BAB I
PENDAHULUAN
- Latar
Belakang Masalah
Ilmu manajemen
tidak dapat berdiri sendiri, manajemen pada dasarnya merupakan ilmu terapan
yang lahir dari beragam ilmu-ilmu dasar seperti Antropologi, Psikologi,
Sosiologi, Agama, yang diintegrasikan ke dalam sebuah ilmu untuk mengelola
organisasi untuk mencapai efektitas dan tujuan organisasi.
Oleh
karena itu para ahli dan praktisi manajemen tidak bisa menghindari untuk
mempelajari ilmu-ilmu yang mengkonstruksi ilmu manajemen,
agar apa Yang dirumuskan atau diaplikasikan benar-benar dengan prinsip
ilmiah filsafat merupakan matter of science atau induk
pengetahuan yang dalam perkembangannya melahirkan sebuah ilmu baru yang
lebih sistematis dan bisa diukur dengan metode ilmiah dengan mempelajari
filsafat seseorang mampu
berpikir secara filosos
yang mendalam dan radikal mengenai sesuatu hal yang sedang dipikirkan atau
ingin diselesaikan atau dicari jawabannya (idak hanya penting berfilsafat, dalam Ilmu
manajemen, seorang pemimpin, manajer harus memahami konsep-konsep
mengenai nilai Apa itu nilai, bagaimana membentuk nilai dan untuk apa nilai-nilai yang dibangun oleh organisasi tersebut)
harus dipahami secara utuh oleh seorang manajer Sehingga dengan
pemahaman terhadap nilai-nilai tersebut, maka
seorang pemimpin akan semakin mudah untuk menggerakkan roda
organisasi Permasalahan lain dalam ilmu.
Itulah
seorang manajer harus
mampudan siap merumuskan falsafah dan nilai-nilai
organisasi untuk menghadapi era ketidak pastian Pentingnya memikirkan
secara radikal mengenai manajemen, maka kajian Filsafat manajemen, nilai-nilai manajemen, dan
bagaimana relasinya dengan lingkungan kontemporer menjadi penting
dibahas.
- Rumusan
Masalah
A.
Apa itu Manajemen ?
B.
Apa itu Leadership ?
C.
Apa itu Manajemen sebagai Ilmu,
Seni, dan Profesi ?
- Tujuan
Masalah
A.
Mengetahui Manajemen
B.
Mengetahui Leadership
C.
Mengetahui Manajemen sebagai Ilmu,
Seni, dan Profesi
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Manajemen
Manajemen berasal dari kata to
manage yang artinya mengatur.[1]
Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari
fungsi-fungsi manajemen itu. Manajemen itu merupakan suatu proses untuk
mewujudkan tujuan yang diinginkan. Karena manajemen diartikan mengatur, maka
timbul beberapa pertanyaan bagi kita yaitu:
a.
Apa yang diatur?
Yang diatur adalah semua unsur-unsur manajemen yang terdiri dari man, money, methods, materials, machines,
and market, disingkat 6M dan semua aktivitas yang ditimbulkannya dalam
proses manajemen itu.
Malayu S.P. Hasibuan dalam bukunya Manajemen, Dasar, Pengertian
dan Masalah mengatakan unsur-unsur manajemen biasanya dirumuskan dengan 6 M
yaitu:
1.
Man, tenaga kerja manusia, baik
tenaga kerja eksekutif (tenaga ahli yang menguasai manajemen dengan baik, yang
dapat mengambil berbagai keputusan dan melaksanakan fungsi organik manajemen
yaitu merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan, mengkoordinir dan mengawasi)
maupun tenaga kerja operatif (tenaga terampil yang menguasai bidang
pekerjaannya).
2.
Money, uang yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan yang diinginkan.
3.
Metodhe,
cara-cara yang dipergunakan dalam usaha untuk mencapai tujuan.
4.
Materials, bahan-bahan yang
diperlukan untuk mencapai tujuan.
5.
Machines, mesin-mesin atau
alat-alat yang diperlukan/dipergunakan untuk mencapai tujuan.
b.
Kenapa
harus diatur?
Agar 6M itu lebih berdaya guna, berhasil guna,
terintegrasi, dan terkoordinasi dalam mencapai tujuan yang optimal.
c.
Siapa
yang mengatur?
Yang mengatur adalah
pemimpin dengan wewenang kepemimpinannya melalui instruksi atau persuasi,
sehingga 6M dan semua proses manajemen tertuju melalui serta terarah kepada
tujuan yang diinginakan.
d.
