Monday, November 25, 2019

makalah sistem informasi pendidikan


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Menurut islam Pendidikan adalah memberi corak hitam putihnya perjalanan hidup seseorang. Oleh karena itu ajaran islam menetapkan bahwa pendidikan merupakan salah satu kegiatan yang wajib hukumnya bagi pria dan wanita, dan berlangsung seumur hidup, semenjak dari buaian hingga ajal datang.
Dalam melaksanakan pendidikan, diperlukan adanya faktor-faktor pendidikan yang ikut menunjang berhasilnya atau tidaknya pendidikan itu. Oleh karena itu, dalam melaksanakan pendidikan ada beberapa faktor pendidikan yang perlu mendapat perhatian sebaik-baiknya.
Dari uraian diatas penulis akan membahas tentang pendidikan dan faktor-faktornya, yakni meliputi pengertian pendidikan secara umum, pendidikan menurut para tokoh serta faktor-faktor yang mendorong keberhasilan suatu pendidikan serta uraiannya.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa saja faktor-faktor Pendidikan ?
2.      Apa saja faktor-faktor Pembelajaran ?

C.    Tujuan Masalah
1.      Mengetahui faktor-faktor pendidikan.
2.      Mengetahui faktor-faktor Pembelajaran.





BAB II
PEMBAHASAN

A.    Faktor-Faktor Pendidikan
Dalam aktivitas pendidikan, ada beberapa faktor pendidikan yang dapat membentuk pola interaksi atau saling mempengaruhi. Adapun faktor-faktor pendidikan tersebut, meliputi adanya tujuan yang ingin dicapai, adanya tenaga pendidik, adanya peserta didik, tersedianya material ajar (kurikulum), terbentuknya metode ajar, dan terkondisinya situasi lingkungan pembelajaran yang kondusif.[1]
1.      Faktor Tujuan
Kegiatan apapun bentuk dan jenisnya sadar atau tidak sadar selalu diharapkan kepada tujuan yang ingin dicapai. Bagaimanapun segala sesuatu atau usaha yang tidak mempunyai tujuan tidak akan mempunyai arti apa-apa, dengan demikian tujuan merupakan faktor yang sangat menentukan. Secara singkat dikatakan bahwa tujuan Pendidikan Nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya.
1.        Fungsi tujuan bagi pendidikan
a.       Sebagai arah pendidikan.
Tanpa adanya semacam antisipasi (pandangan ke depan) kepada tujuan, penyelewengan akan banyak terjadi, demikian pula kegiatan-kegiatannya pun tidak akan efisien. Dalam hal ini tujuan akan menunjukan arah dari suatu usaha. Sedangkan arah tadi menunjukan jalan yang harus ditempuhdari situasi sekarang kepada situasi berikutnya.

b.      Tujuan sebagai titik akhir.
Suatu usaha tentu saja mengalami permulaan serta mengalami pula akhirnya. Mungkin saja ada usaha yang terhenti dikarenakan seatu kegagalan mencapai tujuan, namun usaha itu belum bisa dikatakan telah berakhir. Pada umumnya, suatu usaha baru berakhir jika tujuan akhirnya telah tercapai.

c.       Tujuan sebagai titik pangkal mencapai tujuan lain.
Apabila tujuan merupakan titik akhir dari suatu usaha, maka dasar ini merupakan titik tolaknya, dalam arti bahwa dasar tersebut merupakan fundamen yang menjadi alas permulaan suatu usaha. Dengan demikian, antara dasar-dasar dan tujuanterbentanglah garis yang menunjukan arah bergeraknya usaha tersebut, serta dasar dan tujuan pendidikan merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan antara yang satu dengan yang lain.

