupaya untuk mengembangkan segenap potensi anak didiknya,
agarmemiliki kesiapan dalam menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupannya.
Seorang pendidik harus bisa menguasai situasi dan kondisi agar tidak jenuhdalam
berlangsungnya proses pendidikan, maka dari itu ada beberapa hal yang harus
diperhatikan. Antara lain :
a) Selalu berbicara
dengan bahasa yang santun.
b) Selalu mendengarkan
pendapat anak didiknya.
c) Mengarahkan dan
mengembangkan minat dan bakat anak didiknya.
d) Berpakaian rapi dan
sopan.
e) Selalu datang tepat
waktu.
f) Memberikan pelajaran
dengan metode yang tepat.
g) Senantiasa memberikan
peluang dan kesempatan kepada anak didiknya untukbertanya.
h) Sabar dalam menghadapi
kenakalan anak didiknya.
i)
Memahami perkembangan mental dan emosional anak didiknya,
membimbing,mengarahkan dan memotivasi anak didiknya.
j)
Menciptakan situasi untuk pendidikan. Situasi pendidikan yaitu
suatu keadaandimana tindakan-tindakan pendidikan dapat berlangsung dengan baik
dan hasilyang memuaskan.
Adapun
peran pendidik dalam menyikapi tantangan globalisasi adalahberusaha secara
sadar untuk membimbing, mengajar, dan melatih siswa agardapat:
a) Meningkatkan keimanan
dan ketakwaan kepada Allah SWT yang telahditanamkan dalam lingkungan keluarga.
b) Menangkal dan mencegah
pengaruh negatif dari kepercayaan paham ataubudaya lain yang membahayakan dan
menghambat perkembangan pola piker dan keyakinan siswa.
c) Memperkenalkan secara
transparan contoh positif dan negatif dari pengaruhiptek kepada anak.
d) Pendidik selalu
mengontrol kepada anak didik dan sekaligus sebagai agent ofchange dalam
menggunakan iptek.
e) Menyalurkan bakat dan
minatnya dalam mendalami bidang agama sertamengembangkannya secara optimal,
sehingga dapat dimanfaatkan untukdirinya sendiri dan dapat pula bermanfaat bagi
orang lain.
B.
PengertianAnak Didik dan Hakikat
1.
Pengertian Anak Didik
Anak didik menurut etimologi berasal dari bahasa Bahasa Inggris: student
artinya
murid, dan berasal Bahasa Arab: tilmidz jamaknya talamidz artinya
murid,
thalib
al-ilm artinya menuntut
ilmu, pelajar, atau mahasiswa.[3]
Sedangkan dilihat darikedudukannya, anak didik adalah makhluk yang sedang
berada dalam prosesperkembangan dan pertumbuhan menurut fitrahnya
masing-masing. Merakamemerlukan bimbingan dan pengarahan yang konsisten menuju
kearah titikAnak didik atau peserta didik merupakan orang yang belum dewasa danmemiliki
sejumlah potensi dasar (fitrah) yang perlu dikembangkan.
Peserta didikmerupakan “ Raw Material” (Bahan Mentah) dalam
proses transformasi daninternalisasi, menepati posisi yang sangat penting untuk
melihat signifikasinyadalam menemukan keberhasilan sebuah proses. Peserta didik
adalah makhlukindividu yang mempunyai kepribadian dengan ciri-ciri yang khas
yang sesuaidengan pertumbuhan dan perkembangannya. Pertumbuhan dan
perkembanganpeserta didik dipengaruhi oleh lingkungan dimana ia berada.
2. Hakikat
Anak Didik
Anak didik merupakan salah satu komponen terpenting dalam
pendidikan,tanpanya proses pendidikan tidak akan terlaksana. Anak didik
merupakan subjek danobjek pendidikan yang memerlukan bimbingan orang lain
(pendidik) untuk membantumengarahkannya mengembangkan potensi yang dimilikinya,
serta membimbingnya menuju kedewasaan. Karena seorang anak didik yang ingin
mendapatkan ilmu itumemerlukan bimbingan, pengarahan, dan petunjuk dari orang
lain (seorang pendidik),maka muncul pula etika pergaulan yang baik yang harus
dilakukan oleh seorang anakdidik kepada pendidiknya.
