Monday, November 25, 2019

Makalah manajemen sebagai ilmu, seni dan profesi


BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang Masalah
Ilmu manajemen tidak dapat berdiri sendiri, manajemen pada dasarnya merupakan ilmu terapan yang lahir dari beragam ilmu-ilmu dasar seperti Antropologi, Psikologi, Sosiologi, Agama, yang diintegrasikan ke dalam sebuah ilmu untuk mengelola organisasi untuk mencapai efektitas dan tujuan organisasi.
Oleh karena itu para ahli dan praktisi manajemen tidak bisa menghindari untuk mempelajari ilmu-ilmu yang mengkonstruksi ilmu  manajemen, agar apa Yang dirumuskan atau diaplikasikan benar-benar dengan prinsip ilmiah filsafat merupakan matter of science atau induk pengetahuan yang dalam perkembangannya melahirkan sebuah ilmu baru yang lebih sistematis dan bisa diukur dengan metode ilmiah dengan mempelajari filsafat seseorang mampu berpikir secara filosos yang mendalam dan radikal mengenai sesuatu hal yang sedang dipikirkan atau ingin diselesaikan atau dicari jawabannya (idak hanya penting berfilsafat, dalam Ilmu manajemen, seorang pemimpin, manajer harus  memahami konsep-konsep mengenai nilai Apa itu nilai, bagaimana membentuk nilai dan untuk apa nilai-nilai yang dibangun oleh organisasi tersebut) harus dipahami secara utuh  oleh seorang manajer Sehingga dengan pemahaman terhadap nilai-nilai tersebut, maka  seorang pemimpin akan semakin mudah untuk  menggerakkan roda organisasi Permasalahan lain dalam ilmu.
Itulah seorang manajer harus mampudan siap merumuskan falsafah dan nilai-nilai organisasi untuk menghadapi era ketidak pastian Pentingnya memikirkan secara radikal mengenai manajemen, maka kajian Filsafat manajemen, nilai-nilai manajemen, dan bagaimana relasinya dengan lingkungan kontemporer menjadi penting dibahas.

  1. Rumusan Masalah
A.    Apa itu Manajemen ?
B.     Apa itu Leadership ?
C.     Apa itu Manajemen sebagai Ilmu, Seni, dan Profesi ?

  1. Tujuan Masalah
A.    Mengetahui Manajemen
B.     Mengetahui Leadership
C.     Mengetahui Manajemen sebagai Ilmu, Seni, dan Profesi


BAB II
PEMBAHASAN

A.                 Pengertian Manajemen
Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur.[1] Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen itu. Manajemen itu merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan. Karena manajemen diartikan mengatur, maka timbul beberapa pertanyaan bagi kita yaitu:
a.       Apa yang diatur?
Yang diatur adalah semua unsur-unsur manajemen yang terdiri dari man, money, methods, materials, machines, and market, disingkat 6M dan semua aktivitas yang ditimbulkannya dalam proses manajemen itu.
Malayu S.P. Hasibuan dalam bukunya Manajemen, Dasar, Pengertian dan Masalah mengatakan unsur-unsur manajemen biasanya dirumuskan dengan 6 M yaitu:
1.      Man, tenaga kerja manusia, baik tenaga kerja eksekutif (tenaga ahli yang menguasai manajemen dengan baik, yang dapat mengambil berbagai keputusan dan melaksanakan fungsi organik manajemen yaitu merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan, mengkoordinir dan mengawasi) maupun tenaga kerja operatif (tenaga terampil yang menguasai bidang pekerjaannya).
2.      Money, uang yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
3.       Metodhe, cara-cara yang dipergunakan dalam usaha untuk mencapai tujuan.
4.      Materials, bahan-bahan yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
5.      Machines, mesin-mesin atau alat-alat yang diperlukan/dipergunakan untuk mencapai tujuan.
6.      Market, pasar yang digunakan menjual output dan jasa-jasa yang dihasilkan[2].
b.             Kenapa harus diatur?
Agar  6M itu lebih berdaya guna, berhasil guna, terintegrasi, dan terkoordinasi dalam mencapai tujuan yang optimal.
c.             Siapa yang mengatur?
Yang mengatur adalah pemimpin dengan wewenang kepemimpinannya melalui instruksi atau persuasi, sehingga 6M dan semua proses manajemen tertuju melalui serta terarah kepada tujuan yang diinginakan.
d.      Dimana harus  diatur?
Dalam sebuah organisasi atau perusahaan, karena organisasi merupakan “alat” dan “wadah” (tempat) untuk mengatur 6M dan semua aktivitas proses manajemen dalam mencapai tujuannya. Tegasnya, pengaturan hanya dapat dilakukan di dalam suatu organisasi (wadah/tempat). Sebab dalam wadah (organisasi) inilah tempat kerja sama, proses manajemen, pembagian kerja, delegation of authority, koordinasi, dan integrasi dilakukan untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai.[3]

