BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keadaan filsafat manajemen
pendidikan islam menjadikan perdebatan kedudukan dan juga menjadikan
pertanyaan. Apakah hal ini mempunyai kontribusi terhadap pendidikan. Tapi yang
jelas dalam pendidikan saangat dibutuhkan landasan yang ideal dan rasional yang
memberikan pandangan paling mendasar,
menyeluruh dan sistematis tentang hakikat di balik masalah manajemen pendidikan
islam yang akan dihadapi. Dengan demikian filsafat manajemen pendidikan islam
menyumbang analisisnya kepada pendidikan islam tentang hakikat masalah yang
nyata dan rasional yang mengandung nilai-nilai dasar yang dijadikan landasan
atau petunjuk.
Sebagai disiplin ilmu filsafat
manajemen pendidikan islam, filsafat manajemen pendidikan islam mempuunyai
sumber-sumber dasar pijakan yang dijadikan sumber-sumber pijakan dasar yang
dijadikan pijakan operasionalannya. Filsafat manajemen pendidikan islam adalah
lingkup dasar dalam pelaksaan pendidikan.
B. Rumusan Masalah
a. Apa itu filsafat manajemen
pendidikan ?
b. Apa saja faktor-faktor dasar
filsafat manajemen?
c. Apa tujuan manajemen?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Filsafat Manajemen
Secara etimologi filsafat berasal dari bahasa Yunani yang terdiri
atas philein dan spohia. Philein artinya cinta
dan spohia berarti kebijakan.
Filsafat berarti cinta kebijakan. Filsafat juga berarti hasrat, kemauan, atau
keinginan yang sungguh-sungguh akan kebenaran sejati. Jadi, pengertian filsafat
secara umum sebagai ilmu pengetahuan yang mengkaji hakikat segala sesuatu untuk
memperoleh kebenaran. Ilmu pengetahuan tentang hakikat menanyakan apa
hakikat/sari/inti/esensial segala sesuatu.[1]
Hasibuan dalam bukunya mengatakan filafat manajemen adalah
kumpulan pengetahuan dan kepercayaan yang memberikan dasar atau basis yang luas
untuk menentukan pemecahan terhadap masalah-masalah manajer/pemimpin. Filsafat
merupakan kepercayaan, pegangan manajer/pemimpin dalam perjalanan menuju tujuan
yang hendak dicapai. Dengan nilai-nilai yang terkandung seperti: kepribadian,
kebenaran, rasa tanggung jawab, persaudaraan, dan lain-lain.[2]
Filsafat manajemen adalah bagian terpenting dari pengetahuan dan
kepercayaan yang memberikan dasar yang luas untuk menetapkan pemecahan masalah
manajerial. Filsafat manajemen memberikan
dasar bagi pekerjaan seorang manajer. Dalam filsafat manajemen, terkandung
dasar pandangan hidup yang mencerminkan keberadaan, identitas, dan implikasinya
guna mewujudkan efisiensi dan efektivitas dalam pekerjaan manajemen. Untuk
merealisasikan tujuan, diperlukan beberapa faktor penunjang sehingga merupakan
kombinasi terpadu, baik menyangkut individu maupun kepentingan umum.
Menurut Davis dan Filley dalam
Ukas ( 1978) terdapat faktor- faktor dasar dalam filsafat manajemen yang
diperlukan dan memiliki hubungan saling ketergantungan satu sama lain dalam mencapai tujuan.
Faktor-faktor dasar tertentu meliputi hal- hal berikut:
1.
Kepentingan
umum
Hal ini dimaksudkan
bahwa dalam penyelenggaraan suatu organisasi harus terlihat adanya cerminan
deskripsi berbagai kepentingan, baik kepentingan pemilik, manajer, para
bawahan, maupun kepentingan masyarakat lingkungannya.
2.
Tujuan
usaha
Tujuan usaha adalah
perwujudan aktivitas yang spesifik dari organisasi, baik organisasi yang
bertujuan mencari laba maupun organisasi yang tidak bertujuan mencari laba.
Tujuan usaha pada umumnya dapat dikategorikan dalam tiga bentuk, yaitu tujuan
utama, tujuan kedua, tujuan tambahan.
3.
Pimpinan
pelaksana
Pimpinan pelaksana
adalah individu yang memberikan kepercayaan untuk memimpin suatu usaha dengan
menggunakan otoritas yang telah diberikan kepadanya.
4.
Kebijakan
Kebijakan adalah
pernyataan atau ketentuan umum yang menuntun atau menyalurkan pemikiran menjadi
pengambilan keputusan oleh bawahan, serta memberikan arah kemana organiasi tersebut akan
dikemudikan.
5.
Fungsi
Fungsi adalah aktivitas
yang berhubungan dengan tujuan yang akan dicapai. Setiap organisasi sebagaimana
halnya individu pasti memiliki tujuan yang akan dicapai.