d.      Memberi nilai pada usaha yang dilakukan.
Dalam konteks usaha-usaha yang dilakukan, kadang-kadang didapati tujuannya yang lebih luhur dan lebih mulia dibandingkan yang lainnya. Semua itu terlihat apabila berdasarkan nilai-nilai tertentu.
Pendidikan berlangsung dalam proses panjang yang pada akhirnya mencapai tujuan umum atau akhir yaitu kedewasaan. Tujuan yang bersifat umum ini akan dicapai melalui pencapaian tujuan-tujuan yang khusus. Menurut seorang ahli pendidikan Langeveld mengemukakan macam-macam tujuan pendidikan yaitu:
a)    Tujuan umum.
Merupakan tujuan yang menjiwai pekerjaan mendidik dalam segala waktu dan keadaan. Tujuan umum ini dirumuskan dengan memperhatikan hakekat kemanusiaan yang universal.
b)   Tujuan khusus.
Merupakan pengkhusus dari tujuan umum di atas dasar beberapa hal, diantaranya: terdapatnya perbedaan individual anak didik, perbedaan lingkungan keluarga atau masyarakat, perbedaan yang berhubungan dengan tugas lembaga pendidikan, perbedaan yang berhubungan dengan pandangan falsafah hidup suatu bangsa.
c)    Tujuan tak lengkap.
Adalah tujuan yang hanya mencakup salah satu aspek kepribadian. Tujuan tak lengkap ini merupakan bagian dari tujuan umum yang melingkupi perkembangan seluruh sapek kepribadian.

d)   Tujuan sementara.
Perjalanan untuk mencapai tujuan umum tidak dapat dicapai secara sekaligus, karenanya perlu ditempuh setahap demi setahap, setingkat demi setingkat. Tingkatan yang diupayakan untuk menuju tujuan akhir itulah yang dimksuddengan tujuan sementara.
e)    Tujuan incidental.
Merupakan tujuan yang bersifat sesaat, karena adanya situasi yang terjadi secara kebetulan, kendatipun demikian tujuan ini tidak terlepas dari tujuan umum.
f)    Tujuan intermedia atau perantara.
Merupakan tujuan yang dilihat sebagai alat dan harus dicapai lebih dahulu demi kelancaran pendidikan selanjutnya.

2.      Faktor Pendidik
Pendidik ialah semua yang mempengaruhi perkembangan seseorang. Dalam hal ini kita dapat membedakan pendidikan itu menjadi 2 kategori, yaitu:
1)      Pendidik menurut kodrati, yaitu orang tua.
2)      Pendidik menurut jabatan yaitu guru.
Pendidik yang bersifat kodrati dan sebagai orang tua wajib pertama sekali memberikan didikan kepada anaknya, selain asuhan, kasih sayang, perhatian dan sebagainya. Dalam perspektif islam, orang tua adalah pendidik yang paling bertanggung jawab. Seperti didalam Al-Qur’an Allah berfirman :
“Jagalah dirimu dan ahli familimu dari ancaman api neraka”
Sedangkan pendidikan menurut jabatan, yaitu guru. Guru adalah sebagai pendidik yang menerima tanggung jawab dari tiga pihak yaitu orang tua, masyarakat dan Negara. Tanggung jawab dari orang tua diterima guru atas kepercayaan yang mampu memberikan pendidikan dan pengajaran dan diharapkan pula dari pribadi guru dapat memancarkan sikap-sikap yang normatif baik, sebagai kelanjutan dari sikap dan sifat orang tua pada umumnya.



Karakteristik yang harus dimiliki pendidik dalam melaksanakan tugasnya dalam mendidik, yaitu :
a. Kematangan diri yang stabil, memahami diri sendiri, mandiri, dan memiliki nilai-nilai kemanusiaan.
b. Kematangan sosial yang stabil, memiliki pengetahuan yang cukup tentang masyarakat, dan mempunyai kecakapan membina kerjasama dengan orang lain.
c. Kematangan profesional (kemampuan mendidik), yaitu menaruh perhatian dan sikap cinta terhadap anak didik serta mempunyai pengetahuan yang cukup tentang latar belakang anak didik dan perkembangannya, memiliki kecakapan dalam menggunkan cara-cara mendidik.