Istilah manajemen juga mengacu kepada aktivitas yang diselesaikan secara dengan dan melalui pendayagunaan orang lain. Siagian (1978) menyebutkan manajemen adalah kemampuan dan keterampilan untuk memperoleh sesuatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegaiatan-kegiatan orang lain[4]. Pada dasarnya kemampuan manusia itu terbatas (fisik, pengetahuan, waktu, dan perhatian) sedangkan kebutuhannya tidak terbatas. Usaha untuk memenuhi kebutuhan dan terbatasnya kemampuan dalam melakukan pekerjaan mendorong manusia membagi pekerjaan, tugas, dan tanggung jawab. Dengan adanya pembagian pekerjaan, tugas, dan tanggung jawab ini terbentuklah kerja sama dan keterikatan formal dalam suatu organisasi. Dalam organisasi ini maka pekerjaan yang berat dan sulit akan dapat diselesaikan dengan baik serta tujuan yang diinginkan tercapai.
Andrew F. Sikula mengatakan ‘Management in general refers to planning, organizing, controlling, staffing, leading, motivating, communicating, and decision making activities performed  by any organization in order to coordinate the varied resources of the enterprise so as to bring an efficient cretion of some product or service’ (Manajemen pada umumnya dikaitkan dengan aktivitas-aktivitas perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, penempatan, pengarahan, pemotivasian, komunikasi, dan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh setiap organisasi dengan tujuan untuk mengkoordinasikan berbagai sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan sehingga akan dihasilkan suatu produk atau jasa secara efisien). G.R. Terry mengatakan ‘Management is a distinct process consisting of planning, organizing, actuating, and controlling performed to determine and accomplish stated objectives by the use of human beingand other resources’ (Manajemen adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian yang dilakukan untuk menemukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya)[5].

B.            Pengertian Leadership
Leadership atau dalam bahasa Indonesia adalah kepemimpinan, menurut Nawawi (1994: 82), adalah proses menggerakkan, mempengaruhi, memberikan motivasi, dan mengarahkan orang-orang di dalam organisasi atau lembaga pendidikan tertentu untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya.  merupakan segala daya dan upaya bersama untuk menggerakkan semua sumber dan alat yang tersedia dalam suatu organisasi. Sedangkan salah satu Asosiasi supervisi dan pengembangan kurikulum di Amerika yakni Association for Supervision and Curiculum Development (ASCD), menyatakan bahwa kepemimpinan adalah tindakan atau tingkah laku di antara individu-individu dan kelompok-kelompok yang menyebabkan mereka bergerak ke arah tercapainya tujuan-tujuan yang menambahkan penerimaan bersama bagi mereka[6]. Orang yang menyebabkan mereka bergerak itulah yang disebut pemimpin, yakni seseorang dengan wewenang kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk mengerjakan sebagian dari pekerjaannya dalam mencapai tujuan. Pemimpin (leader, eksekutif, manajer, ketua) adalah orangnya, sedangkan kepemimpinan/leadership adalah gaya dalam melakukan tugas-tugasnya.
Pemimpin merupakan salah satu intisari manajemen, sumber daya pokok, dan titik sentral dari setiap aktivitas yang terjadi dalam suatu organisasi ataupun lembaga. Karena, dia yang mengkoordinir, menggerakkan serta mengarahkan orang-orang dalam sebuah organisasi ataupun lembaga dalam pencapaian tujuan yang telah dirumuskan serta memegang penuh kendali dalam mewujudkannya. Untuk itu sukses tidaknya suatu organisasi ataupun pada lembaga pendidikan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sangat tergantung atas kemampuan pemimpinnya untuk menumbuhkan iklim kerja sama agar dengan mudah dapat menggerakkan sumber daya tersebut, sehingga dapat mendayagunakannya dan dapat berjalan secara efektif dan efisien. Seorang pemimpin harus memiliki jiwa kepemimpinan dalam dirinya. Karena kepemimpinan/leadership sangat berperan penting dalam mengembangkan seluruh sumber daya yang ada termasuk sumber daya manusia (SDM).