Potensi merupakan kemampuan dasar yang dimiliki anak didik, dan
tidak akantumbuh atau berkembang secara optimal tanpa bimbingan pendidik.
Dalammemahami hakikat anak didik, para pendidik perlu dilengkapi pemahaman
tentang ciriciriumum anak didik, yaitu:
a) Anak didik dalam
keadaan sedang berdaya (eksploratif), yaitu berdaya untukmenggunakan
kemampuan, kemauan dan sebagainya.
b) Mempunyai keinginan
untuk berkembang kea rah dewasa.
c) Anak didik mempunyai
latar belakang yang berbeda.
d) Anak didik melakukan
penjelajahan terhadap lingkungan terhadap alamsekitarnya dengan potensi-potensi
dasar yang dimiliki secara individu.
Asma Hsan
Fahmi menyebutkan empat akhlak yang harus dimiliki anak didik, yaitu:
a) Seorang anak didik
harus membersihkan hatinya dari kotoran dan penyakit jiwa yangsebelum ia
menuntut ilmu, karena belajar adalah merupakan ibadah yang tidah sahdikerjakan
kecuali dengan hati yang bersih. Kebersihan hati tersebut dapat dilakukandengan
menjauhkan diri dari sifat-sifat yang tercela, seperti dengki, benci,
hassut,takabbur, menipu, berbangga-bangga, dan memuji diri yang selanjutnya
diikiuti denganmenghiasi diri dengan akhlak yang mulia seperti bersikap benar,
taqwa, ikhlas zuhud,merendahkan diri dan ridha.
b) Seorang anak didik
harus mempunyai tujuan menuntut ilmu dalam rangka menghiasijiwa dengan dengan
sifat keutamaan, mendekatkan diri kepada tuahn, dan bukan untukmencari
kemegahan dan kedudukan.
c) Seorang pelajar harus
tabah dalam memperoleh ilmu pengetahuan dan bersedia pergimerantau. Selanjutnya
apabila ia menghendaki pergi ke tempat yang jauh untukmemperoleh seorang guru,
maka ia tidak boleh ragu-ragu untuk itu. Demikian pula iadinasihatkan agar
tidak sering menukar-nukar guru. Jika keadan menghendaki sebaiknyaia dapat
menanti sampai dua bulan sebelum menukar seorang guru.
d) Seorang pelajar wajib
menghoramati guru dan berusaha agar senantiasa memperolehkerelaan dari guru,
dengan mempergunakan bermacam-macam cara.
Sejalan
dengan tujuan pendidikan sebagai upaya mendekatkan diri kepada AllahSWT, maka
belajar termasuk ibadah. Dengan dasar pemikiran ini, maka Imam
Al-Ghozalimenyatakan bahwa seorang murid yang baik, adalah murid yang memiliki
ciri-ciri sebagaiberikut :[4]
a) Seorang murid harus
berjiwa bersih, terhindar dari budi pekerti yang hina dan sifat-sifat yang
tercela lainnya.
b) Seorang murid yang
baik, juga harus menjauhkan diri dari persoalan-persoalanduniawi, mengurangi
keterkaitan dengan dunia, karena keterkaitan kepadadunia dan masalah-masalahnya
dapat mengganggu lancarnya pengusaan ilmu.
c) Seorang murid yang
baik hendaknya bersikap rendah hati dan tawadhu.Sikapini begitu ditekankan oleh
Al-Ghozali.
d) Khusus terhadap murid
yang baru hendaknya jangan mempelajari ilmu-ilmuyang saling berlawanan, atau
pendapat yang saling berlawanan ataubertentangan.
e) Seorang murid yang
baik hendaknya mendahulukan mempelajari yang wajib.Pengetahuan yang menyangkut
berbagai segi (aspek) lebih baik daripadapengetahuan yang menyangkut hanya satu
segi saja.
f) Seorang murid yang
baik hendaknya mempelajari ilmu secara bertahap. Seorangmurid dinasehatkan agar
tidak mendalamiilmu secara sekaligus, tetapi memulaidariilmu-ilmu agama dan
menguasainya dengan sempurna.
g) Seorang murid
hendaknya tidak mempelajari satu disiplin ilmu sebelummengusai disiplin ilmu
sebelumnya.
h) Seorang murid
hendaknya juga mengenal nilai setiap ilmu yang dipelajarinya.