3.      Faktor Peserta Didik
Adalah orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan. Peserta didik sebagai manusia yang belum dewasa merasa tergantung kepada pendidikannya, peserta didik merasa bahwa ia memiliki kekurangan-kekurangan tertentu, ia menyadari bahwa kemampuan masih sangat terbatas dibandingkan denga kemampuan pendidiknya.
Istilah murid mengandung kesungguhan belajar, memuliakan guru. Dalam bahasa Indonesia ada tiga sebutan untuk pelajar yaitu murid, anak didik, dan peserta didik.
Sa’id Hawwa menjelaskan adab dan tugas murid (yang dapat juga disebut sifat-sifat murid) adalah sebagai berikut ini :
ü  Murid harus mendahulukan kesucian jiwa sebelum yang lainnya.
ü  Murid harus mengurangi keterikatannya dengan kesibukan duniawiyah.
ü  Tidak sombong terhadap orang yang berilmu.
ü  Menjaga diri dari mendengarkan perbedaan pendapat.
ü  Mendahulukan ilmu yang paling dahulu untuk dirinya.
ü  Tidak menekuni banyak ilmu sekaligus.
ü  Tidak memasuki ilmu yang baru sebelum menguasai yang sebelumnya.

4.      Faktor Alat Pendidikan
Yang dimaksud dengan alat pendidikan adalah sutu tindakan atau situasi yang sengaja diadakan untuk tercapainya suatu tujuan pendidikan tertentu. Alat pendidikan merupakan faktor pendidikan yang sengaja dibuat dan digunakan demi mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan.
Pada dasarnya yang dinamakan alat ini luas sekali artinya, karena itu dalam hal ini perlu pembatasan dalam beberapa persoalan saja, dalam konteks prespektif yang lebih dinamis, alat tersebut disamping sebagai perlengkapan, juga merupakan pembantu dalam mempermudah terlaksanaanya tujuan pendidikan.[2]
Alat-alat pendidikan itu sendiri terdiri dari bermacam-macam, antara lain: hukuman dan ganjaran, perintah dan larangan, celaan dan pujian, hukuman serta kebiasaan.[3]
Termasuk juga sebagai alat pendidikan diantaranya: keadaan gedung sekolah, keadaan perlengkapan sekolah, dan kedaan alat-alat dan fasilitas-fasilitas lainnya.
Oleh karena itu dalam memilih alat pendidikan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
ü  Tujuan yang ingin dicapai.
ü  Orang yang menggunakan alat.
ü  Untuk siapa alat itu digunakan.

5.      Faktor Metode Pendidikan
Agar interaksi dapat berlangsung baik dan tercapai tujuan, maka disamping dibutuhkan pemilihan materi pendidikan yang tepat, perlu dipilih metode yang tepat pula. Metode adalah cara menyampaikan materi untuk mencapai tujuan pendidikan.
Sebagaimana telah dinyatakan, bahwa guru tidak boleh memberi pengaruh kepada pelajar dengan metode yang hanya akan merusak fitrah murid-muridnya, sesuai dengan hadits rasulullah:
“Allah tidak mengutusku untuk membuat kerusakan atau perbuatan yang tidak ada gunanya, melainkan mengutusku untuk mengajar dan melakukan hal-hal yang mudah”.