C.            Manajemen Sebagai Ilmu, Seni, dan Profesi
1.      Manajemen Sebagai Ilmu
Ilmu (science) adalah sekumpulan pengetahuan yang telah disistematisasikan, dikumpulkan, dan diterima menurut  pengertian kebenaran umum mengenai keadaan suatu subjek dan objek tertentu. Science management (manajemen ilmiah) adalah suatu kumpulan pengetahuan yang disistematisasi, dikumpulkan, dan diterima menurut pengertian kebenaran-kebenaran universal mengenai manajemen. Scientific management adalah manajemen yang menggunakan ilmu (science) dan scientific method. Scientific method adalah suatu pendekatan yang tepat terhadap suatu objek ilmu dan tujuan utamanya ialah untuk menambah pengetahuan yang sudah ada.
Dalam reverensi lain, ilmu adalah suatu pengetahuan yang teratur dari hal-hal pekerjaan hukum sebab dan akibat, sehingga menjadi tabiat ilmu, yaitu mencari keterangan tentang kedudukan suatu hal atau masalah yang berhubungan dengan sebab dan akibatnya. Pengetahuan tidak selamanya dapat digolongkan ilmu sebab ada pengetahuan atau pengetahuan saja. Di pihak lain, ada pengetahuan yang diperoleh dengan jalan keterangan dan inilah yang disebut ilmu. Pengetahuan barulah merupakan tangga pertama bagi ilmu untuk mencari keterangan lebih lanjut. Karena itu Muhammad Hatta mengemukakan suatu pendapat bahwa seorang memperoleh pengetahuan tentang sesuatu masalah dengan jalan keterangan untuk menyusun pikiran guna mengetahui sebab kejadian dan akibatnya di saat itulah terjadi ilmu pengetahuan. Pengalaman baru menjadi pengetahuan ilmu, apabila pengetahuan itu disertai dengan pengertian tentang pekerjaan hukum kausal (sebab akibat) pada masalah yang dialami itu. Masalah menimbulkan pertanyaan bagaimana duduknya dan sebabnya. Manajemen termasuk sebagai ilmu karena memenuhi syarat-syarat sebagai ilmu yaitu:
  1. Tersusun secara sistematis dan teratur.
  2. Objektif rasional sehingga dapat dipelajari.
  3. Menggunakan metode ilmiah.
  4. Mempunyai prinsip-prinsip tertentu.
  5. Dapat dijadikan suatu teori.
Scientific manager ialah manajer yang menggunakan science dan scientific method dalam usaha memimpin kegiatan-kegiatan bawahannya melalui fungsi-fungsi manajemen.

2.      Manajemen Sebagai Seni
Seni (art) adalah sesuatu kreativitas pribadi yang kuat dan disertai keterampilan. Science mengajarkan kepada orang suatu pengetahuan, sedangkan art (seni) mendorong orang untuk berpraktek. Seni manajemen meliputi kecakapan untuk melihat totalitas dari bagian-bagian yang terpisah dan berbeda-beda, kecakapan untuk menciptakan sesuatu gambaran tentang visi tertentu, kecakapan untuk menyatukan visi tersebut dengan skills (keterampilan) atau kecakapan yang efektif.
Kalau ilmu memusatkan perhatian pada suatu objek tertentu sehingga ilmu bersifat memilih. Lain halnya dengan seni, menurut Mohammad Hatta seni memperhatikan keindahan, mencari harmoni (persatuan) dalam alam. Ilmu mengajarkan untuk mengetahui sesuatu, sedang seni mengajarkan bagaimana melakukan sesuatu.
Manajer adalah seorang ilmuan dan sekaligus seniman, yang mengandalkan diri pada ilmu, ia pun harus mempunyai “firasat, keyakinan-keyakinan, kreativitas” dan menguasai cara-cara “penerapannya”. Karena itu seorang yang mempunyai pengetahuan luas tentang manajemen bisa saja gagal dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang manajer yang kompeten, jika ia kurang menguasai art of management (seni manajemen). Perbedaan antara Science dan Art :