6.
Faktor
dasar
Faktor dasar memiliki
faktor-faktor produksi asli atau turunan, baik berupa alam, tenaga, modal,
serta pendukungnya yang merupakan elemen yang harus ada dalam penyelenggaraan
organisasi.
7.
Struktur
organisasi
Struktur organisasi
adalah saluran yang menunjukan hubungan kerja antara manajer dan bawahan dalam melaksanakan
pekerjaan yang disertai dengan otoritas dan tanggung jawab serta kesanggupan
untuk tanggung gugat/mempertanggung-jawabkan (accountability).
8.
Prosedur
Prosedur adalah tahapan
tindakan yang harus ditempuh untuk menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu.
9.
Moral
kerja
Moral kerja adalah
kondisi mental dari individu atau kelompok yang menentukan sikap bawahan dalam
menerima pekerjaan dan pengoperasikannya dengan sebaik-baiknya sesuai dengan
tujuan akhir.[3]
B.
Tujuan
Manajemen
Tujuan
adalah sesuatu hasil yang ingin dicapai melalui proses manajemen. Tujuan yang
dicapai selalu ditetapkan dalam suatu rencana, karena itu hendaknya tujuan
ditetapkan “jelas, realistis, dan cukup menantang” untuk diperjuangkan
berdasarkan pada potensi yang dimiliki. Jika tujuan jelas, realistis, dan cukup
menantang maka usaha-usaha untuk mencapainya cukup besar. Sebaliknya, jika
tujuan ditetapkan terlalu mudah atau terlalu muluk maka motivasi untuk
mencapainya rendah. Jadi, semangat kerja karyawan akan termotivasi, kalau
tujuan ditetapkan jelas, realistis, dan cukup menantang untuk dicapainya.[4]
Setiap
kegiatan yang dilakukan manusia diharapkan dapat mencapai tujuan yang
diinginkan seperti kita ketahui tujuan dalam manajemen sangat penting karena
tujuan tersebut dapat :
1.
Terwujudnya
suasana kerja yang aktif, inobvatif, kreatif, efektif, menyenangkan dan
bermakna bagi para karyawan atau anggota.
2.
Terciptanya
karyawan atau anggota yang aktif mengemangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, keperibadian, kecerdasan,
ahlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan
Negara.
3.
Tercapainya
tujuan yang lebih efektif dan efisien dalam sebuah organisasi.
4.
Terbekalinya
tenaga profesional dengan teori tentang proses dan tugas administrasi
kepemimpinan (tertunjangnya profesi sebagai manajer atau konsultan manajemen).
Berdasarkan tujuan tersebut dapat dipahami bahwa manajemen
memiliki peranan penting dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan sejak
awal. Kesimpulannya bahwa tujuan merupakan hal terjadinya proses manajemen dan
aktivitas kerja, tujuan beraneka macam, tetapi harus ditetapkan secara jelas,
realistis, dan cukup menantang berdasarkan analisis data, informasi, dan
pemilihan dari alternatif-alternatif yang ada. Kecakapan manajer dalam
menetapkan tujuan dan kemampuannya memanfaatkan peluang, mencerminkan tingkat
hasil yang dapat dicapainya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1.
Manajemen
memiliki peranan penting dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan sejak
awal. filafat manajemen adalah kumpulan pengetahuan dan kepercayaan yang
memberikan dasar atau basis yang luas untuk menentukan pemecahan terhadap
masalah-masalah manajer/pemimpin.
2.
Filsafat
manajemen adalah kumpulan pengetahuan dan kepercayaan yang memberikan dasar atau
basis yang luas untuk menentukan pemecahan terhadap masalah-masalah
manajer/pemimpin
3.
Dalam
filsafat manajemen, terkandung dasar pandangan hidup yang mencerminkan
keberadaan, identitas, dan implikasinya guna mewujudkan efisiensi dan
efektivitas dalam pekerjaan manajemen.
DAFTAR PUSTAKA
Ali,
Faried, Teori dan Konsep Administrasi dari Pemikiran Paragmatik Menuju
Redefinisi, Jakarta: Rajawali Pers, 2011
Bakry, . 2001. Logika Praktis Dasar Filsafat dan
Sarana Ilmu. Yogyakarta : Penerbit Liberty, 2001
Handoko, T,
Hani, Manajemen : Edisi 2, Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2003
Manullang,
M, Dasar-dasar Manajemen, Jakarta : Ghalia Indodesia, 1999
[1] Ali, Faried, Teori dan Konsep
Administrasi dari Pemikiran Paragmatik Menuju Redefinisi, Jakarta: Rajawali
Pers, 2011
[2] Bakry, .
2001. Logika Praktis Dasar Filsafat dan Sarana Ilmu. Yogyakarta :
Penerbit Liberty,
2001, hal. 2