6.      Faktor Lingkungan
Adalah yang meliputi kondisi dan alam dunia yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku, pertumbuhan dan perkembangan manusia. Meskipun lingkungan tidak bertanggung jawab terhadap kedewasaan anak didik, namun merupakan faktor yang sangat menentukan yaitu pengaruhnya yang sangat besar terhadap anak didik, sebab bagaimanapun anak tinggal dalam suatu lingkungan yang disadari atau tidak pasti akan mempengaruhi anak.
Pada dasarnya lingkungan mencakup beberapa hal, yaitu:
ü  Tempat (lingkungan fisik); keadaan iklim, keadaan tanah, keadaan alam.
ü  Kebudayaan (lingkungan budaya); dengan warisan budaya tertentu bahasa, seni, ekonomi, ilmu pengetahuan, pandangan hidup, keagamaan.
ü  Kelompok hidup bersama (lingkungan sosial atau masyarakat) keluarga, kelompok bermain, desa,dan perkumpulan.
Dilihat dari segi anak didik, tampak bahwa anak didik secara tetap hidup di dalam lingkungan masyarakat tertentu tempat mengalami pendidikan. Menurut Ki Hajar Dewantara, lingkungan-lingkungan tersebut meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan organisasi pemuda, yang ia sebut dengan tri pusat pendidikan.
Untuk melaksanakan pendidikan islam didalam lingkungan ini perlu kiranya diperhatikan factor-faktor yang ada didalamnya sebagai berikut :
1.      Perbedaan lingkungan keagamaan, sesuai dengan QS. Al-hujurat : 13.
Adapun lingkungan yang dapat memberi pengaruh terhadap anak didik dapat dibedakan menjadi tiga kelompok yakni :
ü  Lingkungan yang acuh tak acuh terhadap agama.
ü  Lingkungan yang berpegang teguh kepada tradisi agama tetapi tanpa keinsafan batin.
ü  Lingkungan yang mempunyai tradisi agama dengan sadar dan hidup dalam lingkungan agama.
2.      Latar belakang pengenalan anak tentang keagamaan.
Salah satu tugas bagi seorang guru ialah menyiapkan anak agar dapat mencapai tujuan hidupnya yang utama, yaitu menyiapkan diri untuk masa yang akan datang.
Dengan demikian agar tidak menimbulkan keraguan-keraguan terhadap anak didik akan agama ini, maka sejak kecil sebelum menginjak usia sekolah harus ditanamkan keagamaan. Sebab anak pada saat yang demikian ini adalah keadaan masih bersih dan mudah dipengaruhi atau dididik ia ibarat kertas putih bersih belum ada coretan tinta sedikitpun. Sebagai mana hadits nabi SAW.
ما من مو لو د الا يو لد علي الفطرة فا بوا ه يهودا نه او ينصرانه او يمجسانه (رواه مسلم)
Artinya : “Tidaklah anak yang dilahirkan itu kecuali telah membawa fitrah (kecenderungan untuk percaya kepada Allah), maka kedua orang tuanyalah yang menjadikan anak tersebut beragama yahudi, nashrani, majusi. (HR. Muslim).

B.     Faktor-faktor Pembelajaran
Pembelajaran pada dasarnya adalah proses penambahan informasi dan kemampuan baru. Ketika berpikir informasi dan kemampuan apa yang harus dimiliki siswa, maka pada saat itu juga semestinya berpikir strategi apa yang harus dilakukan agar semua itu dapat tercapai secara efektif dan efisien.[4]
Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan strategi pembelajaran adalah sebagai berikut.

1.      Faktor Tujuan Pembelajaran
Tujuan merupakan faktor yang paling pokok, sebab semua faktor yang ada di dalam situasi pembelajaran, termasuk strategi pembelajaran, diarahkan dan diupayakan semata-mata untuk mencapai tujuan. Tujuan pengajaran menggambarkan tingkah laku yang harus dimiliki mahasiswa setelah proses pembelajaran selesai dilaksanakan. Tingkah laku tersebut dalam dikeleompokkan ke dalam kelompok pengetahuan (aspek kognitif), keterampilan ( aspek psikomotorik ), dan sikap ( aspek afektif ).[5]
2.      Faktor Materi Pembelajaran
Dilihat dari hakikatnya, ilmu atau materi pelajaran memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Karakteristik ilmu atau materi pelajaran membawa implikasi terhadap penggunaan cara dan teknik dalam pembelajaran.
Secara teoritis di dalam ilmu atau materi terdapat beberapa sifat materi, yaitu fakta, konsep, prinsip, masalah, prosedur (keterampilan), dan sikap (nilai).[6]