Science/ilmu
1.                  Berkembang secara teoretis
2.                   Membuktikan
3.                   Meramalkan
4.                  Memberikan defenisi
5.                  Memberikan kepastian/ukuran
6.                  Art/seni
7.                  Berkembang secara praktis
8.                  Merasa
9.                  Menerka
10.              Menguraikan/mengajarkan
11.              Memberikan pendapat
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa ilmu mengajarkan kita tentang sesuatu, sedangkan seni/art mengajarkan kita bagaimana sesuatu hal dilakukan.

3.      Manajemen Sebagai Profesi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996) disebutkan profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan dsb.) tertentu. Pigor (1950), juga Hunderson (1980), maupun Pollet (1959) dalam definisi mereka menyatakan bahwa:
a.       Suatu jabatan, supaya dapat disebut suatu profesi, maka jabatan itu harus berdasarkan pada suatu wadah ilmu pengetahuan yang sistimatis dan pelaksanaannya menuntut kecerdasan dan keahlian guna pemecahan berbagai masalah yang sulit. Suatu profesi, menuntut waktu yang lama untuk persiapan spesialisasi dan berdasarkan pada suatu latar belakang pendidikan yang luas
b.      Suatu profesi, selalu membukakan kesempatan dan menyediakan waktu bagi anggota-anggotanya untuk mengikuti latihan-latihan guna peningkatan dan penyegaran pengetahuan mereka. Latihan-latihan itu bersifat terus menerus.
c.       Suatu profesi menghendaki penelitian dan penyelidikan secara ilmiah, berkelanjutan.
Karena itu, nyatalah bahwa manajemen mempunyai sifat profesi. Pertama, sudah dijelaskan bahwa manajemen adalah suatu ilmu yang sudah tidak diragukan lagi karena sudah dipelajari, dikembangkan melalui lembaga pendidikan dan pelatihan untuk memperoleh pengetahuan khusus yang dibutuhkan dan kecakapan untuk mempergunakan kemampuan manajer yang kompeten.
Kedua, pengetahuan khusus dan kecakapan yang dibutuhkan, manajemen dipakai untuk “Memerintah, membimbing dan menasehati lainnya,” meskipun dapat dilakukan oleh kebanyakan manjer dan para ahli teori manajemen tidak dapat diterapkan secara utuh pada semua situasi, pedoman-pedoman tertentu memiliki tingkat reabilitas yang cukup tinggi. Misalnya pedoman sederhana mengenai tingkah laku yang berbunyi “Pujilah di depan umum dan keritiklah secara pribadi,” umumnya sangat berhasil, walaupun kadang-kadang tidak demikian halnya.
Ketiga, manajemen berarti memajukan tiap pekerjaan sedemikian sehingga ia berhasil mencapai kedudukan tertinggi untuk kecakapannya bukan karena favoritisme atau faktor lain yang sama sekali tidak berkaitan dengan jabatan yang dipangkunya. Sayangnya ada juga sejumlah manajer yang memperoleh posisi kemanajeran mereka karena hubungan mereka dengan orang-orang penting tertentu atau karena faktor-faktor yang sama sekali tidak berkaitan dengan pekerjaan mereka. Di samping itu tidak ada standar objektif yang disepakati bersama yang dapat digunakan untuk menilai kinerja manajer. Karena kompleksitasnya faktor-faktor yang berkaitan dengan pekerjaan manajer, maka adalah lebih sulit untuk menilai manajer dibanding menilai misalnya: guru, bidan, polisi, dan profesi lainnya.
Akhirnya, para profesional pula dituntut oleh suatu kode etik yang harus ditaati sepenuhnya, yang melindungi klien mereka. Karena profesional memang ahli dalam suatu bidang tertentu, para klien sangat tergantung pada mereka dan sebagai akibatnya, para profesional berada pada posisi yang sangat renta.
Manajemen adalah sebuah profesi, tetapi menurut kriteria yang lain, tidak demikian sekarang ini dapat dilihat berbagai indikasi yang menunjukkan bahwa manajemen, sedang mengarah pada kecenderungan meningkatnya profesionalisme baik dalam dunia bisnis maupun pada organisasi perusahaan, organisasi non profit/nirlaba. Nampaknya, tekanan sosial yang berlangsung sekarang dapat mengundang munculnya kesadaran akan timbulnya standar etik yang baku. Perkembangan pendidikan formal di dalam sekolah-sekolah manajemen dan program pengembangan eksekutif akan menyebar luaskan suatu kumpulan pengetahuan dan mengajarkan keterampilan yang merupakan tanda resmi bagi profesional.


BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
  1. Manajemen yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen itu. Leadershipatau dalam bahasa Indonesia adalah kepemimpinan. Kepemimpinan adalah proses menggerakkan, mempengaruhi, memberikan motivasi, dan mengarahkan orang-orang di dalam organisasi atau lembaga pendidikan tertentu untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya.  merupakan segala daya dan upaya bersama untuk menggerakkan semua sumber dan alat yang tersedia dalam suatu organisasi.
  2. Manajemen termasuk sebagai ilmu karena memenuhi syarat-syarat sebagai ilmu yaitu:
1.      Tersusun secara sistematis dan teratur.
2.      Objektif rasional sehingga dapat dipelajari.
3.      Menggunakan metode ilmiah.
4.       Mempunyai prinsip-prinsip tertentu.
5.      Dapat dijadikan suatu teori
Manajer adalah seorang ilmuan dan sekaligus seniman, yang mengandalkan diri pada ilmu, ia pun harus mempunyai “firasat, keyakinan-keyakinan, kreativitas” dan menguasai cara-cara “penerapannya”. Karena itu seorang yang mempunyai pengetahuan luas tentang manajemen bisa saja gagal dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang manajer yang kompeten, jika ia kurang menguasai art of management (seni manajemen). Manajemen berarti memajukan tiap pekerjaan sedemikian sehingga ia berhasil mencapai kedudukan tertinggi untuk kecakapannya bukan karena favoritisme atau faktor lain yang sama sekali tidak berkaitan dengan jabatan yang dipangkunya.


DAFTAR PUSTAKA

Ali, Faried, Teori dan Konsep Administrasi dari Pemikiran Paragmatik Menuju Redefinisi, Jakarta: Rajawali Pers, 2011
Blogspot (On-line), 2013, Administrasi, Manajemen, dan Kepemimpinan, (On-line)(http://www.leoasratekf17.blogspot.co.id), diakses pada Sabtu, 19 Maret 2019.
Hasibuan, H. Malayu, Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah, Cet. VI, Jakarta: Bumi Aksara, 2007
Hasibuan, Malayu., Manajemen, Dasar, Pengertian, dan Masalah, Cet. IV, Jakarta: CV. Haji Masagung, 1989
Marno, Triyo Supriyatno, Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam, Bandung: Refika Aitama, 2008
Manullang, Dasar-dasar Manajemen, Jakarta : Ghalia Indodesia, 1999, hal 2
Wijayanti, Utami, 2014 (On-line), Filsafat Manajamen, (http://www.utamiwijayanti12.-blogspot.co.id) (On-line), diakses pada Sabtu, 19 Maret 2016.

 


[1] Manullang, Dasar-dasar Manajemen, Jakarta : Ghalia Indodesia, 1999, hal 2
[2] Hasibuan, Malayu, Manajemen, Dasar, Pengertian, dan Masalah, Jakarta: CV. Haji Masagung, 1989, hal. 3
[3] Triyo Supriyatno, Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam, Bandung: Refika Aitama, 2008, hal. 3
[4] Wijayanti, Utami, 2014 (On-line), Filsafat Manajamen, (http://www.utamiwijayanti12.-blogspot.co.id) (On-line), diakses pada Sabtu, 19 Maret 2016, hal. 4

[5] Ali, Faried, Teori dan Konsep Administrasi dari Pemikiran Paragmatik Menuju Redefinisi, Jakarta: Rajawali Pers, 2011, hal. 12

[6]Blogspot, 2013, Administrasi Manajemen dan Kepemimpinan, (On-line) (http://www.leoasratekf17.blogspot.co.id), diakses pada Sabtu, 19 Maret 2019


Makalah Media komunikasi

BAB   I PENDAHULUAN A.    Latar belakang Dalam kehidupan manusia tidak lepas dari komunikasi  baik itu perorangan atau kelompok. Hal...