Kelebihan
dari masing-masing ilmu serta hhasil-hasilnya yang mungkin dicapai
hendaknya
dipelajarinya dengan baik.
Beberapa hal
yang perlu dipahami mengenai karakteristik peserta didik adalah:
a) Peserta didik bukan
miniatur orang dewasa, ia mempunyai dunia sendiri,
sehingga metode belajar mengajar tidak boleh
dilaksanakan dengan orangdewasa. Orang dewasa tidak patut mengeksploitasi dunia
peserta didik, denganmematuhi segala aturan dan keinginannya, sehingga peserta
didik kehilangandunianya.
b) Peserta didik memiliki
kebutuhan dan menuntut untuk pemenuhan kebutuhanitu semaksimal mungkin.
Terdapat lima hierarki kebutuhan yang dikelompokkandalam dua kategori, yaitu: pertama,
kebutuhan-kebutuhan tahap dasar (basicneeds) yang meliputi kebutuhan
fisik, rasa aman dan terjamin, cinta dan ikutmemiliki (sosial), dan harga diri;
kedua, metakebutuhan-metakebutuhan (metaneeds), meliputi apa saja
yang terkandung dalam aktualisasi diri, seperti keadilan,kebaikan, keindahan,
keteraturan, kesatuan, dan lain sebagainya. Sekalipundemikian, masih ada
kebutuhan lan yang tidak terjangkau kelima hierarkikebutuhan itu, yaitu
kebutuhan akan transendensi kepada Tuhan. Individu yangmelakukan ibadah
sesungguhnya tidak dapat dijelaskan dengan kelima hierarkikebutuhan tersebut,
sebab akhir dari aktivitasnya hanyalah keikhlasan dan ridhadari Allah SWT.
c) Peserta didik memiliki
perbedaan antara individu dengan individu yang lain,baik perbedaan yang
disebabkan dari factor endogen (fitrah) maupun eksogen(lingkungan) yang
meliputi segi jasmani, intelegensi, sosial, bakat, minat, danlingkungan yang
mempengaruhinya. Pesrta didik dipandang sebagai kesatuansistem manusia. Sesuai
dengan hakikat manusia, peserta didik sebagaimakhlukmonopluralis, maka
pribadi peserta didik walaupun terdiri dari daribanyak segi, merupakan satu
kesatuan jiwa raga (cipta, rasa dan karsa).
d) Peserta didik
merupakan subjek dan objek sekaligus dalam pendidikan yangdimungkinkan dapat
aktif, kreatif, serta produktif. Setiap peserta didik memilikiaktivitas sendiri
(swadaya) dan kreatifitas sendiri (daya cipta), sehingga dalampendidikan tidak
hanya memandang anak sebagai objek pasif yang bisanyahanya menerima, mendengarkan
saja.
e) Peserta didik
mengikuti periode-periode perkembangan tertentu dalammempunyai pola
perkembangan serta tempo dan iramanya. Implikasi dalampendidikan adalah
bagaimana proses pendidikan itu dapat disesuaikan denganpola dan tempo, serta
irama perkembangan peseta didik. Kadar kemampuanpeserta didik sangat ditentukan
oleh usia dan priode perkembangannya, karenausia itu bisa menentukan tingkat
pengetahuan, intelektual, emosi, bakat, minatpeserta didik, baik dilihat dari
dimensi biologis, psikologis, maupun dedaktis.
Dalam
upaya mencapai tujuan Pendidikan Islam, peserta didik hendaknyamemiliki dan
menanamkan sifat-sifat yang baik dalam dari dan kepribadiannya.
Diantara
sifat-sifat ideal yang perlu dimiliki peserta didik misalnya ; berkemauan
keras atau
pantang menyerah, memiliki motivasi yang tinggi, sabar, dan tabah, tidakmudah
putus asa dan sebagainya.