3.      Faktor Siswa
Siswa sebagai pihak yang berkepentingan di dalam proses pembelajaran, sebab tujuan yang harus dicapai semata-mata untuk mengubah perilaku siswa itu sendiri. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan ialah jumlah siswa yang terlibat di dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini perlu dipertimbangkan bahwa:
a.       Siswa sebagai keseluruhan. Dalam arti segala aspek pribadinya diperhatikan secara utuh.
b.      Siswa sebagai pribadi tersendiri. Setiap siswa memiliki perbedaan dari yang lain dalam hal kemampuan, cara belajar, kebutuhan, dan sebagainya, yang berkaitan erat dengan proses pembelajaran.
c.       Tingkat perkembangan siswa akan mempengaruhi proses pembelajaran.

4.      Faktor Fasilitas
Faktor fasilitas turut menentukan proses dan hasil belajar. Misalnya, jika guru atau dosen merencanakan akan menggunakan metode demonstrasi dalam mengajarkan suatu keterampilan kepada mahasiswa dengan menggunakan alat pembelajaran yang telah ditetapkan. Akan tetapi, jika ternyata alatnya kurang lengkap atau sama sekali tidak ada, maka proses yang telah direncanakan tidak dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya dan hasilnya tidak akan tercapai sesuai yang diharapkan.

5.      Faktor Waktu
Faktor waktu dapat dibagi dua, yaitu yang menyangkut jumlah waktu dan kondisi waktu. Hal yang menyangkut jumlah waktu adalah berapa jumlah jam pelajaran yang tersedia untuk proses pembelajaran. Sedangkan yang menyangkut kondisi waktu ialah kapan pembelajaran itu dilaksanakan. Pagi, siang, sore atau malam, kondisinya akan berbeda. Hal tersebut akan berpengaruh terhadap proses pembelajaran yang terjadi.

6.      Faktor Guru
Faktor guru adalah salah satu faktor penentu, pertimbangan semua faktor di atas akan sangat bergantung kepada kreativitas guru. Dedikasi dan kemampuan gurulah yang pada akhirnya mempengaruhi proses pembelajaran.



BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

A.    Faktor-faktor Pendidikan :
1.      Faktor tujuan
2.      Faktor pendidik
3.      Faktor peserta didik
4.      Faktor Alat Pendidikan
5.      Faktor metode pendidikan
6.      Faktor lingkungan

B.     Faktor-faktor Pembelajaran :
1.      Faktor tujuan pembelajaran
2.      Faktor materi pembelajaran
3.      Faktor siswa
4.      Faktor Fasilitas
5.      Faktor waktu
6.      Faktor guru








DAFTAR PUSTAKA

Wina Sanjaya, Strategi pembelajaran...op.cit.
Toto Fathoni dan Cepi Riyana, “Komponen-Komponen Pembelajaran”, dalam Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2011.
Hamdani, Dasar-Dasar Kependidikan, Bandung : Pustaka Setia, 2011.
 


[1] Moh. Rosyid, Ketimpangan Pendidikan: Langkah Awal Pemetaan Patologi Pendidikan di Indonesia, (Kudus : Stain Kudus Press, 2006), h. 8.
[2] Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1995), h. 181.
[3] Ibid.
[4] Wina Sanjaya, Strategi pembelajaran...op.cit., hlm. 129.
[5] Toto Fathoni dan Cepi Riyana, “Komponen-Komponen Pembelajaran”, dalam Kurikulum dan Pembelajaran dalam Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2011), hlm. 154.
[6] Ibid., hlm. 155

Makalah Media komunikasi

BAB   I PENDAHULUAN A.    Latar belakang Dalam kehidupan manusia tidak lepas dari komunikasi  baik itu perorangan atau kelompok. Hal...