Dimana harus diatur?
Dalam sebuah organisasi atau perusahaan, karena organisasi
merupakan “alat” dan “wadah” (tempat) untuk mengatur 6M dan semua aktivitas
proses manajemen dalam mencapai tujuannya. Tegasnya, pengaturan hanya dapat
dilakukan di dalam suatu organisasi (wadah/tempat). Sebab dalam wadah
(organisasi) inilah tempat kerja sama, proses manajemen, pembagian kerja, delegation of authority, koordinasi, dan
integrasi dilakukan untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai.[3]
Istilah manajemen juga mengacu kepada aktivitas yang diselesaikan
secara dengan dan melalui pendayagunaan orang lain. Siagian (1978) menyebutkan
manajemen adalah kemampuan dan keterampilan untuk memperoleh sesuatu hasil
dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegaiatan-kegiatan orang lain[4]. Pada
dasarnya kemampuan manusia itu terbatas (fisik, pengetahuan, waktu, dan
perhatian) sedangkan kebutuhannya tidak terbatas. Usaha untuk memenuhi
kebutuhan dan terbatasnya kemampuan dalam melakukan pekerjaan mendorong manusia
membagi pekerjaan, tugas, dan tanggung jawab. Dengan adanya pembagian
pekerjaan, tugas, dan tanggung jawab ini terbentuklah kerja sama dan
keterikatan formal dalam suatu organisasi. Dalam organisasi ini maka pekerjaan
yang berat dan sulit akan dapat diselesaikan dengan baik serta tujuan yang
diinginkan tercapai.
Andrew F. Sikula mengatakan ‘Management
in general refers to planning, organizing, controlling, staffing, leading,
motivating, communicating, and decision making activities performed by any organization in order to coordinate
the varied resources of the enterprise so as to bring an efficient cretion of
some product or service’ (Manajemen pada umumnya dikaitkan dengan
aktivitas-aktivitas perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, penempatan,
pengarahan, pemotivasian, komunikasi, dan pengambilan keputusan yang dilakukan
oleh setiap organisasi dengan tujuan untuk mengkoordinasikan berbagai sumber
daya yang dimiliki oleh perusahaan sehingga akan dihasilkan suatu produk atau
jasa secara efisien). G.R. Terry mengatakan ‘Management is a distinct process consisting of planning, organizing,
actuating, and controlling performed to determine and accomplish stated
objectives by the use of human beingand other resources’ (Manajemen adalah
suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian yang dilakukan untuk menemukan
serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber
daya manusia dan sumber-sumber lainnya)[5].
B.
Pengertian Leadership
Leadership atau dalam bahasa Indonesia adalah kepemimpinan, menurut Nawawi
(1994: 82), adalah proses menggerakkan, mempengaruhi, memberikan motivasi, dan
mengarahkan orang-orang di dalam organisasi atau lembaga pendidikan tertentu
untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya. merupakan segala daya dan upaya bersama untuk
menggerakkan semua sumber dan alat yang tersedia dalam suatu organisasi.
Sedangkan salah satu Asosiasi supervisi dan pengembangan kurikulum di Amerika
yakni Association for Supervision and Curiculum Development (ASCD),
menyatakan bahwa kepemimpinan adalah tindakan atau tingkah laku di antara individu-individu
dan kelompok-kelompok yang menyebabkan mereka bergerak ke arah tercapainya
tujuan-tujuan yang menambahkan penerimaan bersama bagi mereka[6].
Orang yang menyebabkan mereka bergerak itulah yang disebut pemimpin, yakni
seseorang dengan wewenang kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk
mengerjakan sebagian dari pekerjaannya dalam mencapai tujuan. Pemimpin (leader, eksekutif, manajer, ketua)
adalah orangnya, sedangkan kepemimpinan/leadership
adalah gaya dalam melakukan tugas-tugasnya.