Berkenaan
dengan sifat ideal di atas, Imam Al-Ghazali, sebagaimana dikutip Fatahiyah
Hasan Sulaiman, merumuskan sifat-sifatideal yang patut dimiliki peserta didik
yaitu:
a) Belajar dengan niat
ibadah dalam rangka taqarrub ila Allah. Mempunyai ahklakyang baik dan
meninggalkan yang buruk.
b) Mengurangi
kecendrungan pada kehidupan duniawi dibanding ukhrawi dansebaliknya.
c) Bersifat tawadhu’
(rendah hati).
d) Menjaga pikiran dari
berbagai pertentangan dan aliran.
e) Mempelajari ilmu-ilmu
yang terpuji baik ilmu umum dan agama.
f) Belajar secara
bertahap atau berjenjang dengan melalui pelajaran yang mudahmenuju pelajaran
yang lebih sulit.
g) Mempelajari ilmu
sampai tuntas untuk kemudian beralih kepada ilmu yanglainnya.
h) Memahami nilai-nilai
ilmiah atas ilmu pengetahuan yang dipelajari
i)
Memprioritaskan ilmu diniyah sebelum memasuki ilmu duniawi.
Dari
penjelasan-penjelasan diatas menerangkan bahwa pada hakikatnya anakdidik merupakan
komponen penting dalam pendidikan, karena selain menjadiobjek, anak didik juga
merupakan subjek dalam pendidikan. Oleh sebab itu proses
pembelajaran
atau pendidikan tidak akan terlaksana tanpa adanya anak didik. Dan
merupakan
keharusan untuk memahami sifat dan karakter anak didik supayadalam proses
pendidikan akan berjalan sesuai yang kita Harapkan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pendidik merupakan seseorang yang memiliki ilmu pengetahuan
tertentu danmengajarkannya kepada orang lain atau anak didik, dan juga
merupakan orangyang mempunyai tanggung jawab dan mempengaruhi jiwa serta rohani
seseorangyakni dari segi pertumbuhan jasmaniah, pengetahuan, keterampilan,
serta aspekspiritual dalam upaya perkembangan seluruh potensi yang dimiliki
oleh seseorangtersebut sesuai dengan prinsip dan nilai ajaran Islam sehingga
menjadi insan yangberakhlakul karimah.
Anak didik merupakan salah satu unsur terpenting bagi
terlaksananya
kegiatan
pendidikan. Sebab ia merupakan obyek dan sekaligus subyek serta mitra
pendidikan,
sehingga sehebat dan selengkap apapun unsur-unsur lainnya, jika anakdidik tidak
ada atau tidak dipedulikan, maka dapat dipastikan kegiatan pendidikantidak
dapat terlaksana dan berjalan dengan baik. Anak didik merupakan orang yangmempunyai
fitrah (potensi) dasar, baik secara fisik maupun psikis, yang
perludikembangkan, untuk mengembangkan potensi tersebut sangat
membutuhkanpendidikan dari pendidik. Pendidikan merupakan bantuan bimbingan
yangdiberikan pendidik terhadap anak didik menuju kedewasaannya. Sejauh dan
sebesarapapun bantuan itu diberikan sangat berpengaruh oleh pandangan
pendidikterhadap kemungkinan anak didik utuk di didik.
DAFTAR PUSTAKA
Ø Abdul Azizi, Filsafat
Pendidikan Islam sebuah Gagasan membangun Pendidikan Islam,Yogyakarta:
Teras, 2011.
Ø Abdul Mujib, Ilmu
Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana Prenada Media, 2008.
Ø Ahmad Saebani, Hendra
Akhdiyat, Ilmu Pendidikan Islam,Bandung : Pustaka Setia,2009.
[1]Abdul
Azizi, Filsafat Pendidikan Islam sebuah Gagasan membangun Pendidikan Islam,Yogyakarta:
Teras, 2011.Hlm.32
[2]Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana
Prenada Media, 2008.Hlm.26
[3]Abuddin Nata, Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam,
Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2010.Hlm.10