Pemimpin merupakan salah satu intisari manajemen, sumber daya
pokok, dan titik sentral dari setiap aktivitas yang terjadi dalam suatu
organisasi ataupun lembaga. Karena, dia yang mengkoordinir, menggerakkan serta
mengarahkan orang-orang dalam sebuah organisasi ataupun lembaga dalam
pencapaian tujuan yang telah dirumuskan serta memegang penuh kendali dalam
mewujudkannya. Untuk itu sukses tidaknya suatu organisasi ataupun pada lembaga
pendidikan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sangat tergantung atas
kemampuan pemimpinnya untuk menumbuhkan iklim kerja sama agar dengan mudah
dapat menggerakkan sumber daya tersebut, sehingga dapat mendayagunakannya dan
dapat berjalan secara efektif dan efisien. Seorang pemimpin harus memiliki jiwa
kepemimpinan dalam dirinya. Karena kepemimpinan/leadership sangat berperan penting dalam mengembangkan seluruh
sumber daya yang ada termasuk sumber daya manusia (SDM).
C.
Manajemen
Sebagai Ilmu, Seni, dan Profesi
1. Manajemen Sebagai Ilmu
Ilmu (science) adalah
sekumpulan pengetahuan yang telah disistematisasikan, dikumpulkan, dan diterima
menurut pengertian kebenaran umum
mengenai keadaan suatu subjek dan objek tertentu. Science management (manajemen ilmiah) adalah suatu kumpulan
pengetahuan yang disistematisasi, dikumpulkan, dan diterima menurut pengertian
kebenaran-kebenaran universal mengenai manajemen. Scientific management adalah manajemen yang menggunakan ilmu
(science) dan scientific method. Scientific method adalah suatu
pendekatan yang tepat terhadap suatu objek ilmu dan tujuan utamanya ialah untuk
menambah pengetahuan yang sudah ada.
Dalam reverensi lain, ilmu adalah suatu pengetahuan yang teratur
dari hal-hal pekerjaan hukum sebab dan akibat, sehingga menjadi tabiat ilmu,
yaitu mencari keterangan tentang kedudukan suatu hal atau masalah yang
berhubungan dengan sebab dan akibatnya. Pengetahuan tidak selamanya dapat
digolongkan ilmu sebab ada pengetahuan atau pengetahuan saja. Di pihak lain,
ada pengetahuan yang diperoleh dengan jalan keterangan dan inilah yang disebut
ilmu. Pengetahuan barulah merupakan tangga pertama bagi ilmu untuk mencari
keterangan lebih lanjut. Karena itu Muhammad Hatta mengemukakan suatu pendapat
bahwa seorang memperoleh pengetahuan tentang sesuatu masalah dengan jalan
keterangan untuk menyusun pikiran guna mengetahui sebab kejadian dan akibatnya
di saat itulah terjadi ilmu pengetahuan. Pengalaman baru menjadi pengetahuan
ilmu, apabila pengetahuan itu disertai dengan pengertian tentang pekerjaan
hukum kausal (sebab akibat) pada masalah yang dialami itu. Masalah menimbulkan
pertanyaan bagaimana duduknya dan sebabnya. Manajemen termasuk sebagai ilmu
karena memenuhi syarat-syarat sebagai ilmu yaitu:
- Tersusun secara
sistematis dan teratur.
- Objektif rasional
sehingga dapat dipelajari.
- Menggunakan metode
ilmiah.
- Mempunyai
prinsip-prinsip tertentu.
- Dapat dijadikan
suatu teori.
Scientific manager ialah manajer yang menggunakan science dan scientific method
dalam usaha memimpin kegiatan-kegiatan bawahannya melalui fungsi-fungsi
manajemen.
2. Manajemen Sebagai Seni
Seni (art) adalah
sesuatu kreativitas pribadi yang kuat dan disertai keterampilan. Science mengajarkan kepada orang suatu
pengetahuan, sedangkan art (seni)
mendorong orang untuk berpraktek. Seni manajemen meliputi kecakapan untuk
melihat totalitas dari bagian-bagian yang terpisah dan berbeda-beda, kecakapan
untuk menciptakan sesuatu gambaran tentang visi tertentu, kecakapan untuk
menyatukan visi tersebut dengan skills (keterampilan)
atau kecakapan yang efektif.
Kalau ilmu memusatkan perhatian pada suatu objek tertentu sehingga
ilmu bersifat memilih. Lain halnya dengan seni, menurut Mohammad Hatta seni
memperhatikan keindahan, mencari harmoni (persatuan) dalam alam. Ilmu
mengajarkan untuk mengetahui sesuatu, sedang seni mengajarkan bagaimana
melakukan sesuatu.
Manajer adalah seorang ilmuan dan sekaligus seniman, yang
mengandalkan diri pada ilmu, ia pun harus mempunyai “firasat,
keyakinan-keyakinan, kreativitas” dan menguasai cara-cara “penerapannya”.
Karena itu seorang yang mempunyai pengetahuan luas tentang manajemen bisa saja
gagal dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang manajer yang kompeten, jika
ia kurang menguasai art of management
(seni manajemen). Perbedaan antara Science
dan Art :
Science/ilmu
1.
Berkembang
secara teoretis
2.
Membuktikan
3.
Meramalkan
4.
Memberikan
defenisi
5.
Memberikan
kepastian/ukuran
6.
Art/seni
7.
Berkembang
secara praktis
8.
Merasa
9.
Menerka
10.
Menguraikan/mengajarkan
11.
Memberikan
pendapat
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa ilmu mengajarkan
kita tentang sesuatu, sedangkan seni/art
mengajarkan kita bagaimana sesuatu hal dilakukan.
3. Manajemen Sebagai Profesi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996) disebutkan profesi
adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan,
kejuruan dsb.) tertentu. Pigor (1950), juga Hunderson (1980), maupun Pollet (1959) dalam definisi
mereka menyatakan bahwa:
a.
Suatu
jabatan, supaya dapat disebut suatu profesi, maka jabatan itu harus berdasarkan
pada suatu wadah ilmu pengetahuan yang sistimatis dan pelaksanaannya menuntut
kecerdasan dan keahlian guna pemecahan berbagai masalah yang sulit. Suatu
profesi, menuntut waktu yang lama untuk persiapan spesialisasi dan berdasarkan
pada suatu latar belakang pendidikan yang luas
b.
Suatu
profesi, selalu membukakan kesempatan dan menyediakan waktu bagi
anggota-anggotanya untuk mengikuti latihan-latihan guna peningkatan dan
penyegaran pengetahuan mereka. Latihan-latihan itu bersifat terus menerus.
c.
Suatu
profesi menghendaki penelitian dan penyelidikan secara ilmiah, berkelanjutan.
Karena itu, nyatalah bahwa manajemen
mempunyai sifat profesi. Pertama,
sudah dijelaskan bahwa manajemen adalah suatu ilmu yang sudah tidak diragukan
lagi karena sudah dipelajari, dikembangkan melalui lembaga pendidikan dan
pelatihan untuk memperoleh pengetahuan khusus yang dibutuhkan dan kecakapan
untuk mempergunakan kemampuan manajer yang kompeten.
Kedua, pengetahuan khusus dan kecakapan yang dibutuhkan, manajemen dipakai untuk
“Memerintah, membimbing dan menasehati lainnya,” meskipun dapat dilakukan oleh
kebanyakan manjer dan para ahli teori manajemen tidak dapat diterapkan secara
utuh pada semua situasi, pedoman-pedoman tertentu memiliki tingkat reabilitas
yang cukup tinggi. Misalnya pedoman sederhana mengenai tingkah laku yang
berbunyi “Pujilah di depan umum dan keritiklah secara pribadi,” umumnya sangat
berhasil, walaupun kadang-kadang tidak demikian halnya.
Ketiga, manajemen berarti memajukan tiap pekerjaan sedemikian sehingga ia berhasil
mencapai kedudukan tertinggi untuk kecakapannya bukan karena favoritisme atau
faktor lain yang sama sekali tidak berkaitan dengan jabatan yang dipangkunya.
Sayangnya ada juga sejumlah manajer yang memperoleh posisi kemanajeran mereka
karena hubungan mereka dengan orang-orang penting tertentu atau karena
faktor-faktor yang sama sekali tidak berkaitan dengan pekerjaan mereka. Di
samping itu tidak ada standar objektif yang disepakati bersama yang dapat
digunakan untuk menilai kinerja manajer. Karena kompleksitasnya faktor-faktor
yang berkaitan dengan pekerjaan manajer, maka adalah lebih sulit untuk menilai
manajer dibanding menilai misalnya: guru, bidan, polisi, dan profesi lainnya.
Akhirnya, para profesional pula dituntut oleh
suatu kode etik yang harus ditaati sepenuhnya, yang melindungi klien mereka.
Karena profesional memang ahli dalam suatu bidang tertentu, para klien sangat
tergantung pada mereka dan sebagai akibatnya, para profesional berada pada
posisi yang sangat renta.
Manajemen adalah sebuah profesi, tetapi
menurut kriteria yang lain, tidak demikian sekarang ini dapat dilihat berbagai
indikasi yang menunjukkan bahwa manajemen, sedang mengarah pada kecenderungan
meningkatnya profesionalisme baik dalam dunia bisnis maupun pada organisasi
perusahaan, organisasi non profit/nirlaba. Nampaknya, tekanan sosial yang
berlangsung sekarang dapat mengundang munculnya kesadaran akan timbulnya
standar etik yang baku. Perkembangan pendidikan formal di dalam sekolah-sekolah
manajemen dan program pengembangan eksekutif akan menyebar luaskan suatu
kumpulan pengetahuan dan mengajarkan keterampilan yang merupakan tanda resmi
bagi profesional.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
- Manajemen
yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur
berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen itu. Leadershipatau dalam
bahasa Indonesia adalah kepemimpinan. Kepemimpinan adalah proses
menggerakkan, mempengaruhi, memberikan motivasi, dan mengarahkan
orang-orang di dalam organisasi atau lembaga pendidikan tertentu untuk
mencapai tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya. merupakan segala daya dan upaya bersama
untuk menggerakkan semua sumber dan alat yang tersedia dalam suatu
organisasi.
- Manajemen termasuk
sebagai ilmu karena memenuhi syarat-syarat sebagai ilmu yaitu:
1.
Tersusun
secara sistematis dan teratur.
2.
Objektif
rasional sehingga dapat dipelajari.
3.
Menggunakan
metode ilmiah.
4.
Mempunyai prinsip-prinsip tertentu.
5.
Dapat
dijadikan suatu teori
Manajer adalah seorang ilmuan dan sekaligus seniman, yang
mengandalkan diri pada ilmu, ia pun harus mempunyai “firasat,
keyakinan-keyakinan, kreativitas” dan menguasai cara-cara “penerapannya”.
Karena itu seorang yang mempunyai pengetahuan luas tentang manajemen bisa saja
gagal dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang manajer yang kompeten, jika
ia kurang menguasai art of management
(seni manajemen). Manajemen
berarti memajukan tiap pekerjaan sedemikian sehingga ia berhasil mencapai
kedudukan tertinggi untuk kecakapannya bukan karena favoritisme atau faktor
lain yang sama sekali tidak berkaitan dengan jabatan yang dipangkunya.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Faried, Teori dan Konsep
Administrasi dari Pemikiran Paragmatik Menuju Redefinisi, Jakarta: Rajawali
Pers, 2011
Blogspot (On-line), 2013, Administrasi,
Manajemen, dan Kepemimpinan, (On-line)(http://www.leoasratekf17.blogspot.co.id),
diakses pada Sabtu, 19 Maret 2019.
Hasibuan, H. Malayu, Manajemen:
Dasar, Pengertian, dan Masalah, Cet. VI, Jakarta: Bumi Aksara, 2007
Hasibuan, Malayu., Manajemen,
Dasar, Pengertian, dan Masalah, Cet. IV, Jakarta: CV. Haji Masagung, 1989
Marno, Triyo Supriyatno, Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan
Islam, Bandung: Refika Aitama, 2008
Manullang, Dasar-dasar Manajemen, Jakarta :
Ghalia Indodesia, 1999, hal 2
Wijayanti, Utami, 2014 (On-line), Filsafat Manajamen, (http://www.utamiwijayanti12.-blogspot.co.id)
(On-line), diakses pada Sabtu, 19 Maret 2016.
[1]
Manullang, Dasar-dasar
Manajemen, Jakarta : Ghalia Indodesia, 1999, hal 2
[2] Hasibuan,
Malayu, Manajemen, Dasar, Pengertian, dan
Masalah, Jakarta: CV. Haji Masagung, 1989, hal. 3
[3] Triyo
Supriyatno, Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam, Bandung: Refika
Aitama, 2008, hal. 3
[4] Wijayanti,
Utami, 2014 (On-line), Filsafat
Manajamen, (http://www.utamiwijayanti12.-blogspot.co.id)
(On-line), diakses pada Sabtu, 19 Maret 2016, hal. 4
[5] Ali,
Faried, Teori dan Konsep Administrasi
dari Pemikiran Paragmatik Menuju Redefinisi, Jakarta: Rajawali Pers, 2011,
hal. 12
[6]Blogspot, 2013, Administrasi Manajemen dan Kepemimpinan, (On-line)
(http://www.leoasratekf17.blogspot.co.id),
diakses pada Sabtu, 19 Maret 2019